Satu

1.2K 72 35
                                    

Happy Reading...

Jakarta.

"Yeay..." Sorak sorak gembira seluruh siswa dan siswi SMA Negeri 68 Jakarta Pusat.

Iya Hari ini adalah hari kelulusan di sekolah, tidak di sangka aku sebentar lagi sudah mau menjadi mahasiswi.

"Selamat Naara..  kamu memang yang terbaik" ucap kedua sahabat ku bersamaan sambil memeluk ku.

"Selamat untuk apa?" Tanyaku keheranan.

"Astaga Naara kebiasaan deh" ucap Aileen.

"Udah ah, banyak mikir Lo" sahut Zaline sambil menarik tangan ku menuju kerumunan remaja putih abu-abu itu.

"Lihat nih, loh lulusan terbaik Naara" ucap Aileen dengan nada geramnya.

"Oh .." jawabku singkat.

"Oh doang?" Tanya Zaline yang ku jawab dengan anggukan.

"Please deh Naara.." sahut Aileen tambah geram.

"Udah ah, pergi yuk" ajakku "sumpek ah yuk" ucapku sambil melangkah membelah kerumunan mereka.

"Kebiasaan tuh anak" ucap Aileen.

Aku tidak terlalu bahagia mendengar nya, karena Daddy sudah berjanji kalau aku lulus dengan nilai terbaik akan langsung mengirim aku ke London untuk melanjutkan studi ku disana. Aku kan gak mau, tapi daddy tetap memaksaku.

Sebenarnya aku juga ingin melanjutkan ke luar negeri tapi aku merasa berat harus meninggalkan Mommy, daddy juga serta adik laki-lakiku dan juga adikku yang masih berada perut mommy. Aku dan adikku memiliki selisih usia kurang dari 2 tahun, untuk adik kedua ku ini aku belum tau jenis kelaminnya jadi aku hanya bisa memanggil nya dengan baby.

Sungguh aku sangat menyayangi mereka semua, maka dari itu aku tidak ingin Meninggalkan mereka terutama Mommy. Aku gak sanggup kalau harus berpisah dengannya siapa yang akan menjaga yang akan menemaninya, siapa lagi kalau bukan aku. Daddy sibuk di kantor dan adik laki-laki ku juga sibuk dengan studi nya. Jadi biasanya selalu aku yang menemani Mommy selepas sekolah.

Saat ini aku duduk di bangku taman sekolah sendirian, merenungi apa yang akan terjadi nanti. Sungguh aku ingin berteriak, aku tidak bisa harus jauh dari Mommy. Tidak bisakah Daddy merubah rencananya aku ingin sekali meneruskan disini, kenapa sih harus aku yang menjadi lulusan terbaik di sekolah. Bukannya aku tidak mensyukuri tapi aku tidak mau harus berpisah negara, sepertinya aku gak akan sanggup dari dulu aku belum pernah di tinggal mommy sama daddy.

"Lo kenapa sih Ra" tanya Zaline.

"Gpp.." jawabku singkat.

"Masak Lo gak seneng sih dengar nya" tanya lagi Aileen.

Aku hanya menjawab dengan gelengan pelan.

"Astaga Ra, sebenarnya apa sih yang ada di otak cantik lo" tanya Aileen, dia teman yang paling cerewet dia antara kami bertiga.

"Sudahlah leen, mungkin Naara punya alasan tertentu" sanggah Zaline, iya dia orang yang begitu mengerti aku dibandingkan Aileen tapi meski begitu aku menyayangi mereka karena mereka yang sudah menemani aku dari awal disini aku beruntung memiliki mereka.

*****

Aku memarkirkan mobilku di pekarangan rumah, segera ku keluar dengan perasaan yang tak dapat ku artikan, aku lelah, aku ingin menangis dan berteriak sekencang mungkin. Oh iya aku ke sekolah memang memakai mobil pribadi, itu semua juga keinginan daddy dan juga hadiah dari daddy saat ulang tahunku yang ke tujuh belas tahun.

Naara (Sequel Dear Mommy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang