Dua

745 71 21
                                    

Happy Reading...

Hari ini sungguh sangat melelahkan bagiku, bagaimana tidak dari pagi sudah berada di sekolah untuk persiapan melaksanakan party kelulusan di weekend besok. Dengan sederet acara yang cukup menguras tenaga ku, aku memutuskan untuk pulang lebih awal, tidak ku hiraukan ajakan mereka yang mengajak ku nongkrong atau hanya sekedar berbicara. Karena yang hanya ada pikiran ku kali ini hanya air dan kasur.

"Yakin Lo gak ikut Ra?" Tanya Aileen memastikan.

"Iya, gue capek banget hari ini" jawabku.

"Yakin Ra?" Kali ini Zaline yang bertanya.

"Iya, kalian pergi dah sana have fun guys" ucapku tersenyum sambil berlalu meninggalkan mereka berdua.

"Kenapa sih dengan anak itu" tanya Aileen penasaran.

"Udah biarin aja, mungkin dia lagi capek beneran" jawab Zaline, yang masih bisa aku dengar dari jauh.

Aku terus menyusuri lorong gedung sekolah aku ingin secepatnya tiba di parkiran, rasanya tubuhku sudah benar benar merindukan kasur. Namun sapaan seseorang dari belakang menghentikan langkahku seperti nya aku mengenali suara itu.

"Hei Ra,_" sapa Keano padaku, Keano itu cowok yang selalu mengejar ku sejak aku kelas XI dia tak pernah lelah mengejarku padahal aku sudah jelas menolaknya, semakin aku menolaknya semakin keras juga dia mengejarku.

"Iya Hei" jawabku tetap profesional gak mau seakan-akan aku sombong atau apa.

"Mau pulang yah? Pulang bareng gue yuk" ajaknya padaku sedang senyum apa lah itu arti aku tidak tau, aku meringis sendirian melihat tingkahnya. Dia sebenarnya laki-laki atau bukan sih.

"Gak usah, gue bawa mobil sendiri noh" ucapku sambil melalui nya. Tak ayal berhenti justru dia semakin mengejar ku.

"Ayo lah Ra," ucapnya menghadang jalanku.

"Idih, Lo budeg apa gimana sih? Lama lama gue timpuk pakek sepatu tu mulut" ucapku geram.

"Kasar banget Lo jadi cewek" ucapnya masih dengan mengikuti jalanku di sampingku setelah tadi aku menghindar darinya "jangan gitu, nanti Lo jatuh cinta sama gue" ucap nya percaya diri.

"Amit amin coy, udah pergi sana gue bisa mabok dekat Lo" ucap ku semakin geram, dengan langkah cepat ku raih pegangan pintu dan langsung menyelinap masuk.

"Awas saja yah Ra, gue sumpahin Lo jatuh cinta sama gue" ucapnya sambil tersenyum miring.

"Benar benar gila tuh anak" gumamku.

Tanpa pikir panjang aku langsung menginjak pedal gas, aku ingin segara meninggalkan orang itu dan bertemu dengan mommy. Aku selalu saja merindukannya, wanita kuat panutanku, pembelaku. Semoga tuhan selalu melindung mommy dan mekindung keluarga kecil ku.

Oh iya, untuk masalah studi ku Daddy masih bersih keras menuntut ku melanjutkan ke London. Aku tidak punya pilihan lain selain mengiyakan nya, mungkin Daddy sudah tau mana yang terbaik untukku. Waktu itu aku sudah hampir menangis, tapi dengan penuh cinta mommy memberi ku pengertian dan pada akhirnya aku menyetujui nya.

"Oke Naara setuju dad" ucapku pelan sambil menunduk.

"Yakin?" Tanya Daddy padaku yang hanya aku jawab dengan anggukan.

"Makasih yah sayang, Daddy lakuin ini demi kebaikan Naara kok" ucap Daddy sambil memelukku, terpancar jelas raut bahagia di wajah Daddy.

"Iya dad, tapi nanti mommy kalau udah mau lahiran Naara pulang yah" ucapku memohon dalam pelukan Daddy.

Naara (Sequel Dear Mommy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang