Typo bertebaran 😅 tidak di edit 🙏
Happy Reading..
"Maaf telat" ucap seseorang itu, Suara yang sudah lama aku rindukan dengan segera aku menoleh ke asal suara itu. Tubuhku menegang, darah ku seperti sudah berhenti mengalir, dadaku sesak badan ku lemas. Aku sudah seperti terhantam petir di siang bolong.
"Weh, jadi ini urusannya" ledek Om Jojo ketika melihat dua orang beda jenis datang dengan tangan yang saling menyatu dan tersenyum merekah, sepertinya mereka sangat bahagia.
Tak mendengar kan ledekan orang sekitar dua orang malah mencari tempat kosong untuk duduk. Tapi sebelumnya mereka bertegur sapa dan bersalim dengan berpura-pura tuli.
"Adek bontot gue udah besar ternyata.." sapa kak Nio mendekati aku dan mengacak rambutku dengan sebelah tangannya, sedangkan tangan satu masih setia digunakan untuk menggenggam tangan wanita yang entah siapa itu aku tak tau dan aku rasa aku pun tak mau tau.
"Ish, berantakan kan" kesal ku, untuk menyembunyikan perasaan ntah apa itu yang jelas aku tidak suka melihatnya.
Mereka terus menelusuri setiap orang yang ada ditempat itu, memberi salam dan senyum manis mereka. Oke aku akui kalau wanita itu sangat cantik, pantas saja kak Nio hanya menganggap ku sebagai adik.
"He'em.." suara om Marcus "monmaap itu tangan kapan di lepas" ledek om Marcus pada anak semata wayangnya itu. Semua orang malah tertawa mendengar ledekan om Marcus gak lucu sih menurutku.
Buru-buru wanita itu melepaskan tautan tangannya dari kak Nio dan berjalan dan memposisikan diri untuk duduk di samping manusia es itu, langsung memeluk dari samping untuk menyembunyikan wajah memerah nya.
"Dih.. nih wanita apa-apaan dah main nemplok sana sini" batinku masih tetap memperhatikan "manusia es itu kenapa diem aja sih.. bener-bener dah" lanjutku.
"Apaan sih de.." oke ini ketiga kalinya dia berbicara setelah sekian lama berada di ruangan ini. Tapi tunggu apa katanya tadi "de" sungguh ini membuat ku bingung, seperti orang bodoh berada di keramaian diriku saat ini.
"Dareen mana nih?" Tanya kak Nio mungkin dia sedang berusaha mengalihkan pembicaraan.
"Mungkin dikamarnya.." jawab Daddy.
"Yah, ngapain mendekam sih om.. tuh anak kebiasaan" sahut kak Nio.
"Gitu gitu dia yang paling usil dan manja.." aku mommy yang di jawab anggukan Daddy dan kak Nio.
"Hmm gini.. gimana kalau acaranya di percepat" tiba-tiba om Marcus memberi pertanyaan itu entah kepada siapa jangan bilang sama Daddy.
"Acara apaan nih..?" Tanya Daddy, oh jadi Daddy juga belum mengetahui.
Entah kenapa tiba-tiba aku merasakan hal aneh, padahal om Marcus belum memberitahu acara apa itu jangan bilang...
"Iya boleh tuh.." jawab om Jojo.
Aku mulai mengerti pernyataan ok marcus itu tujukan pada om Jojo. Ku lihat Tante Agnes dan Tante shanju saling melempar senyum, senyum kebahagiaan. Ku lirikan matamu pada kak Nio yang juga tersenyum bahagia, sepertinya aku belum pernah melihat kak Nio tersenyum bahagia seperti ini. Sampai akhirnya mataku bertemu dengan manusia kutub Utara itu yang masih setia di peluk wanita itu.
"Kalau Minggu depan gimana?" Tanya om Marcus "kita adakan di salah satu hotel milik Kevin gimana?" Sambungnya.
"Boleh sih, tapi acara apaan sih yang kalian rencanakan" tanya Daddy kali ini.
"Gini loh, berhubung Nio dan Rien Sudah lama menjalin hubungan kita sepakat untuk mengadakan acara pertunangan mereka" jelas om Jojo "kebetulan emang si Nio pengen banget ngadain acara ini di Jakarta" sambungnya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Naara (Sequel Dear Mommy)
RomanceTerkadang memang ada banyak hal yang memungkinkan untuk membuat hati hancur, bahkan menjadikan jiwa goyah namun semuanya pasti terdapat hal baik setelahnya. Namun keputusasaan yang biasanya timbul ketika sedang di rundung masalah biasanya akan membu...