"Aku sudah memeriksanya. Kita membutuhkan autopsi"
"Anda yakin akan melakukannya?"
"Sure. Karena dia tidak beridentitas, jadi tidak perlu menunggu ijin dari siapapun. Siapkan semuanya, aku berangkat bersama ambulance".
"Dimengerti, Letnan Choi".
Tengah malam.
Angin berhembus kencang disertai dengan butiran besar air hujan membasahi Seoul. Memasuki akhir tahun, hawa dingin sudah mulai terasa. Disinilah team penuntasan Kasus Kriminal 'Dragon Six' berada, disebuah hutan didekat pinggiran kota.
Sebuah mobil dengan lampu menyala berhenti ditengah jalan setapak dengan seorang mayat lelaki tanpa identitas masih berada disana.
"Letnan Choi, ambulance datang".
"Baiklah , angkat mayatnya perlahan. Jangan tutup luka apapun, kita beriringan ke rumah sakit".
"Dimengerti, pak!" Seru semua anggota regu pada malam itu.
Sirine ambulance dan mobil polisi terdengar bersahutan menggema dijalanan. Jongho, ketua tim khusus pemecahan kasus kriminal Seoul sedang sangat sibuk hari itu.
Dia baru saja menuntaskan kasus siang ini, malamnya dia mendapat laporan adanya kejadian pembunuhan lain. Pria berkulit tan tersebut meregangkan ototnya perlahan. Memijit sebagian lehernya yang lelah.
"Anda lelah, pak?" Ucap Woojin sambil fokus menyetir. Ternyata hanya kekehan dari ketuanya yang ia dapat. Sambil mengerutkan kening, Woojin menengok pada lelaki sisampingnya itu.
"Hahah, tidak. Hanya sedikit meregangkan otot saja. Tidak perlu khawatir terlalu banyak padaku". Balas Jongho sambil memberi tepukan di bahu Woojin.
"Anda tidak tidur dengan teratur satu minggu ini, dan anda menginap dikantor, pak. Tidak ada tempat yang nyaman untuk tidur dikantor kecil kita". Tambahnya.
Jongho hanya tersenyum menanggapi, lagi-lagi dia mengusap bahu anggota timnya tersebut. Tanpa berniat membalas ucapan Woojin, Jongho hanya tersenyum dan memperhatikan jalanan. Dia tidak mau ada orang khawatir tentang dirinya. Dia merasa bisa mengatasi segalanya sendiri.
ʙᴇɢɪɴɴɪɴɢ ᴏꜰ ᴛʜᴇ ᴇɴᴅ
Jongho, dan timnya masih melakukan autopsi mayat tidak dikenal yang mereka tangani tadi. Pria bermarga Choi tersebut berhasil mengeluarkan dua peluru masing masing dari kepala dan dada korban.
Dengan perlahan ia mengangkat proyektil tersebut dan dilihatnya baik baik. Proyektil berwarna kuning keemasan tersebut sudah pecah didalam tubuh korban.
"5,7 x 28 mm. FN-Five Seven". Ucap Jongho enteng, sambil menaruh proyektil tersebut ke mangkuk alumunium kecil dimeja bedahnya.
"Dia dibunuh dari jarak yang cukup dekat. Dan dia dibuang". Ucapan Jongho membuat timnya memandangnya dengan segala pertanyaan.
"Itu berarti, dia tidak tewas ditempat pak?" Pertanyaan Changbin sungguh mewakili segala pertanyaan anggota tim itu.
"Tidak. Ada jejak darah yang ditemukan di lokasi. Jika dia tewas ditempat, seharusnya darah tidak berceceran disana, dan akan cenderung menggumpal disekitar tubuh korban". Woojin yang menjawab pertanyaan kali ini.
"Apakah ada kemungkinan korban mencoba melarikan diri sampai tempat dia ditemukan? Bisa saja dia memiliki kesempatan untuk melarikan diri?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Beginning of the End [ Jongho X Yeosang ]
Fiksi PenggemarSegala sesuatu memiliki resiko. Pengorbanan untuk mendapatkan sebuah kebenaran yang ternyata amat sangat menyakitkan. Sebuah kisah dimana Cinta tak mampu terasa karena tenggelam akan rumitnya kenyataan. Pemecahan kasus kriminal. Teka teki. Melibatk...