you are...

17 3 1
                                    

Aku bahkan tak mengingat saat kemarin. Aku bahkan tak mau mengingatnya. Aku takut terlalu percaya diri.

    "Clara, ngapain Lo ngelamun?"

Aku tersentak kaget saat mendengar suaranya. Aku bahkan masih mengingat kejadian kemarin. Tentang bagaimana ia memperlakukanku sebagai seorang sahabat / teman. Maksudku lebih dari itu.

   Aaaarrggghh... Aku bahkan tak bisa berbicara dengan lancar seperti biasanya. Terlebih lagi saat aku...

    "Calra?! Hey!! Kau baik?"

  Sekali lagi lamunanku terbuyarkan olehnya.

     "Ya baik dong..." Jawabku sombong, padahal utus salah. Akut tak sebaik mimik wajahku. Hanya saja aku meragukan hari kemarin saat di sekolah.

   Mereka bertengkar karena selalu memperlakukanku bagai pasangan kekasih. Tetapi tunggu, mengapa Michael marah? Bukannya dia senang karna aku mendapatkan lelaki yang tampan dan populer? Meski tak sepopuler dirinya?!.

  "Benarkah? Kalau begitu mau mengelilingi mall ini bersamaku?"

Dia menawarkan ini? Aku tahu ini ajakan langkah darinya. Benar - benar langkah bagiku.

   Aku hanya diam tak menjawab. Hanya menatapnya berbinar-binar bagai kucing yang sedang di beri makanan oleh majikan.

  "Sure price" jawabku menggodanya.

Tak kusangka dia sangat antusias sampai menggenggam tanganku erat. Sangat erat. Seakan ia tak mau melepaskan ku.

Banyak pasang mata wanita yang tak bisa melihat Michael kurang dari 3detik. Setampan itukah dirinya? Well well aku tahu aku juga menyukainya.

   "Mau bermain game bersamaku?

    "Baiklah"

Tanpa berpikir panjang aku langsung menjawab dengan sigap. Aku bermain  sekitar area permainan 'amazone game' aku selalu bertaruh dengannya setiap kali bermain. Siapa yang kalah akan menuruti 2 permintaan sang pemenang.

   Sayangnya aku tak ahli dalam bidang permainan hanya satu yang dapat ku menangkan.

"Baiklah karna gue yang menang jadi gue harap lu gak lupa sama perja Jian kita sejak awal "

     Aku sudah memutar bola mata malas. Aku yakin ia akan menjahili  sekarang dan akan  mengejekku saat siap menjalankannya.

   "First.... You can Kiss me in the publick?"

  What the fuck. Aku hanya melebarkan mataku dan dengan mulut yang sedikit terbuka. Semacam seperti melongo?.

    "Your crazy? Lu gila ya?"

   Aku membentak. Seraya mempertahankan harga diriku. Meski aku menyukai dirinya bukan berarti aku mau melakukan hal gila itu.

  Dia mendekat ke arah telinga dan berbisik.

   "Aku menyukaimu. Bahkan aku menyukai seluruh tentangmu"

   Tahan Clara. Ia sudah berpengalaman jika tentang merayu.

    "Gue gak peduli"

    Jangan lupakan kamu yang masih berada di area game.

Saat perjalanan pulang pun aku masih diam tak menatap matanya. Kali ini ia membawa mobil kesayangannya sebelumnya kita hanya menaiki motor ninja merah kesayangannya. Bahkan sekarang motor merah itu berganti menjada mobil sport merah.

   "Clara maafin gue napa. Gue gak bermaksud gitu tadi."

   Sekarang coba kalian pikirkan dengan matang. Apa kalian mau disuruh mencium seorang lelaki yang kalian sukai dan menghampirinya terlebih dahulu.

Tidak mau kan?. Aku masihd diam mendengarkan dirinya yang sedang menghembuskan nafas panjang. Sebelum akhirnya ia berbicara.

    "Kalau gitu turuti permintaan kedua gue".

Aku diam tak melirik ke arahnya. Tak sedikitpun aku melirik. Tak peduli aku akan dikatakan egois. Setidaknya aku puas dengan kelakuan ku.

   "Sekarang Lo bisa kan ngilangin kata 'lo-gue' diantara kita? Aku pengen jadi 'aku-kamu' biar lebih sweet"

   Najis.

    Kepalaku mengarah ke arahnya dan mataku seakan tak percaya pikiranku bekerja 2× lebih cepat dari biasanya.

-----------Dear Heart----------

Dear HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang