One of Those Power • Chp 3

576 44 2
                                    

Hari ini mereka sampai di stonehenge. Entah mengapa Nabila memilih tempat ini untuk berkemah. Sepanjang perjalanan, Dongwook dan Nabila berdebat untuk menentukan tempat perkemahan. Susah sekali untuk ditentukan...
"Aku tidak memaksa kalian untuk ikut, tapi saat aku pergi lagi, aku tidak bisa mengajak kalian." Begitulah kata terakhir dari debat mereka. Ini semua penuh teka-teki.

Mereka akhirnya mendarat disebelah stonehenge. Bebatuan melingkar dengan pola patung yang artistik. Dongwook, Seungyoun dan beberapa orang lainnya menghampiri villa yang terletak tidak jauh dari patung-patung melingkar itu.

Hari mulai malam, purnama mulai menerangi kegelapan, ditemani bintang-bintang.
Malam ini, Seungyeon mengumpulkan makanan dari kedai kecil yang kosong disekitar villa tak berpenghuni. Ia melangkah sunyi kedalam villa, ia mendengar sedikit lantunan lagu, dengan iringan gitar.

I see your monster,
I see your pain,
Tell me your problem
I'll chase it away.
I'll be your lighthouse
I'll make it okay
When i see your monsters
I'll stand there so brave
And chase them all away

Seungyoun menatap kearah lingkaran patung itu, Nabila terduduk ditengahnya, dengan gitar kecil ditangannya. Ia memetik senar gitar dengan tegas namun dengan alunan yang lembut.

Dibawah rembulan, ia merasakan angin hangat hanya dengan mendengarkan Nabila menyanyi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dibawah rembulan, ia merasakan angin hangat hanya dengan mendengarkan Nabila menyanyi. Namun tiba-tiba, cahaya datang menuju kearah Nabila.

Seungyoun langsung berlari ke Nabila. Namun Nabila berdiri tegak dan menatap cahaya itu, seakan ia tahu bahwa cahaya itu mengarah kepadanya.
"NABILA! Pergi!!" Teriak Seungyoun sambil berlari. Mata Seungyoun yang bercahaya keunguan, menyerang cahaya itu. Seungyoun melemparkan api berwarna ungu kearah cahaya beterbangan.

Dengan sigap, Nabila melemparkan air berbentuk ular ke api lemparan Seungyoun.
Seseorang keluar dari cahaya itu. Seorang pria dengan bahu lebar, rambut sedikit acak, mata lebar namun sipit.
"Aku sudah bilang, jangan ikuti aku." Nabila menoleh sedikit pada Seungyoun.
"Apa maksudmu?! Berhenti bermain-main!" Seungyoun mulai kesal dengan semua ini.

Semua orang pun berkumpul dan mengelilingi Nabila, termasuk Dongwook. Mereka panik dengan adanya keributan dimalam hari.

"Cukup diam saja, aku akan mengurus diriku sendiri mulai hari ini." Nabila berbalik dan menuju pria itu.
"Apa kamu mengenalnya??!! Kenapa kamu menyembunyikan ini dari kami?! Bukankah kita keluarg-"
"Keluarga?" Nabila menunduk dan menyela Seungyoun, "Aku pikir kamu adalah orang yang tidak memiliki balas budi? Kamu hanyalah sampah! Semua orang sudah menyukaimu sekarang, kamu tidak akan paham perasaan orang yang tidak memiliki apa-apa sepertiku. Just shut your pretty mouth!" Nabila pun pergi bersama pria itu. Ia menaiki kuts berwarna merah yang melayang tinggi.
"Kemarilah, wanitaku." Ucap pria itu.

"Tunggu!" Seungyoun melemparkan petir yang kemudian ditahan oleh kekuatan pria itu, "Lawanlah aku, kalau kamu menang, kamu bisa pergi." Seungyoun menantang Nabila.

X1 DormTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang