-Pertama-

28 2 0
                                    

Hari terakhir setelah 2 bulan libur tahun ajaran baru, gadis berambut hitam legam itu nampak malas turun dari kasur tercintanya. Ia melihat lihat sekitar nya, terutama jam weker di samping tempat tidur nya. Masih jam 6, begitu pikirnya. Dia masih mengumpulkan nyawa-nya di pinggir ranjang bermotif Avatar bt21.

Tak ada semangat di wajah-nya walaupun ini hari pertamanya di kelas 11, ia menyeret kaki nya menuju kamar mandi dengan langkah yang teramat gontai.

10 menit berlalu gadis itu akhirnya keluar dari kamar mandi, mimik wajahnya nampak terlihat lebih segar dari sebelumnya. Ia mengambil tas serut berwarna maroon milik-nya itu, terlihat tas serut yang kempis cenderung seperti tak berisi menandakan sang pemilik malas membawa buku dengan banyak. Ia mengambil kartu pengenal bahwa ia adalah panitia MPLS.

"Kevino! Ayo berangkat baru jadi murid baru aja sok mau telat! Gue panitia disana jangan malu-maluin gue." Ancamnya pada laki-laki yang lebih jangkung dari nya itu.

"Berisik Lo! Gue juga tau kali gausah sok ceramahin gue!" Pemuda itu bangkit dari kursinya lalu mengambil tas yang tak ada isi-nya itu.

"Cih! Adek sialan" desis Agatha,kakak perempuan dari kevino.

🍟🍿🍟🍿

"Kevin,tungguin gue dong" Agatha bersusah-payah menyamakan langkah-nya dengan kevino.

"Lama lo!"

Iya, Agatha dan Kevino berjalan untuk mencari angkutan umum. Mereka baru keluar dari gang kecil di perumahan sederhana. Setelah menunggu beberapa saat mobil putih dengan jurusan muncul-ciputat datang menghampiri mereka.

"Naik ga mas,mbak?" Tanya supir angkot itu.

"Naik bang"

Agatha memilih kursi di pojok agar ia lebih leluasa mendapat angin dari jendela, belum lagi kaki kiri-nya yang ia naikan ke tempat duduk penumpang. Ya untung nya kendaraan itu sedang sepi.

"Kaki Lo turunin dong malu gue liat-nya" sindir Kevino melihat tingkah Agatha.

"Berisik bocah!" Tegas Agatha sambil menginjak kaki Kevino.

"Kelakuan Lo tuh ya, ga ada bener-nya heran gue" Kevino jenuh melihat tingkat kakak-nya itu.

"Calon OSIS macam apa kaya gini, brandal pula. Kerjaan-nya telat, belum lagi tugas jarang ngerjain lo juga main sama anak kaya gitu" Kevino mengomentari kakak nya yang terasa kurang cocok menjadi OSIS.

"Lah seenggak nya gua masih ada tujuan lah ya, ada target ga kaya Lo! dirumah serasa singgasana. inget papah udah ga ada! Bunda juga udah tua mau sampe kapan kerja di Tokyo terus harus nya lo bantu bantu kek cari kerja" omel Agatha pada adik semata wayang nya itu.

"OSIS di gaji? Gue tanya emang OSIS di gaji?" Sindir Kevino untuk kedua kali nya.

"Kiri bang"

Hancur sudah perasaan bahagia Agatha tadi. Kata kata Kevino tepat menusuk hati nya. Ia melihat sudah banyak orang yang datang ke SMA Yudhistira. Sekitar 20 orang dari angkatan-nya yang mengenakan tanda pengenal panitia di leher-nya.

"ATHA!" Perempuan berambut berombak itu menghampiri Agatha, terlihat kedua-nya sama-sama memakai name tag pengenal.

"Ya ampun ayang beb ku, oh my my my" histeris Agatha ketika melihat temen baik nya Karina Fitria Estiandra.

"Kangen beb" Karina memeluk tubuh Agatha yang lebih besar dari nya.

"Ululu sama, eh ini tumben banget ya rambut warna coklat biasa-nya warna warni kaya anak ayam gocengan" ledek Agatha pada teman nya itu.

OSISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang