"seharian kemana?"
"main sama yugyeom,"
oh, dia.
seungwoo cuma balas anggukan, gak berminat sama sekali buat lanjutin obrolan soal ini.
"besok kakak gausah jemput lagi, aku masih ada tugas sama yugyeom."
"gak sekalian dia yang anter juga?"
"hah?"
habis itu seungwoo keluar dari kamar, udah dibilang kan seungwoo gamau lanjutin obrolan lagi.
padahal baru tadi seungwoo berisik soal manisnya itu ke jinhyuk, tapi dia gabakal tau kalau jadi begini.
nyesel enggak, karena memang faktanya seungwoo itu sayang.
antara kesal dan marah. tapi seungyoun itu memang bandel, dan disitu kadang bikin seungwoo capek sendiri.
seungwoo cemburu, itu jelas. karena dulu ingat sekali gimana dia mati-matian dapetin seungyoun dengan gangguan manusia bernama yugyeom itu.
tapi lagi, seungyoun itu bandel. udah berapa kali dibilang, yugyeom ini ada maunya. bahkan omongan itu keluar dari omongan sohibnya sendiri, jinhyuk.
"kak, pake bajunya."
seungwoo masih enggan sekedar tengok yang lebih muda di sampingnya. tapi seungyoun tepuk pipinya halus, dan ini yang seungwoo gasuka dari dirinya.
semarah apapun dia sama seungyoun, tiap sentuhan seungyoun itu rasanya seperti obat.
jadi pada akhirnya dia genggam erat tangan seungyoun— yang jauh lebih mungil dari tangannya— tatap matanya dalam-dalam.
"kakak gasuka."
oke, ini serius. karena seungwoo gak pakai embel-embel aku kamu lagi.
"aku cuma ada tugas kok kak, dia gabakal ngapa-ngapain aku."
"iya, tapi tetep aja."
seungyoun paham, terlampau mengerti perasaan seungwoo. dan masalah seperti ini, gabakal selesai kalau salah satu diantara mereka tidak ada yang mengalah.
"aku tetep antar jemput kamu, gak ada penolakan."
seungyoun tersenyum, melihat tatapan seungwoo yang mulai melembut.
dan kecupan di kening masing-masing saat itu cukup jadi tanda kalo semua masalah itu bisa diselesaikan dengan kepala dingin.
[ ]
"jadi, kamu mau disini seharian kak?"
"ya kemana lagi,"
"pulang lah"
"kan kamu rumahku."
udah gitu seungyoun memutar bola matanya malas, habis marah langsung gombal begini kan males.
"cari kerja sana, tiap hari kok gangguin aku."
"udah dapet kerja kok,"
seungyoun dengan otomatis tengok ke kakaknya pake tatapan bingung, atau lebihnya kaget. karena ya seungwoo bisa dibilang 24 jam sama dia, jadi gimana bisa dapet kerja loh.
"serius kak?"
"ya iya,"
"gimana bisa?"
seungwoo terkekeh sedikit, tapi bagi seungyoun itu ganteng.
"ada lah, aku lanjutin tugas mama."
yang tanya cuma jawab dengan gumanan "oh" aja, sebelum otaknya mencerna omongan seungwoo sepenuhnya.
"berarti busan ya kak?"
"gak kok, disini."
"loh mama kan di busan?"
"ya nanti kamu ditinggal ldr gapapa emang?"
"gapapa sih, biar ada tantangan."
yang lebih tua ketawa lagi, kali ini lebih keras. kedua tangan tangkup pipi yang lebih muda. saking gemesnya, pipinya sampai di gigit.
"sakit anjing,"
"haha, dulu aku tinggal di busan seminggu aja nangis"
"yakan itu gaada kabar kakkk,"
/aduh gemes anjing/
tapi sebenarnya seungyoun senang, baru tadi nyaris sedih— pikiran udah ngeblank sendiri waktu denger kata mama yang ada di busan.
keduanya bukan gak sanggup, cuma untuk sekarang masih terlalu bergantung satu sama lain.
"pacaran itu juga bakal ada saatnya kepisah jarak, lo kalau serius buktiin kalo jarak bukan hambatan. urusan rasa, pasti tetep sama kalo ada komitmen." —lee jinhyuk, pangeran elsa eh salah pangerannya wooseok
——
gak jadi pisah jarak, akunya gak tega..
mau manis terus aja