hujan di pagi hari.
seungyoun rasanya enggan menarik diri dari selimut. lihat seungwoo disampingnya yang masih tidur nyenyak, yang lebih muda iseng pencet-pencet hidung seungwoo. niat mengganggu tapi yang diganggu masih tetap nyenyak tidur.
lengan seungwoo terasa masih di pinggangnya. peluk erat, saling menghadap.
seungyoun lepas selimut yang menutupi badan keduanya, membuat seungwoo mengernyit dalam tidur. mata terbuka sedikit demi sedikit, bertemu dengan tatapan polos dari seungyoun.
"dingin kak."
seungwoo peka, jadi pelukan semakin erat.
yang dipeluk tersenyum senang, tangan mungilnya membuat pola di punggung seungwoo.
sampai akhirnya seungwoo menyerah, tidurnya diganggu. tapi seungwoo gak protes, toh pelukan dia dibalas tak kalah erat.
"kamu bau bayi,"
"siapa?"
"kamu-"
"yang tanya."
hari ini seungyoun bahagia, entah kenapa. pagi-pagi sudah bercanda, walaupun dapat balasan pipi di gigit-tapi tanda gemas kok.
mungkin karena tempo hari seungwoo yang sering cemburu. ingat sekali kemarin dia galak ke teman sendiri yang bahkan hanya berniat kenalan, yang kemudian pinggangnya ditarik hingga jatuh ke pelukan.
atau mungkin, seungyoun yang sengaja pura-pura tidur dan mendengarkan monolog seungwoo di malam hari.
"kenapa kamu harus manis begini sih? kan banyak yang suka kamu."
"jangan senyum sama banyak orang."
"pipi kamu bunder-bunder gitu, gimana gak pengen cubit."
"seungyoun, kakak sayang sama kamu."
"kamu jangan nakal ya, gak boleh main sama cowok lain."
"kakak cemburu."
begitu kira-kira. waktu itu seungyoun mati-matian tahan diri buat gak buka mata, pengen ketawa harus ditahan.
tapi sekarang ini, seungwoo cium rambut seungyoun cukup lama. sambil beri kecupan singkat, beberapa kali pipinya di cubit.
seungwoo memang terbilang jarang sekali bicara langsung soal perasaan, tapi dia ada bukti.
"kemarin jinhyuk cerita soal kamu,"
"cerita apa?"
"banyak,"
seungwoo dengan cepat lepas pelukan, membalas tatapan seungyoun dengan tanda tanya. kemudian seungyoun merajuk,
"mau peluk,"
"cerita apa dia?"
"kenapa kakak pengen tau?"
"karena kalian ngomongin aku,"
seungyoun balas dengan cubitan di lengan seungwoo yang tidak berbalut apapun. yang lebih tua memang kebiasaan tidur tanpa baju.
"coba sekarang aku tanya. kakak setiap ketemu jinhyuk pasti ngomongin aku kan, terus kenapa aku gak diceritain?"
"enggak tuh, kamu ngerasa aja kali."
"bohong!"
seungwoo tertawa puas, padahal tadi niat seungyoun buat dia cerita tapi malah begini jadinya.
tapi benar, seungwoo bohong. jelas. karena kenyataannya jinhyuk ini jadi bulan-bulanan tempat seungwoo cerita soal hubungannya. atau lebih tepatnya, jinhyuk ini jadi semacam saksi jatuh cintanya seorang han seungwoo.
karena tiap bertemu, obrolan soal masalah mereka nyaris gak pernah jadi topik diskusi. hanya ada seungwoo yang tersenyum lebar- bagi jinhyuk itu gila, sambil ceritakan betapa seorang jatuh hatinya han seungwoo dengan cowok manis yang sekarang sudah dia miliki.
kalau ditanya, seungyoun senang. senang sekali saat jinhyuk bilang kalau pacarnya itu selalu ganggu dia cuma buat ngomongin hal-hal yang gak penting dia tau.
"emang sepenting itu ngasih tau jinhyuk kalau tangan mungilku ini lucu kak?"
"penting buat aku,"
"terus bilang kalau pipiku enak rasanya waktu di gigit penting juga?"
"iya,"
"kakak gak kasihan sama jinhyuk?"
"gak deh,"
"memang gak ada hati,"
"hatiku cuma buat kamu kan."
obrolan gak penting di pagi hari, tapi nyaris bikin yang nulis iri. tapi yasudah, namanya juga asmara.
[ hello i'm coming with another chapter gemas-gemas nyebelin yang bikin iri. hihihi. sebenernya aku stuck banget mau nulis apa, jadii.....
chapter selanjutnya kalian pengen liat mereka ngapain nih? comment yaaa!!! ]