| ⊱Lima - Bubble tea⊰ |

156 98 63
                                    

Aku tak menghiraukan perkataan Junho. Aku hanya sedang bahagia, tersenyum salah tingkah sambil memalingkan wajah.

"Jiheon, aku duluan ya. Jangan senyum-senyum terus, muka kamu mau meledak tuh." ejeknya.

"Apaan sih." aku refleks memukul punggungnya, diiringi dengan gelak tawa kami berdua.

Perlahan, Junho berjalan menjauh membelakangiku. Di sela-sela langkahnya, ia tiba-tiba berbalik, kemudian sedikit berteriak.

"Nanti kita wajib ketemu lagi!"

Aku hanya tersenyum sambil menganggukkan kepala.

Loh, tadi mau kemana ya? gumamku.

-

"Woi! tisu mana tisu?!"

"Cepet bawa ke uks!"

"Hati-hati kepalanya."

Aku kebingungan. Orang-orang di aula begitu panik. Aku mencari di mana teman-temanku. Sampai akhirnya aku menemukan Yujin, ia juga terlihat panik.

"Ada apa Jin?" tanyaku.

"Itu, Yuna mimisan."

Aku langsung mengikuti Yujin menuju uks. Sisanya kembali melanjutkan acara bersama pengisi materi.

Jujur saja, aku juga merasa sedikit kelelahan. Aku mudah sekali pingsan, mungkin karena anemia ku.

"Eh, jagain dulu Yuna ya? Aku kebelet pipis." ucap Yujin yang langsung meninggalkan kami berdua. Aku hanya mengangguk.

Hening, uks ini benar-benar hening. Tak ada percakapan diantara aku dan Yuna. Kami hanya sesekali saling melirik. Mungkin, karena dari awal aku lebih dekat dengan Yujin.

Hingga akhirnya, seorang wanita dengan jas almamater berwarna biru tua menghampiri kami. Ia memberikan secangkir teh hangat untuk Yuna.

"Jiheon, kenalin, ini kakak aku."

"Ah, Baek Jiheon," ucapku sambil mengulurkan tanganku.

"Shin Ryujin. Panggil aja kak Ryu,"

"Kak Ryu ossis, ya?" tanyaku basa-basi.

"Iya, aku sekelas sama kakak pembimbing kalian, Yohan."

Tak begitu lama kami berbincang, Kak Ryu menyuruhku untuk kembali ke aula. Toh, mopd hari ini juga akan segera selesai.

-

"Adik-adik, jangan lupa untuk besok, kalian pakai baju olah raga ya. Besok acara kita full di lapang untuk nonton demo ekskul, fighting!"

Seketika kami bersorak antusias mendengar pengumuman dari Kak Yohan. Dan saat itu juga kami dipulangkan.

Aku berjalan keluar sekolah. Menampakkan senyuman indah, melepas resah dan keluh kesah.

Tak disangka, aku kembali bertemu Junho di depan toko roti dekat sekolah.

"Junho? Nunggu siapa?" sapa ku.

"Oh iya, kebetulan lagi nunggu Eunsang nih. Ikut yuk?"

"Ikut?"

"Eh, tuh orangnya dateng,"

Aku menoleh ke arah dimana Junho melambaikan tangannya pada seseorang.

Astaga, aku malu kalo harus ketemu Eunsang.

"Nah, Jiheon, kenalin nih penyelamat kamu waktu hari senin." ucap Junho.

"Lee Eunsang." ia mengulurkan tangannya sambil tersenyum.

"Baek Jiheon." balasku.

Jujur saja, untuk beberapa detik aku hanya bisa diam terpana.

"Yuk, langsung aja." ajak Junho.

Sebenarnya, aku belum tau tujuan mereka. Namun, tak enak juga rasanya jika aku menolak.

Akhirnya aku berjalan bersebelahan dengan Eunsang. Sedangkan Junho berada di depan kami, tidak begitu jauh jaraknya.

"Em- Eunsang," panggilku dengan nada ragu-ragu.

"Hm?"

"Kita bertiga mau kemana?"

"Aku mau ajak ke tempat bubble tea kesukaan aku. Sekalian ngobrol-ngobrol, biar lebih deket." jawabnya sambil memamerkan senyuman manis di pipinya.









-🍁-

hai para pembacaku ♡
jangan lupa vote dan komen nya yaa biar aku tambah semangat ^.^

btw, sejauh ini kalian suka gak sama ceritanya? 😣

Remember | Lee EunsangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang