Adrian 2

5.8K 439 22
                                    

Malam yang sedikit awkward...

Dia terlelap disampingku dengan dengkurannya yang cukup mengganggu, sementara aku hanya berbaring dengan badan tegap lurus tanpa bergerak sedikitpun, ini kali pertama aku tidur satu ranjang dengannya. Ia bahkan belum sempat mengganti pakaian dan langsung tertidur, jelas sekali raut wajah tampan itu terlihat sangat lelah.

Aku bergerak perlahan menghadap kearahnya agar dia tidak terbangun, nafasnya begitu teratur. Tanganku terulur menyentuh wajahnya, namun sebelum jariku bersentuhan dengan kulitnya, kedua matanya terbuka lebar. Terkejut, aku menarik kembali tanganku dengan wajah malu dan sedikit takut jika dia marah.

Dia bertanya, kenapa berhenti. Sementara aku hanya bisa berkata 'maaf' dan membalikan tubuhku membelakanginya.

Kurasa ranjang bergoyang, dan punggungku menyentuh sesuatu. Kurasa dadanya, dia menyelinapkan tangannya memeluk perutku. Lagi-lagi aku gugup, dari caranya memeluk, sepertinya dia tidak terbiasa melakukannya. Ku tebak Adrian bukan tipe pria yang pernah melakukan hubungan sebelumnya, tangannya kaku dan dingin, meskipun begitu ada rasa lega didalam diriku saat dia melakukan itu, dan bercampur rasa takut.

"Rambutmu wangi"

"Iya, aku baru selesai mandi kan?" Jawabku.

"Kamu tidak mandi tetap saja wangi"

"Hmm..." aku menggumam, semalaman seperti ini bisa-bisa aku tidak bisa tidur. Dia lebih banyak berbicara sekarang, mungkin karena saranku saat dia dipenjara, dia harus sering berkomunikasi dengan orang-orang sekitar.

Meskipun dia belum bisa meninggalkan jati dirinya yang dulu...

"Adrian?"

"Hmm?"

"Apa besok kamu akan melakukan pekerjaanmu lagi?" Tanyaku, 'pekerjaan' dalam tanda kutip yang berarti kegiatan gila itu lagi. Aku masih belum bisa melupakan kejadian-kejadian beberapa tahun yang lalu. Dia menjawab, iya.

Aku berpesan, untuk berhati-hati karena aku tidak ingin kehilangannya lagi jika kembali tertangkap. Dia menjawab, aku tidak perlu mengkhawatirkannya karena semua sudah diatur. Sebenarnya, bukan itu yang aku maksud. Aku ingin sedikit demi sedikit menariknya dari pekerjaan itu dengan alasan aku takut kehilangannya lagi, dan memang kenyataannya, aku tidak ingin jauh darinya lagi.

"Kau terlalu khawatir"

"Aku khawatir padamu" jawabku.

"Aku akan baik-baik saja"

"Bagaimana bisa aku tahu kamu baik-baik saja?" Tanyaku protes.

"Gampang, jika aku tidak pulang berarti sesuatu terjadi" katanya, aku jadi was-was setelah mendengar itu. Mungkinkah ada ancaman lain selain pihak berwajib kepadanya?

Jika iya, jujur saja aku takut kehilangannya.

Aku berdeham, "baiklah, tapi berjanjilah padaku kamu harus pulang"

Dia lama terdiam, mungkin janji itu sulit untuk dilakukannya. Apalagi, dia tergolong orang yang jujur dan tidak akan melanggar janjinya.

"Aku akan berusaha" ada sedikit keresahan ketika dia menjawab demikian. Aku hanya mengangguk, lalu mencoba untuk tidur, tetap pada posisi ini.

Semalaman ia memelukku seperti ini, hingga paginya tubuhku terasa mati rasa karena tidak bergerak semalaman. Kurenggangkan otot-ototku ketika mencoba bangun, dia sudah tidak ada disampingku. Tapi aroma makanan yang sedap tercium oleh indera penciumanku, sepertinya dia tengah memasak sesuatu.

Night Creepy DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang