Chapter 1 : Living Together

53 12 5
                                    

"memangnya.. Siapa cucu nenek?"

"kalian belum kenal ya? Ini Nina, cucu nenek."

"kenalin ini anak-anak yang nyewa kosan nenek, kalian yang akrab ya?"

:

Nina memejamkan matanya setelah duduk dan meletakkan kepalanya di atas meja. Saat ini hanya dia sendiri yang berada di kelas, setelah mencari namanya di papan pemberitahuan sekolah Nina lansung saja menuju kelas itu dan menunggu disana sedari tadi. Dan Nina memang sengaja datang ke sekolah jauh lebih pagi dari orang lain, hanya untuk menghindari para 'housemates' nya yang tidak lain adalah senior-seniornya, plus Jongho yang merupakan teman seangkatan..

"Nina..!" ...dan sekarang juga merupakan teman sekelasnya. Tentunya Nina tau saat melihat nama Jongho yang tertulis di satu kertas yang sama dengannya di paman pemberitahuan tadi, dan ini membuat Nina kehilangan harapan untuk menjauhi mereka lagi. Tidak ada jalan keluar baginya.

Dengan kepala masih yang beristirahat di atas meja, Nina pun menoleh ke arah Jongho yang terlihat terengah-engah di depan pintu kelas. Mungkinkah Jongho lari kesekolah untuk mengejar Nina? Siapa tau?

"apa?" jawab Nina sambil menatap dengan bosan ke arah Jongho. Jawaban Nina yang terlihat tak peduli itu membuat Jongho jadi bingung. Laki-laki itu pun berjalan mendekat dan duduk di bangku yang kosong di sebelah Nina. Dan Nina pun segera memalingkan wajahnya dari Jongho.

"u-um, kamu datang cepat hari ini." ucap Jongho membuka pembicaraan. Ya, Nina sudah berangkat ke sekolah bahkan saat para laki-laki penghuni kos neneknya masih tidur lelap. Bahkan mengalahkan Seonghwa yang biasanya bangun paling pagi.

"aku sedang ingin saja." Jawab Nina, acuh tak acuh. Jongho jadi makin bingung. "kamu punya masalah dengan senior kosan lagi?" tambah Jongho lagi namun hanya hanya dijawab gelengan kepala oleh Nina. "jadi, kenapa kamu pergi ke sekolah jam enam pagi?" tanyanya lagi.

Merasa terganggu, Nina pun berbalik lagi dan menatap Jongho dengan wajah kesal. "aku hanya sedang tak ingin melihat wajah mereka." lalu kembali memalingkan wajahnya. Jongho yang mendapat jawaban itu pun jadi penasaran, kenapa Nina tak ingin melihat wajah para seniornya itu. Tentu saja, yang ia tau hanyalah saat Nina dimarahi Hongjoong karena terlambat, tapi selain itu ia tidak tau.

"mereka membullymu kah?" tanya Jongho lagi. Nina akhirnya menghela nafas panjang lalu duduk tegap dan kembali menghadap ke arah Jongho untuk ketiga kalinya dengan wajah suntuk.

"kamu tau masalahku dengan senior Hongjoong kan?" tanya Nina, yang dibalas anggukan oleh Jongho. Here we go.

"senior Mingi memarahiku dan sengaja membawaku masuk lewat pintu depan aula makanya aku dimarahi senior Hongjoong, lalu senior Wooyoung memanggilku dengan nama 'Kukang', aku menuduh senior Yeosang sebagai Park Seonghwa, senior Seonghwa dengan sengaja mengabaikanku dalam challenge kemarin sampai aku harus mengekorinya selama tiga jam bahkan sampai ke toilet, senior San berusaha menjahiliku, dan senior Yunho melempari bola basket padaku dan membuat hidungku berdarah dan aku kabur begitu saja tanpa mengatakan apapun."

Jelas Nina panjang lebar dengan sekali tarikan nafas dan membuatnya kehabisan nafas. Dan Jongho yang menerima banyak informasi dalam waktu singkat merasa seperti otaknya baru saja dijejali. Keduanya pun hanya bertatapan dalam diam beberapa saat sampai Jongho kembali membuka mulut.

"ah, begitukah..?" Jongho hanya bisa tersenyum hambar setelah mendengar keluhan dari teman perempuannya ini. Apa mereka boleh disebut teman?

"nasibmu terdengar buruk sekali. Haha." Jongho pun menepuk pelan pundak Nina dengan tertawa hambar, berharap mungkin dapat sedikit menenangkannya. Nina pun tidak begitu menggubris perlakuan itu.

Takdir? Apaan? • ATEEZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang