Gua terpeleset, dan jatuh kedalam jurang yang cukup dalam kala itu, untung saja nasib baik berpihak padaku. Sebab tanganku waktu itu yang masih bisa menggenggam erat batu, dengan upaya gua, agar tak jatuh lebih dalam.........
" arghhh............" teriakku
" Ringga......" Dika khawatir padaku
mereka bertiga panik, sebab melihat gue berada diambang kematian, fikirnya. tapi, yang gue fikirin waktu itu, bukan ( wah, gua mati nih....). Bukan. yang gua fikirin waktu itu malah ( gua harus slamet nih, soalnya gua laper banget. Belum makan dari tadi, keroncongan banget nih perut ) kek gtu........
kembali ke mereka bertiga yang benar" panik ngelihat gua terpeleset.....
akhirnya gua teriak ke mereka " woy, gua laper. ! bantuin naik napa...."
sontak mereka langsung nolongin gua, ya walaupun ada ketawa" yang disembunyikan....
tapi tak apa, setidaknya itu bisa membuat mereka sedikit agak tenang.....
gua udah diatas, berada tepat di lingkaran mereka. Gua duduk, dan sedikit memanfaatkan keadaan itu buat rehat bentaran....gua bakal tulis bahwa gua cuma REHAT BENTARAN, bukan mau manfaatin keadaan itu buat yang aneh-aneh, maksudnya aneh" itu kayak, mbebanin mereka atau apalah itu....ENGGK guys, gua gk sejahat itu kok......kenapa gua mutusin buat rehat bentaran, ya, sebab gua tau mereka juga butuh istirahat dan sedikit nenangin diri mereka akan kejadian tadi....
diKesunyian malam
Aku yang ternyata bukan apa-apa dimata alam
Aku kecil, lemah, dan hanya selalu pasrah
Mendaki, menjejaki, bukan semata-mata memburu existensi
Tapi, semua itu adalah pembelajaran diri
Akan apa....? akan sesuatu yang tak bisa kita prediksi
Kesiapan dan ketanggapan spontanitas yang harus kita gali
mendaki, lagi" mendaki
Bukan hanya alat dan perlengkapan saja dalam mendaki
Namun sedikitnya harus berbekal ilmu seputar alam dan kependakian
Jangan hanya memburu existensi dan menjerumuskan diri
Dalam bahaya, yang belum kita tau dapat teratasi
dan, pesanku.
Jangan memaksakan diri.
Jika belum pernah memperlajari......
@staryu'
setelah lama berbincang, kami memutuskan meneruskan penjejakan.
kami teriak dan bersuara....sembari berkata
" hoi.........! ada orang..." teriak kami....
" hoi.........! ada orang..."
" hoi.........! ada orang..."
beberapa kali kami lakukan itu, demi mengetahui adakah kehidupan selain kami,
sempat beberapa kali ada yang nyahut, tapi lagi" jauh diatas kami keberadaanya. ada juga yang menjawab seruan kami, tapi jauh dan sangat pelan....dalam fikir gua waktu itu, beberapa jawaban bukanlah sebangsa kami ( manusia ), tapi entah ya, mungkin cuma prasangka gua waktu itu.
tepat 21.02 wib malam itu, dengan udara dingin. dan oksigen semakin berkurang, sebab kami harus bertarung melawan alam, untuk mendapatkan oksigen, yang kita butuhkan .
YOU ARE READING
Awal kependakian ( di ketinggian 806Mdpl )
Adventurebukan lagi puisi,sajak, ataupun bucinan...... kali ini, aku akan menceritakan awal kisahku menghobikan mendaki gunung, dan akhirnya jatuh hati pada dunia kependakian