19

2.5K 225 18
                                    

HAPPY READING~~~~
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Taehyung berjalan dengan gontai, ia menunduk berusaha menyembunyikan air matanya.

Ia tidak sanggup melihat Seokjin yang menangis tersedu-sedu, itu sangat melukai hatinya.

Taehyung tidak mempedulikan ucapan para kolega yang sesekali menyapanya, pikirannya selalu memikirkan Seokjin, ia memikirkan betapa kejamnya dirinya kembali menyakiti sosok malaikat itu lebih dalam.

Sebuah tangan dengan tiba-tiba terselip pada lengannya, Taehyung menengok kesamping mencoba melihat sang pemilik tangan.

"Chagi...ayo kau harus mengucapkan sesuatu di hari ulang tahun mu."

Yah.. pemilik tangan itu adalah Irene, melihat Taehyung yang hanya terdiam Irene menarik lengan Taehyung dan membawanya ke sebuah panggung kecil yang telah sediakan.
.
.
.

"Hikss...hikss..T-tae...hikss..." Seokjin masih terduduk menangis dengan pilu, menangisi cintanya yang hancur.

Lampu kecil yang menerangi taman itu menjadi saksi bisu tangisnya, ia bahkan tidak dapat memberhentikan air matanya yang enggan berhenti.

Seokjin masih sangat terpukul dengan apa saja yang terjadi.

"T-tae..hiks..a-apa c-cinta ku tidak cukup u-untuk mu..hikss..." Seokjin semakin menunduk menangis meratapi cintanya.

"Seokjin..."

Seokjin seketika mendongak, ia melihat sosok Namjoon yang telah berada di hadapannya.

"Namjoon-ah...hikss.." Seokjin semakin meneteskan air matanya.

Namjoon menatap Seokjin sendu, ia dapat merasakan betapa terlukanya Seokjin saat ini.

"Ayo kita pulang Seokjin..." Namjoon memegang bahu Seokjin, menuntun Seokjin untuk berdiri.

Bahu Seokjin masih bergetar "Kita pulang..." Ucap Namjoon kembali.

Namjoon dan Seokjin jalan dengan perlahan, Seokjin menggenggam tangan Namjoon dengan erat berusaha menguatkan dirinya.

Sesekali terdengar segukan dari Seokjin, sorot manik indah milik Seokjin tidak memancarkan keindahan tetapi sebuah sorot kesedihan.

Tiba-tiba Seokjin menghentikan langkahnya, refleks langkah Namjoon terhenti.

"N-namjoon...a-aku ingin melihat T-taehyung untuk yang terakhir kalinya s-sebelum aku pergi." Ucap Seokjin dengan lirih.

"Kau yakin Seokjin?" Tanya Namjoon dengan ragu.

Seokjin mengangguk sebagai jawaban.

"T-tapi Seokjin..."

Seokjin menyela "Aku mohon Namjoon."
.
.
.

Taehyung telah berdiri bersama Irene di sampingnya, sebuah kue tinggi bersusun tiga yang sangat indah berada di depan Taehyung.

Tapi raga Taehyung seakan tidak bersamanya, dia hanya menatap kue itu dengan pandangan kosong, ia merasa hampa.

Ia hanya memikirkan Seokjin, para tamu menatap heran Taehyung yang tak kunjung juga mengeluarkan suaranya.

Irene yang kesal melihat Taehyung menyenggol lengan Taehyung cukup kuat, Taehyung tersadar, ia membawa sebuah mic berwarna hijau mendekat kepada bibirnya.

"S-sebelumnya...aku ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh tamu maupun kolega yang telah datang di hari ulang tahun ku." Ucap Taehyung.

Dari kejauhan di sudut kanan nampak Seokjin bersama Namjoon, Seokjin menatap Taehyung dari kejauhan ia mati-matian untuk tidak kembali menangis.

LOVE SICKNESS (TAEJIN) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang