1

5K 30 4
                                    

Fuuka berjalan memasuki pintu pagar besi Sekolah barunya. Pagar setinggi dua meter itu akan menjadi saksi bisu perjalanan hidupnya yang sebentar lagi akan berubah sepenuhnya.

Gadis itu akan terus mengutuk Ayah dan Ibu tirinya yang menjadi dalang terjebaknya Ia ke dalam sekolah terkutuk ini. Bagaimana tidak, dirinya di masukan oleh wanita gila yang di nikahi oleh Ayahnya enam bulan lalu ke Sekolah bernama Sekkususukūru.

Ya, itu adalah tempat yang lebih dikenal sebagai penangkaran para manusia gila, menjadikan Seks sebagai pendidikan utama dan menjadikan kegiatan persetubuhan terlihat lumrah. Sekolah ini begitu terkenal, karna mereka secara terbuka mengakui bahwa di dalamnya ada salah satu mata pelajaran tentang Sexual Education. Hal ini juga di dukung oleh pemerintah sebagai wadah para generasi muda belajar betapa pentingnya menikah dan berkembang biak.

Fuuka tahu bahwasannya Kabar Jepang mengalami krisis demografis kembali tersiar ke seluruh penjuru Dunia setelah data merilis menurunya angka kesuburan secara drastis, dimana hanya ada Lima Puluh Ribu bayi yang lahir di tahun 2022. Oleh sebab itu banyak Sekolah yang menjadikan sexual Education menjadi salah satu mata pelajaran unggulan secara terbuka, hal ini guna menarik para generasi muda untuk meningkatkan kepercayaan diri mereka agar mau menikah dan memiliki keturunan.

Gadis itu mengikuti seorang security berjalan ke arah ruangan Guru. Ia merasa aneh sepanjang lorong koridor tidak menemukan satu orang pun, suasananya terlihat sepi dan bersih seolah tidak ada tanda tanda keberadaan manusia. Security yang berjalan di sisinya melirik Fuuka seraya tersenyum, seolah mengerti apa yang sedang di pikirkan gadis berusia delapan belas tahun itu.

"Para murid sedang melakukan kegiatan di Aula Yanashima" ujar lelaki paruh baya itu sembari menunjuk sebuah Aula besar di sisi kanan bangunan Sekolah ini.

***

Setelah sesi Interview yang singkat di ruang Guru, Fuuka di antar oleh salah satu Staff bernama Reina Shino. Seorang wanita yang cantik dengan kaki jenjang dan tubuh ideal, penampilannya tidak seperti staff sekolah pada umumnya yg mengenakan pakaian formal dengan kemeja dan celana Highwaist. Justru wanita ini mengenakan Cocktail dress selutut berwarna merah di balut Blazer dengan warna senada membuatnya terlihat segar dan Sexy.

Reina memasuki sebuah ruang kelas dan Fuuka masih tetep mengekor di belakangnya, di dalam ruangan hanya ada beberapa Siswa yang sedang sibuk dengan Laptop di hadapan mereka. Tidak ada satu pun yang menghiraukan kedatangannya.

"Duduklah di kursi sebelah sana! Kelas ini sedang dalam jam kosong, manfaatkan waktumu untuk membaca semua peraturan yang ada di Sekolah ini" ujar Reina seraya memberikan sebuah buku tebal pada gadis itu, Fuuka hanya mengangguk kaku, tanpa memperdulikan sekitarnya ia berjalan menuju kursi di sisi jendela. Ia mendecih melihat kursi itu, mengingat tempat itu yang akan ia tempati selama satu tahun ke depan.

***

Beberapa kali Fuuka mengernyitkan dahi saat membaca apa saja hal hal yg wajib dikerjakan dan berbagai macam larangan yang tidak boleh di langgar tertera di buku tersebut, salah satunya adalah jam tujuh malam saat kegiatan belajar telah selesai seluruh Siswa diwajibkan menghadiri pertemuan grup dan pada jam sembilan malam wajib menghadiri bimbingan dari pihak Asrama.

Fuuka kembali berdecih kesal sadar akan  ada banyak kegiatan yang harus ia lakukan. Tidak ada lagi malam yang tenang.

Seorang Siswa masuk ke dalam kelas lalu berdiri disisi mejanya, laki laki itu memberikan sebuah kunci dengan nomor tujuh belas yang akan ia tempati di Asrama serta sebuah pin Name Tag. Fuuka mengeulurkan tangan sembari tersenyum kikuk, ia bingung harus mengatakan apa karna sejak kedatangannya kelas begitu sunyi senyap tanpa ada satu orang pun yang berbicara, tetapi Fuuka sadar mata mereka sesekali melirik ke arahnya dan memperhatikan. Namun seketika gadis itu mengerutkan dahinya saat membaca tulisan pada Name Tag nya.

My First LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang