Fuuka Menggeliat di atas ranjangnya saat hembusan angin dari celah gorden jendela yang terbuka menyentuh tubuhnya. Ia memeriksa layar ponsel yang kini menunjukkan pukul sembilan pagi.
Sedetik kemudian ia tertegun saat menyadari ada sesuatu yang janggal, sebuah lengan melingkar di perutnya, memeluk erat tubuhnya dari belakang. Gadis itu mendongak dan mendapati Kaito tengah tertidur lelap dengan tubuh kekar memerangkap dirinya.
Fuuka melepaskan diri dari kukungan lengan pria itu, ia beringsut ke sisi ranjang, memeriksa keadaannya-memastikan bahwa tidak ada yang kacau. Ia menggenggam satu kancing piyama nya yang terlepas.
'Sepertinya semua masih aman' gumamya dalam hati.Kaito terbangun, ia melirik gadis bermanik coklat yang terpaku di ujung ranjang. Ia meregangkan tangannya-melemaskan otot yang kaku karena menahan tubuh Fuuka sejak Pagi buta.
"Ba...bagaimana ini bisa terjadi? Kenapa kau ada di kamarku?" Tanya gadis itu, menatap Kaito dengan tatapan curiga. Kaito tertawa, ia bangun dan duduk di hadapan Fuuka -spontan gadis itu memundurkan tubuhnya.
"Kau tidak ingat? Ayolah... kau tidak mabuk, kau hanya minum susu" jawab Kaito sembari mengusap puncak kepala gadis di hadapannya. Tak bisa dipungkiri, sikap Fuuka terlihat lucu dimatanya.
Fuuka terdiam, mencoba mengingat kembali apa yang terjadi pagi buta tadi.
***
Fuuka menangis dipelukan Kaito, saat ini ia benar-benar membutuhkan sesorang untuk menguatkan dirinya menerima kenyataan yang harus ia hadapi. Bahkan ia tidak peduli meski yang menenangkannya saat ini adalah pria yang sangat ingin ia hindari.
Kaito sendiri hanya diam sembari mengusap puncak kepala gadis dalam pelukannya itu, membiarkan Fuuka mengeluapkan seluruh emosinya.Tak berselang lama tangis Fuuka melambat lalu menghilang, Kaito tidak langsung melepaskan pelukannya-ia masih ingin memberikan rasa nyaman pada gadis itu. Namun tak lama ia tersenyum saat suara dengkuran halus nafas Fuuka yang teratur terdengar di telinganya.
Dengan hati-hati Kaito mengangkat tubuh Fuuka yang tertidur, menggendongnya menuju lantai dimana kamar gadis itu berada.Sesampainya di kamar, Kaito membaringkan Fuuka perlahan, wajah damai gadis dihadapannya itu membuat Kaito terpesona, ia akui kecantikan wajah Fuuka berbeda dari yang lain-dari para wanita yang selama ini ia temui.
Wajah polos Fuuka begitu mencolok dibandingkan murid lain yang kebanyakan selalu terlihat dengan raut wajah sayu-berusaha menggoda yang dibuat-buat.
Fuuka bergerak, masih dalam tidur lelapnya, wajah damainya tepat di hadapan Kaito, ia berusaha mengendalikan dirinya saat kedua payudara indah Fuuka tersembul dari balik piyama tidurnya.
Gelombang gairah menyerangnya, jemari Kaito bergerak perlahan menyentuh satu kancing piyama Fuuka dan membukanya. Bra berwarna hitam mengintip dengan sebongkah payudara yang indah.
Belum sempat ia menyentuh lebih jauh, tiba-tiba Fuuka bergerak memeluknya, menyadarkan kepalanya pada dada bidang pria itu layaknya bantal. Kaito seketika terkekeh menyadari kekonyolannya sendiri, kemudian perlahan ia pun ikut berbaring dan jatuh terlelap disisi Fuuka.
***
"Ii...itu karena aku terlalu mengantuk, jadi aku tidak ingat apa pun" kilah Fuuka terbata. Kaito menarik Fuuka dalam pelukannya, mencium kissable gadis itu tanpa meperdulikan pemilik bibir yang terkejut dan berusaha melepaskan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
My First Life
RomanceFuuka tidak menyangka orang tuanya memasukan ia ke sebuah Sekolah yang aneh, berbagai macam kejadian Vulgar dan Erotis ia saksikan di sana, bahkan ia dipaksa membaur. Tentu saja itu semua membuat kehidupannya berubah seratus delapan puluh derajat. D...