Part 1

26 5 1
                                    

'Muka lo jutek amat,bikin gue kesel
liatnya'


  ***

 
"Kenalin nama gue Azelea stievany,panggilan Azel" Ujar gadis berambut cokelat bergelombang angkat bicara.

"Hay Azellll"

"Hay juga" Jawab Azel dengan senyum terbaiknya

"Kenalin juga nama gue Yorra Abigail Smith,panggil aja Yorra,gue sama Azel pindahan dari Spanyol" Giliran gadis berambut oranye gelap yang berbicara.Kedua nya hanya saling tatap kemudian duduk di meja sudut nomor dua yang kebetulan kosong.

"Hay,gue Maureen dan ini Dinar" Ujar gadis di seberang mejanya.

"Hay Maureen,hay Dinar" Sapa Azel dan Yorra bersamaan.

"Gue harap kita sekarang temen" Azel mengangguk setuju kemudian kembali fokus dengan buku dihadapannya.

***

Bel istirahat lekas membuat para siswa bermigrasi ke kantin.Begitupun Azel dan dan ketiga temannya,banyak pasang mata menatap asing mereka.Azel yang sudah mulai risih pun mempercepat langkahnya.

"Mau pesen apa?"

"Adanya apa,samain aja deh" Azel setuju dengan Yorra

"Yaudah gue pesen dulu ya" Dinar pun hilang dibalik kerumunan siswa.

"Lo nyari siapa?" Yorra sedari tadi menyadari tingkah temannya itu.

"Ehm..." Azel tampak menimang ucapannya sambil celingak-celinguk mencari sesuatu.

"Mau kemana,entar Lo nyesat lagi"

"Pergi,entar kesini lagi" Azel langsung menghampiri sekumpulan lelaki yang dapat ia terawang itu seniornya.Dengan kasar Azel menarik paksa jus yang sedang di minum oleh pemiliknya.

"Lo apa-apaan sih!" Axelle membentak Azel yang masih sibuk meminum jus alpukat dengan santainya.

"Ehh gila nih cewek,Lo minum pakek sedotan bekas Axelle" Azel tak peduli ucapan mereka,kini matanya menatap datar lelaki yang juga menatapnya aneh.

"Muka Lo jutek amat,bikin gue kesel liatnya" Azel meletakkan jus yang sudah hampir habis itu.

"Siapa yang nyuruh Lo liat" Ketus laki-laki ber name tag 'Devaro' itu.Axelle beranjak menimbulkan derit kursi yang memekakkan telinga.Dalam sekejap mereka sudah menjadi bioskop gratis para siswa.Axelle menatap tajam ke arah Azel begitu pun sebaliknya.Maureen harap-harap cemas karena teman barunya itu sudah berurusan dengan senior famous di sekolahnya.

"Axelleeee" Tanpa pikir panjang Azel langsung meloncat dan memeluk Axelle erat.Namun karena Axelle yang belum sempat mencari keseimbangan pun sedikit mundur karena pelukan tiba-tiba dari Azel.

"Tuh cewek siapa sih,main peluk-peluk Axelle gue aja"
"Dasar ganjen,anak baru kagak ada malu"
"Mentang-mentang cantik sembarangan peluk aja"
"Kok kak Axelle nggak nolak sih di peluk Ama cewek jadi-jadian itu"
"Neng peluk Abang aja"

  Bisik-bisik tetangga mulai menggelitik pendengaran Azel.Ia tak ambil pusing,toh Axelle temannya sejak kecil.
Axelle membalas pelukan Azel,ia mengacak pelan rambut cokelat milik Azel.

"Lo kemana aja kok nggak kabarin gue kalok Lo mau balik ke Indo?" Axelle tampak kesal langsung tersentak saat bibir mungil milik Azel menyentuh pipinya.

"Surprise!!" Azel tertawa terbahak-bahak melihat pipi Axelle yang memerah.

"Ciee bllushing, pipinya kek kepiting rebus" Axelle mengacak-acak rambut Azel dengan gemasnya.

"Mau makan apa biar gue pesenin?" Azel menggeleng

"Udah ditunggu sama temen" Axelle mengangguk lalu kembali duduk dan menghabiskan jus yang sudah diminum oleh Azel tadi.

"Ehh Xel,dari tadi gue liatin lo minum pakek sedotan yang sama Ama cewek tadi" Axelle tak ambil pusing,ia tetap meneguk abis jus itu.

"Itu sama aja lo ciuman Ama tuh cewek" Zero melanjutkan kalimatnya namun ekspresi wajah Axelle tetap biasa saja.

"Terus?" Axelle beranjak dan menghampiri meja Azel kemudian keluar kantin bersama.

"Ada yang aneh nggak sih?" Kevin memastikan opini nya yang dijawab anggukan oleh Zero dan Devaro.

***

"Entar malem jangan lupa ya" Axelle menutup pintu mobil ber merk Honda jazz itu.Tak lama mobil merah itu melesat meninggalkan lingkungan sekolah.

"Xel,nebeng ya" Axelle menatap malas kedua sahabatnya itu.

"Aro mana?" Singkatnya

"Pulang duluan kek nya" Axelle pun masuk ke mobil disusul oleh kedua sahabatnya.

***


"Tumben pulangnya cepet Aro?"

"Nggak tau" Datar Devaro lalu menaiki anak tangga

"Dingin amat kek es kepal Milo" Ujar Leon asal

"Kamu nyamain Adek kamu kayak es" Mama tampak geleng-geleng dengan tingkah anak nya itu.Leon hanya cekikikan sambil melahap Snack ditangannya.

Direbahkan tubuhnya yang penat ke ranjang,matanya menerawang ke langit-langit kamarnya.Belum sempat memejamkan mata, ponselnya sudah berdering tepat di samping telinga nya.

"Apa" Kesal Aro

"Diundang Axelle malem ini kerumahnya"

"Ngapain?"

"Nggak tau"

Aro benar-benar dibuat kesal dengan kebodohan temannya ini.

'Gimana ceritanya ngundang tapi nggak tau dalam rangka apa' batin Aro

  Ngantuk,satu kata yang ia rasakan.Dalam satu menit ia sudah bermain di alam mimpinya.

"Aro,ada temen lo tuh di depan" Teriak Leon didepan pintu kamarnya.Aro bermalas-malasan turun dari ranjangnya.

"Ngapain?" Aro menatap bingung ke arah temannya itu

"Kevin belum kasih tau Lo, Axelle undang kita ke ultahnya" Aro semakin dibuat bingung dengan perkataan Zero.

"Ultah gimana,bukannya dia ulta Minggu depan"

"Dipercepat katanya, soalnya Minggu depan bonyoknya pulang ke London" Zero memperjelas.

"Dia nggak bilang" Ketus Aro

"Hehehe sorry Ro" Kevin menyengir kuda.

"Gue ganti baju dulu"

"Oke GPL"  Ucap Kevin yang mendapat tatapan tajam dari Aro.

Tak butuh waktu lama Aro turun dengan pakaian formal nya.Kemeja putih dibalut jas hitam dengan celana senada dengan jas nya dan sepatu pantofel hitam.

"Wedehh, nggak nyangka gue ternyata Lo bisa lebih ganteng dari gue walaupun tetep gantengan gue sih" Zero menoyor kepala Kevin,Aro yang malas berdebat pun lebih memilih duluan.

"EH DEVARO DAMIAN EMANO LO JADI TUAN RUMAH KAGAK SOPAN AMAT SIH!!" Teriak Kevin menyusul Aro yang sudah melesat dengan mobil nya.

"BRISIK WOY!!" Leon yang terganggu pun ikut teriak dari kamarnya.

"Elu sih" Zero ikut memarahi Kevin




Gaje?
Harap dimaklumi guys untuk pemula:)
Vote and comment Jan lupa!

Arzelea Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang