Part 4

16 2 0
                                    

  Langit mendung merangkak ke arah senja, rintik-rintik halus membelai lembut kulit putih gadis yang tengah bersandar di bangku taman.Ia tak peduli langit mulai menggelap, wajahnya menengadah keatas sambil memejamkan matanya menikmati sentuhan-sentuhan air langit.
  Kalau bukan karena ponselnya yang bergetar,ia tak akan bergegas dari tempat itu sebelum matahari benar-benar tenggelam.
 
Kak Revia
Pulang udah mau malem!

Anda
Iyah

  Penulisan tanda seru diakhir pesan menyimbolkan penegasan bahwa hari memang sudah mulai gelap.Gadis itu segera beranjak menimbulkan gesek kaki yang memecahkan keheningan senja.

  Entah mengapa hari ini ia sangat resah tanpa sebab,ada saja yang ia takutkan.
Ketukan pintu lagi-lagi membuat Azel beranjak dari lamunannya.

"Ngapain malem-malem dibalkon?mau cari setan?" Revia menepuk kasur disebelahnya menyuruh Azel masuk.

"Kak Revo tadi nanyain kakak loh" Azel mencoba mencari topik.

"Nggak mau tau" Revia merespon cepat

"Kenapa?" Azel mulai tertarik dengan topik ini.

"Kakak nggak cinta Revo lagi,kakak benci dia,kakak nggak peduli dia bakal tinggalin kakak, kakak nggak salah,kakak nggak sengaja" Tak disangka topik ini mengundang isakan Revia,Azel bingung dengan perubahan kakaknya.

"Kak.." Revia menepis tangan Azel dibahunya.

"Kakak butuh hiks waktu sendiri,kamu hiks tidur dikamar kakak aj hiks ja" Azel tak dapat memastikan,kedua telapak tangan Revia menutupi wajahnya.Dirapikannya rambut Revia yang mulai berantakan.

"Azel pergi ya" Satu kecupan mendarat di kepala Revia.

  Drettttt

Pintu perlahan tertutup hingga tubuh Revia tenggelam dibalik pintu.
Direbahkan tubuhnya diatas ranjang milik kakaknya itu.Parfum khas milik Revia masih melekat pekat disprei ranjangnya.Mata hijaunya mulai tertutup sempurna menuntunnya ke alam mimpi.


***

"Pagi kak" Sapa Azel ragu
Revia beranjak meninggalkan meja makan

"Kakak nggak sarapan?" Ucap Azel setengah teriak.

"Ntar dikampus aja"

"Okey" Gumam Azel sambil mengunyah roti nya.

Bel masuk terabaikan oleh para siswa yang masih disibukan dengan kegiatannya.
Begitupun Azel,ia masih sibuk mencari buku fisika.
Perpustakaan sudah dari tadi sepi, sepertinya hanya tinggal dirinya yang berada disini.Suasana tiba-tiba saja berubah,tekuk Azel meremang,bulu kuduk nya berdiri tatkala mendengar sesuatu diujung sana.Seperti suara ringisan,Azel menggigit bibir bawahnya.Ia teringat cerita teman kelasnya bahwa di perpustakaan ada seorang gadis SMA yang mati bunuh diri disini.
Tubuh Azel melemas,gesekan udara dingin menyentuh kulit putih nya.
Berbeda seperti film-film horor ditv,Azel malah menjauh dari tempat itu dan melupakan niatnya untuk mencari buku.

"Tolong..."

"Kyaaaaa" Azel terjungkal kebelakang sambil menjerit.

"Aws.. uhuk.. uhuk..."

"Kok hantu bisa batuk?" Azel menggumam,ia beranjak mendekat.

"Hello,Lo bukan setan kan?kalok Lo setan gue angkat tangan ke kamera"

"Hello,kok diem aj...."

'Brukkk'

Azel tersandung sesuatu hingga ia terjatuh,ia harap-harap cemas kalau saja tidak ada kasur di bawahnya mungkin kepalanya sudah mencium rak buku.

Tunggu,kasur di perpus?

Azel membuka matanya, matanya menelusuri benda apa yang ditimpanya.

"Kyaaaa,mama ada setan cowokkkkk"
Azel beranjak namun belum memiliki kekuatan sehingga ia kembali terduduk dihadapan setan tadi.

"Brisik!aws.." Pria itu meringis memegang sudut bibirnya yang berdarah.

"Ehh,lo..."

"Apa!" Ketus nya membuat nyali Azel ciut.

"Manusia" gumam Azel sembari beranjak meninggalkan pria itu.

"Ehh tunggu" pria itu menarik lengan Azel agar tidak pergi.

"Apa!" Balas Azel ketus membuat Aro sedikit terkejut.

"Obatin gue,please"

"Ogah" Azel pergi meninggalkan Aro yang mengumpat kesal.

"Sialan tuh cewek awas aja Lo kalok naksir gue" Aro beranjak pergi dari perpustakaan.

Vote and comment:)




Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 10, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Arzelea Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang