*Sunny*
Bangun pagi sudah menjadi rutinitas sehari-hari gue, beranjak dari kasur, mematikan alarm dan membuka jendela kamar lebar-lebar. Menghirup udara pagi yang menyegarkan, berharap semua beban gue selama ini ikut menghilang karena hari sudah berganti, namun nyatanya? Masih sama.
Ya. . . Gue masih sama, gue masih lemah seperti dulu, gue masih belum tau apa arti sesungguhnya dari kata bahagia, yang gue tau hanya menuruti apa yang diperintahkan, tanpa tau apa benar gue menyukai hal yang sudah di pilihkan oleh mereka untuk gue. Gue tau. . . Orangtua selalu menginginkan hal yang terbaik untuk anaknya, termasuk gue. Yang ga bisa menolak untuk menjadi Dokter sedangkan itu sama sekali bukan hal yang gue inginkan. Gue hanya takut, membuat mereka kecewa karena hanya gue harapan yang mereka punya.
"Kak, udah bangun? Ayo kita sarapan, nanti kamu telat ke kampus" Bunda mengetuk pintu kamar gue, dan suaranya membuyarkan pikiran gue yang entah melanglang-buana kemana.
"Iya bun, ini mau mandi dulu"
Entah kenapa, meskipun batin gue memberontak ga mau dan ga sejalan dengan apa yang gue pengen. Gue ga bakal pernah bisa untuk menerima penolakan.
"Bun, kakak berangkat dulu ya?" Gue menyalami Bunda yang kini membereskan piring kotor di meja bekas kami sarapan.
"Ayo bareng sama Ayah, kebetulan Ayah harus bertemu seseorang dan ngelewatin kampus kamu. . ."
"Yaudah, kami berangkat ya" Ayah mencium kening Bunda seperti biasa, sedangkan gue berjalan mendahului Ayah dan masuk ke mobil lebih dulu.
Di perjalanan, gue hanya sibuk menyandarkan kepala gue ke jendela kaca mobil, melihat hiruk pikuk Jl.Pramuka yang kini mulai padat kendaraan. Lalu kini, pandangan gue tertuju pada seorang cowok dengan tas slempang kecil berwarna hitam dengan jaket denim yang gue rasa adalah jaket favoritnya baru saja turun dari angkot di depan Terminal Rajabasa.
Dia. . . Detrian Mahesa.
***
"Ini buat kakak"
Seorang gadis dengan seragam sekolah yang belum terganti memberikan gue sebuket bunga matahari yang ga gue tau siapa pengirimnya.
"Ini dari siapa?"
"Saya juga ga tau kak, saya cuma disuruh kasih ini ke kakak" ujarnya lalu meninggalkan gue yang kini mematung di bangku taman.
Gadis itu meninggalkan gue sendirian, lalu gue melihat dalam buket bunga itu ada secarik kertas dari si pengirim.
Permisi, ada kiriman dari
orang yang menyayangi mu----------------------------------------
To : Sunny
Aku ingin menggenggam tanganmu
Mengajakmu berkeliling ke berbagai tempat yang kau sukai.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUNFLOWER
Cerita PendekSeperti makna sesungguhnya dari bunga matahari. "Udahan yuk.." "Dari awal emang gue yang salah. Maaf ga bisa jadi pacar yang baik. Bukan karna gue udah nemu yg lebih nyaman. Tapi lu juga bilang kan semalem secara ga langsung kalo kita ga kaya pacar...