Tak terasa, sudah sekitar seminggu lebih Sydney berstatus sebagai pacarnya Liam. Tentu banyak berita yang membahas mengenai kemesraan mereka tanpa tahu bahwa ini semua hanyalah hubungan kontrak. Sekarang Sydney tahu alasan Liam menyuruhnya menjadi pacarnya selama sebulan agar Liam tidak dijodohkan oleh wanita lain.
Hari-hari Sydney berjalan dengan baik meskipun banyak orang yang memandangnya tidak suka dan menganggap yang aneh-aneh. Namun Sydney tidak memedulikan mereka semua karena ia dapat memaklumi posisinya sebagai pacar idaman semua wanita. Jadi tak heran ia diperlakukan begitu.
Sydney juga semakin yakin bahwa Liam adalah sahabat masa lalunya yang selama ini ia cari-cari kabarnya. Karena sosok Liam ini sangat mirip dengan sosok di masa lalunya, orang yang selalu melindunginya. Ia juga merasa memiliki perasaan lebih kepada Liam karena sikap Liam padanya yang begitu lembut. Sydney tahu ini telah melanggar janjinya untuk tidak suka pada Liam, namun ia tidak dapat menahannya. Rasa ini datang secara tiba-tiba dan tak terduga. Ia tidak dapat menebaknya.
~~~
Jam menunjukkan pukul 12 siang. Sydney segera pergi ke kafe sebelah karena sudah tak kuasa untuk menahan lapernya. Sesampainya di kafe itu, ia segera memesan makanan dan minuman. Beberapa kali Sydney mendapati orang-orang berbisik-bisik dan menatap ke arahnya. Sydney tak memedulikan itu.
Pada saat makanan dan minumannya datang, tiba-tiba ada seorang lelaki berjaket hitam. Ia datang menghampiri Sydney. Sydney yang awalnya sedang asyik memakan makanannya kaget karena tiba-tiba ada seorang pria tak dikenal duduk di mejanya dan berhadapan dengannya. "Hai, namaku Xavier." ucap pria itu tiba-tiba. Sydney kebingungan dan membalasnya dengan kikuk. "Oh hai, namaku Sydney." ucap Sydney kikuk. "Kenapa ya?" tanyanya.
"Tidak aku hanya ingin berkenalan dengan kamu hehehe karena kamu cantik." ucap Xavier. Sydney semakin merasa aneh. Ia merasakan sesuatu yang janggal namun berusaha untuk menepisnya. Sydney tidak ingin nethink dulu. "Makasih." ucap Sydney singkat. "Bolehkah kita bertukar nomor HP?" tanya Xavier. "Oh, tentu boleh." ucap Sydney tersenyum. Dia hanya ingin mencoba untuk berteman denganku saja, batin Sydney.
~~~
Anders Corp, New York
Liam yang sedang sibuk menandatangani berkas tiba-tiba mendapat notif pesan dari orang tak dikenal. Ia membuka pesan itu dan menemukan foto Sydney yang sedang asyik mengobrol dengan seorang lelaki. Tangan Liam mengepal. Entah mengapa, ia merasa sangat emosi padahal sebelumnya ia tidak pernah merasakan perasaan ini. Entah perasaan apakah ini.
~~~
Jam menunjukkan pukul 8 malam. Sydney sedang asyik berkutat dengan handphonenya. Tiba-tiba terdengar suara bel apartemen berbunyi. Sydney langsung membuka pintu itu dan kaget karena mendapati Liam. Muka Liam terlihat merah seperti orang marah. Nafasnya memburu.
Liam menerobos masuk. "Jelaskan apa ini!" ucap Liam tegas, tanpa basa-basi sembari menunjukkan foto Sydney yang sedang mengobrol dengan Xavier. Sydney yang melihat foto itu kaget karena itu merupakan foto dengan pria yang baru saja kenalan dengannya tadi siang.
"Siapa dia? Kamu ada hubungan apa dengannya?" tanya Liam. "Kami tidak ada hubungan apa-apa kok." jawab Sydney. "YAKIN TIDAK ADA HUBUNGAN APA-APA? LALU KALIAN KOK BISA BERTEMU DAN MUKAMU TERLIHAT SANGAT SENANG BERTEMU DENGANNYA. AKU KIRA KAMU WANITA YANG BERBEDA DARI YANG LAINNYA, TETAPI TERNYATA SAMA SAJA." teriak Liam yang sudah tidak kuasa menahan emosinya. Ia lalu pergi meninggalkan Sydney seorang diri.
Air mata Sydney perlahan jatuh. Ia padahal tidak salah apa-apa. Liam yang dulu kecil ia kenal berubah total sekarang. Ia tidak menyangka akan dibentak oleh Liam. Sydney segera memasuki kamarnya. Sepertinya aku telah memberikan perasaan ini kepada orang yang salah, batin Sydney. Ia menangis di kasur hingga pada akhirnya ia ketiduran.
Liam sedikit menyesal telah membentak Sydney. Ia tidak dapat menahan emosinya. Tiba-tiba terlintas sesuatu di pikiran Liam. Dengan cepat, ia segera menelpon orang kepercayaannya untuk menyelidiki hal ini. Lalu, tiba-tiba pikiran Liam dipenuhi oleh Sydney. Liam baru sadar bahwa ia telah membentak Sydney. Liam pun dengan cepat kembali ke apartemen Sydney dan pada saat Liam mengetuk pintu apartemen Sydney, tidak ada jawaban padahal sudah diketuk berkali-kali.
~~~
Sydney mengecek jam ponselnya yang menunjukkan masih jam 6 pagi. Sydney baru tersadar bahwa semalaman ia menangis sampai pada akhirnya ketiduran. Ia memutuskan untuk keluar dari apartemennya dan pada saat keluar, ia menemukan Liam berada di depan pintunya. Sydney terkaget. Ia segera membangunkan Liam. Liam pun terbangun.
Pada saat Liam melihat Sydney, ia segera meminta maaf kepada Sydney atas kejadian kemarin. Sydney pun memaafkan Liam. Kemudian Liam mendapat sebuah email dari asisten pribadinya mengenai kejadian yang mereka alami. Sydney pun melihat email itu juga dan ternyata tokoh dibalik semua ini adalah Hanna, gadis yang ingin dijodohkan ke Liam.
Liam sangat marah. Ia mengepalkan tangannya. Gadis itu hampir membuat hubunganku dengan Sydney hancur, batin Liam. Sydney yang melihat Liam begitu emosi, mencoba untuk menenangkannya. "Sudahlah biarkan saja." ucap Sydney. Liam hanya menganggukkan kepalanya pelan.
"Akan ku urus dia. Lihat saja." ucap Liam pelan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Seperated By Time
RomantikSydney Spencer, hidupnya jungkir balik setelah kematian kedua orang tuanya. Ia harus mencari uang dengan jerih payahnya sendiri demi kelangsungan hidupnya. Setelah terpuruk selama berbulan-bulan karena kematian kedua orang tuanya, Sydney memutuskan...