Bagian 4 : Kepikiran

14 0 0
                                    

"Hmmm...." gumam Ulan sendiri sembari baring-baring tak jelas di kasur sayangnya

"Kasian juga.... Kenapa musti gitu ya?
Kan bisa tetep jalan tapi dibagi waktu. Hmmm. Atau si cewe dalangnya ? Ah ga lah. Masa pikiranku sejahat ini sih. Aku kan temannya. Yah walau ga deket deket amat. Tapi ya udah tau ya temen namanya. Ga boleh lah aku mikirnya kek gitu.
Mungkin, dia punya pertimbangan lain ya?
Ah sudahlah. Bo'am lah(bodo amat) mending bo'mut (bobo mulu sampe belumut) hehehe" batin Ulan dan benar dia tertidur . dan pulas.

****

(Cling...) dering chat Ulan

("mau ku jemput buat eksul sebentar?)

"Eh? Ngajak dianya? Wkwkwk. Mujurlah, biar bapake ga susah susah lagi kek ojek pengkolan. Haha" batin ulan

("cie ngajak. Oke.. Aku siap, aku siap.")

("Jam 5 kita udah otw ya. Ga usah buru-buru ya kita. Oke?")

("Okeee asyiap pak wakil")

("Yup.")

("Thank you ya")

("Sami-sami")

("Keripatih?")

("Serah. Jangan lelet")

("Okeeee").

(Clik.) menutup ponselnya.

*****

"Good afternoon all. Makasih ya udah datang di eksul kita. Hari ini kita temanya games." Salam Rara sang ketua eksul membuka kegiatan.

"Huhuuy!" batin ulan

"Wasuh, eh waduh maksudnya. Moga-moga ga susah" gerutu salah satunya

"Asik. Game apa tuh ? Game mencari kebenaran cinta mu?"

"Cieeeeeee Dede udah tau ya gombal? Kirain tau nyusahin doang" ejek salah seorang dari mereka

"Sialan. Kampret lu cipit." umpat yang diejek yang bernama Dede yang adalah orang Batak.

"Eee Dede kempot" tambah yang seorang berkacamata

"Awas ya lu Sat. Elu aja ga bisa-bisa dapetin hati si Anna." sebel si Dede

"Eh sebut merek. Wah bahaya lu. Gimana nih Sat, apa kita sikat aja pake sikat gigi?" tambah seorangnya lagi

"Ya ampun kalian, sudah, sudah. Kita lanjut ke game aja yah biar tambah seru ketawa-ketawanya" cela Tika yang adalah wakil ketua ekskul yang sebentar lagi habis masa jabatannya. ntah karna senang melihat si Dede di bully atau memang niat untuk mengembalikan sekumpulan laki-laki gamers itu ke 'jalan yang benar'.

"Oke, hari ini kita udah siapin kertas, trus kita bagi tim. Dua aja biar ga ribet. Mulai dari Satria, Dede, trus Bams, Fitra, Anna eh kok anna sih kebawa kan wkwk, kalian ber 8 trussss sampai berakhir di Ulan. Ok? Aku sama Rara jadi jurinya biar ga ada yang curang. Oke?" jelas Tika panjang lebar.

"Yeee itu curang mah. Ga main bedua"

"Iya nih ka Tika, curang. Takut dihukum ya?" timpal si calon wakil ketua eksul

"Hahaha ga lah. Kan kita berdua yang nyiapin jadi malah curang dong, nanti kita udah tau cluenya."

"Gimana. Setuju kan??" sahut Rara final

"Okeeee..
Setuju..
" jawab mereka beriringan.

"Jadi permainannya seperti ini......"

******

"Makasih ya, "

"Ok." jawabnya singkat dan kemudian menghilang dari pandangan namun masih terdengar suara matic andalannya. Ya, maklum matic keluaran pertama yang adalah milik kedua orang tuanya.

Itulah dia. Lelaki idaman. Banyak uang tapi bergaya sederhana. Cukup rasional. "Kan harta orang tua?" pikir Ulan sambil mengingat-ingat wajah lelaki itu.

"Hehehe.. Dasar cipit."

*****

Arrigatou readers.
Kayak ngomong sendiri. Wkwk.
Mungkin belum skarang ya rame pembacanya, tapi saya yakin pasti ada dan banyak yang baca. Entah kapan yang pasti harapan saya semoga bisa menghibur dan smoga aja ya ada manfaatnya yang berguna tentunya... Hehehe

Thanks !
Tunggu aja chapter berikutnya.. Masih fresh jadi ya seminggu beberapa kali updatenya.

Seeya

Quite Down (Yang Tak Tersampaikan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang