siapa.

33 1 0
                                    

Prov author

Cerah nya hari tak menyurutkan langkah kakinya untuk berlari.
Keringat di tubuhnya sudah bercucuran seperti tak ingin berhenti.

Langkahnya nya ia pelani saat menatap gadis yang sedang melambay lambaykan tangannya.

Dia berhenti menatap gadis yang tersenyum manis padanya.

"saya mau ngasih ini." ucap gadis itu, yang memberikan sebuah kertas selembar.

Dia menaikan alisnya bingung dengan apa yang sedang di lakukan gadis ini.

"ada apa?. Ini surat pengunduran diri kamu?" ucap laki laki bernama adam itu dengan sarkas.

"ihs. Ini surat keanggotaan saya sebagai relawan. " ucap gadis itu ketus.

Adam tak menghiraukan dan terus berlari menjauhi gadis itu.

Langit nazea putri, nama gadis itu yang sendu menatap kepergian adam.

Gadis yang biasa di sapa langit duduk dan membuka buku yang ada di tasnya.

Kamu berlari dan aku menanti.
Kamu meninggalkan dan aku mendekati.
Entah berapa langkah lagi untuk aku mendekat.
Entah berapa lama penatian yang tak terkuat.

Bagaimana lagi yang harus ku perbuat.
Aku semu tanpa angan namun pilu saat kau menghilang.

24 januari 2019

Setelah menuliskan seuntai kata, langit memasukan kembali bukunya dan berjalan ke arah rumah kepala desa yang tiga bulan ini langit tempati.

"assalamualaiku."

"eh langit lo dari mana, tadi gua abis ngajak anak anak belajar membaca, gua cariin tapi lo gak ketemu." ucap gadis berambut sebahu dengan poni depannya.

"jawab salam gue dulu lia." langit duduk bergabung dengan lia dan pak mamat dan bu tari.

Pak mamat adalah kepala desa ini dan bu tari adalah istrinya. Mereka tinggal berdua karena belum di karuniai anak walau sudah 25 tahun menikah.

Saat tim relawan dari suatu organisasi datang ke desa ini untuk memberikan pendidikan,dan pelayanan kesahatan untuk desa ini.

"silahkan di makan nak langit,ibu kebelakang dulu." ucap bu tari.

Langit menganggukan kepala dan tersenyum dengan ramah.

"besok acaranya gimana pak?" tanya langit.

"udah gua diskusiin tadi sama pak mamat, nanti acaranya pemeriksa kesehatan untuk ibu hamil sama lansia, anak anakan udah minggu kemarin."jelas lia yang sibuk dengan makanannya.

"iya nak langit, nanti para tentara dan masyarakat juga akan membantu acaranya." ucap pak mamat.

"bapak masuk dulu yah, mau siap siap ke mesjid." pamit pak mamat.

"besok lo sama dian bagian ngajar anak anak, gua sama yang lain di acara. "jelas lia.

Lia menatap tajam langit, membuat langit risih di tatap lia.

"apaansih?" kesal langit.

"la lo kayanya kenal banget deh sama tentara yang namanya adam itu." lia menatap ke anehan langit.

"eng-gak biasa aja"

"lo kesini bukan karena dia kan?" tanya lia curiga.

"gua kesini karena projek buku gua." bantah langit.

"kok gua kaya aneh gitu liat tingkah lo sama dia?"

"perasaan lo aja kali."

"ah masa sih gua salah diagnosa."ucap lia tak percaya.

"lo itu dokter bukan psikolog, disini yang psikolog itu gue jadi jangan sok tau." ketus langit.

"elah ketus amat bu. Gue emang bukan psikolog tapi gua ini sahabat lu yang 5 tahun ini selalu ngintilin lu. Jadi gua hafal banget gelagat aneh lu gimana."

Lia dan langit bertemu saat awal masuk kuliah,karena kosan langit bersebelahan dengan kosan lia.

Setelah itu lah mereka selalu bersama,dan lia selalu mengikuti jalan yang langit pilih.

Menurut lia, langit sudah menjadi kakaknya yang selalu ngelindungi dia.
langit selalu menonjok laki laki yang mempermainkan lia. Atau orang orang yang membully lia.

"buku lu yang bulan lalu terbit katanya laris manis."

"alhamdulilah kalau gitu,kan gua bisa bermanfaat buat orang dari tulisan gua."

"tapi kenapa ya la, setiap buku lu itu, gua ngerasa pasti selalu gantung endingnya. Lu nulis bukan cerita hidup lu kan la?."

"engga lah. Udah ah, bentar lagi magrib." langit bangkit dan berlari masuk meninggalkan lia yang sedang kesal karena dia yang harus membereskan piring sisa makanan tadi.

Setelah sholat magrib di masjid adam kembali ke barak.
Adam menyimpan peralatan sholatnya dan membuka sebuah buku yang sudah lama ia simpan.

"kenapa kamu selaru datang saat saya ingin melupakan." gumam adam saat membuka lembaran pertama dan tertempel foto dirinya dengan gadis cantik, mereka sama sama memakai seragam sma.

Di bawah foto itu ada sebuah tulisan.

Kita sama sama bahagia saat lembayung bersinar terang.
Kita saling menggenggam dan percaya bahwa kita kan selamanya bergandengan.

14 febuari 2012.

Adam menutup kembali bukunya dan dia simpan di bawah tumpukan baju di lemari.

"dam!!" rian menepuk bahu adam yang membuat ia tersentak.

"lo ngelamun apa sih dam?"

"engga lagi kangen aja." celetuk adam.

"kangen siapa? Emang lo udah punya pacar ya dam?" tanya rian kepo.

Adam menjitak kepala rian membuat rian mengaduh kesakitan.

"pacar ndas mu, gua lagi kangen ibu."

"anjrit sakit kamprett" rian mengelus elus kepalanya.

"di jitak aja sakit apa lagi di tembak peluru kali. Kayanya lo salah profesi deh yan." ucap adam.

"jalan jalan ke wono giri. Beli ayam campur terasi.
dasar jomblo satu ini, yang tak pernah punya kekasih." ledek rian.

"awkarin makan terasi. Bodo amat si." adam berjalan ke luar barak.

" lo mau kemana?" tanya rian.

"beli terasi pake nasi. Terserah gua si."

"abang abang bawa karpet. Dasar kampret." kesal rian.

U L U RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang