acara

17 1 0
                                    

Semua sibuk mempersiapkan, acara pelayanan kesehatan untuk ibu hamil dan lansia.

Para tentara membantu para relawan dengan menyusun kursi dan membawa obat obatan.

Acara di mulai pada pukul 9 pagi.
Semua bergegas menyelesaikan tugasnya karena sebentar lagi acaranya akan di mulai.

Semua warga sudah mulai berdatangan mengambil kartu antrian dan duduk menunggu acaranya di mulai.

Tak lama saat semua sudah berkumpul acara di mulai, dengan doa dan sambutan.

Setelah itu semua sibuk dengan pemeriksaan dan kegiatan lainnya.

Lia melihat adam yang sedang membantu seorang nenek berjalan.
Dia memperhatikan adam dari atas sampe bawah.

"ramah, tapi kenapa kalau sama langit pasti datar, apa perasaan gua aja kali." batin lia, dia menggeleng gelengkan kepalanya.

"kenapa lo?" tanya aldi yang merupakan relawan yang cukup dekat dengan lia dan langit.

"engga lagi tes kestabilan otak gua aja." ucap asal lia.

"gila ya!! Sana minta periksa temen lu"

"eh ngemeng ngemeng langit kaga di sini?"tanya aldi.

"keliatannya gimana?"ketus lia.

"ngegas amat bu, kemana langit?"

"dia ngajar anak sd sama dinda." ucap lia datar.

Lia pergi meninggalkan aldi dan menghampiri adam yang sedang sibuk merapihkan kursi.

"gue bisa berbicara sama lu?" to the point sekali lia ini.

Adam yang sibuk mengangkat kursi menatap ke arah lia, dan mencoba mengingat siapa dia.

"itu kamu sudah berbicara."

Lia berdecak kesal, dia duduk di kursi yang belum di satukan oleh adam.
Lia menatap kursi di hadapannya mengode agar adam duduk di hadapannya.

"lo ingat gua?" tanya lia.

"mungkin karena muka kamu pasaran." celetuk adam membuat lia menelik tajam.

"kampret lo!!" umpat lia.
Lia berdeham dan menetralkan kekesalannya.

"gue lia,salah satu dokter di sini." lia mengulurkan tangannya kepada adam.

Adam menatap heran dan mengulurkan tangannya menjabat lia.

"adam." singkat padat dan jelas.

"cks. Lu kenal langit?" tanya lia to the point.

"langit? Salah satu relawan di sini?. Kenal."

"bukan itu!."kesal lia.

"terus?"

"mungkin lu pernah ketemu langit sebelum di sini?"

Adam diam, dia tau kemana arah pembicaraan lia.

"woy dam, ada panggilan." ucap rian menghampiri lia dan adam.

"sekarang juga?" tanya adam.

"iya selamat buat lo."

"saya pergi," pamit adam.

Setelah adam berlalu pergi, terlintas di dalam fikiran lia untuk menanyai segala sesuatu tentang adam kepada laki laki di hadapannya.

Lia menatap lekat laki laki bernama rian itu, sampai rian merasa risih dengan pandangan lia.

"awkarin makan nasi. Apaan sih?" risih rian.

"lu temennya adam ya?" tanya lia.

"kenapa? Lu suka dia?"ucap rian.

"mana ada"

"gua lia salah satu relawan di sini" lanjut lia mengulurkan tangannya.

"widih jadi lu sukanya ke gua nih." antusias rian menjabat tangan lia.

"gua rian yang paling ganteng di pasukan." ucapnya.

"ada yang mau gua tanyain ke lu tentang adam."

Lia duduk kembali dan tanpa kode rian duduk di hadapan lia.

"gak mau tanya tentang gua aja nih?" rian menaik turun kan alisnya.

"najis!!"ketus lia.

"cks yaudah apaan" ucap rian sedikit kesal.

"lu kenal adam udah berapa lama?"

" gua awal kenal sih pas masa pendidikan, terus ketemu 2 tahun yang lalu karena di tugasin di sini." jelas rian.

" lo kenal langit?"

"kenal mah engga tau mah tau." ucap rian santai.

"serius?"

"tuh" rian nenunjukan keatas langit dan tertawa membuat lia kesal.

"gua serius!!"

"jangan sekarang gua belum ada modal nikah." celetuk rian.

Lia di buat kesal oleh tingkah laku rian.

"lu kalau becanda terus gua tonjok nih!!" ancam lia.

" wuss selow bu dokter. Iya ada apa bu dokter."

"lu tau mantan adam siapa aja?" tanya lia kepo.

"setau gua adam gak pernah pacaran."

"eh tapi kalau gebetan, gua pernah liat foto dia sama cewe gitu pas jaman pendidikan."lanjut rian

"cewenya kaya gimana?"

"kenapa sih kepo amat sama si adam." kesal rian.

"lu beneran suka yah. Jujur aja deh."

" bukan bangke!!"

"alah udah lah jujur aja."

"bukan gua kepo tentang adam bukan karena gua suka dia."

"terus apaan." rian memotong kalimat lia.

"lo tau salah satu relawan yang namanya langit?"

" oh iya yang penulis itu kan?"tanya rian. Lia menganggukan kepala.

"lu gak aneh gitu, selama 3 bulan ini, adam selalu ngehindari langit."

"ya kali aja si adam takut jatuh cinta sama langit." ucap rian asal.

"rian gua gak bercanda. Selam ini langit juga kaya selalu mencoba ngobrol sama adam tapi adam selalu datar sama langit." jelas lia.

"oh iya ya." rian mencoba mengingat ingat semua kejadian itu.

"bahkan mereka sama sama terkejut waktu gua sama tim sampe di desa ini."ucap lia meyakinkan bahwa ada yang janggal antara langit dan adam.

"iya tapi kenapa lo gak tanya langit langsung." tanya rian.

"sampe berbusah busah pun mulut gua dia gak bakal ngasih tau gua." kesal lia.

"eh tapi di inget inget. Muka langit mirip cewe yang di foto itu."

"serius lu?"

"iya sama sama manis" rian menyunggingkan senyumnya membuat lia kesal.

"gak guna gua nanya sama lo!" ketus lia. Dia pergi meninggalkan rian sendiri.

"lah gua di tinggal. Cks jadi gua kan yang beresin kursi." kesal rian.

U L U RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang