Hari ini Kemala sendiri. Jika minggu lalu dia ditemani Nino untuk menjadi relawan yang mengajarkan anak-anak untuk melukis, maka hari ini Kemala datang sendiri. Memang, ada beberapa relawan lain yang hadir untuk berpartisipasi. Tapi Kemala tidak mengenal semua relawan itu. Hanya ada satu relawan yang pernah satu acara dengannya beberapa kali.
Namanya Yura. Kalau Kemala seorang freelancer yang sedang mempersiapkan bukunya untuk dirilis, maka Yura adalah designer cover buku dan novel yang sudah tinggi jam kerjanya.
"Mal, hari ini kemana?" tanya Yura, sambil mengambil tisu dan mengusap-usapkannya pada jari-jari di tangan kanan.
"Kemana? Maksudnya setelah ini?"
Yura mengangguk, dia duduk di sebelah Kemala. Acara sudah dimulai 45 menit lebih, dan dari pantauannya sejak tadi, Yura baru bisa duduk untuk bercengkrama sejenak dengan Kemala. Sebelumnya, Kemala dan Yura sama-sama sibuk berkeliling untuk membantu mengarahkan anak-anak melukis dan memilih warna.
"Iya, habis acara ini. Ketemu sama Nino?"
"Gak deh kayaknya.. Gue mau beli Gulu-Gulu dulu, baru abis itu balik," Kemala tersenyum cerah.
"Hahaha, anak cheese tea banget sih lo."
"Ya gimana dong, panas banget gini. Mana tahan kalau nggak dikasih yang dingin dan manis-manis."
"Liatin gue aja, Mal. Udah manis kok," Yura mengedipkan mata.
Kemala refleks mengerutkan kening dan membuat ekspresi mual. "EWWW. Geli!"
Yura tertawa, kemudian sambil merapikan kuas-kuas yang berserakan di atas mejanya, dia bertanya soal project buku Kemala yang sempat dibahas beberapa minggu lalu. Karena mereka berada di bidang yang sama, sedikit banyak Yura memberi masukan untuk project Kemala. Meski pun tidak banyak juga sih, apalagi Yura tahu kalau Kemala dibantu Nino. Kalau sudah berurusan dengan Nino, sudah bisa dipastikan akan sangat artistik.
Kemala pernah bilang, kalau dia menerima masukan dan bantuan dari siapa pun, tidak cuma Nino saja. Pun begitu, Yura masih suka meledeknya dengan ucapan seperti "Udah ada Ninooo, gue bantuin apa sih paling? Nanti habis lo tanya gue, tanya Nino lagi ya."
"Nino sibuk banget sih, Mal. Masih serius usaha dan buat pamerannya?"
Kemala kembali tersenyum. Setiap ada pertanyaan seputar Nino dan usahanya, Kemala pasti akan bersemangat menceritakan kegiatan pacarnya itu. "Masih, minggu depan ada joint exhibition sama anak-anak lain. Dia bakal jual barang juga disana. Nanti dateng, Yur."
"Kapan sih?"
"Hari Jumat sampai Minggu, di daerah Gandaria."
Yura mengangguk pelan, "Boleh, nanti kabarin lagi ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara dan Kemala
RomanceAksara Rasyid Malistyo adalah orang yang terbiasa hidup cukup, bahkan lebih. Dari lebihnya hidup Aksara, dia diajarkan untuk senantiasa berbagi kepada yang kurang. Hingga dia tumbuh menjadi laki-laki yang berprinsip, bahwa sekecil apapun kebaikan ya...