[🐯] Two

499 107 108
                                    

Woojin itu..

Duh..

¤▪•°❄°•▪¤

Aku mengusap air mataku yang belum berhenti turun.

Seumur hidup baru kali ini aku punya masalah yang cukup berat.

Somi memfitnahku sampai aku dimusuhi satu kelas seperti ini hanya karna salah paham.

Fakta yang lebih menyakitkan, karna Somi sahabatku.

Aku benar-benar tidak percaya ia lebih mendengar ucapan Nancy di banding aku.

Air mataku belum berhenti turun sejak tadi. Padahal sebentar lagi bel masuk akan berbunyi. Kalau Woojin tau, dia pasti akan marah.

Aku yakin Woojin juga akan benci padaku setelah mendengar kabar itu.

Karna sekarang kabarnya tersebar sampai satu sekolah. Kalau aku merebut pacar sahabatku sendiri. Lai Guanlin pacar Jeon Somi.

"Sayaaaang!"


"..."

"Sayang! Kok nggak noleh sih?"

Aku masih saja tidak menjawab.

"Lihat-- LOH SAYANG KENAPA NANGIS?"

Wajahnya terlihat sangat terkejut, seketika wajah cerianya berubah jadi datar.


"Jawab." Ujarnya dengan nada datar. Aku menggeleng.

"Aku ga suka liat kamu nangis. Jangan nangis, cerita aja ke aku."

Akhirnya aku kembali menangis, kali ini tangisanku lebih kencang di bahu Woojin. Aku benar-benar takut Woojin marah. Belum lagi hp ku tidak berhenti bergetar sejak tadi.

Notifikasi dan berbagai macam umpatan masuk kedalam aplikasi chat. Membuatku syok.

Seketika wajah Woojin memerah menahan amarah.

Ia mengambil hpku, mematikan benda itu dan membantingnya hingga hpku retak. Belum cukup dibanting, Woojin menginjak hp ku hingga bentuknya tidak utuh. Setelah puas menginjak, ia menendang benda yang tidak utuh itu entah kemana.

"Sampah," Desisnya pelan.

"T-tapi Jin-- itu hp--"

"Biarin, aku bisa beliin yang baru. Nanti biar aku beliin yang mirip. Kamu mau hp apa? Biar aku beliin kalau bisa sama tokonya."

Entah kenapa suara notifikasi dan berbagai macam umpatan itu terdengar di telingaku. Woojin yang paham segera menutup kedua telingaku dan berbisik pelan. "Gapapa, gapapa kok. Jangan dipikir sampah kayak mereka."

Wajar kalau aku menerima umpatan dan cacimaki dari mereka. Somi itu primadona sekolah. Siapa yang bisa membenci anak itu?

Woojin menarik tanganku. Membawaku ke arah kantin, genggamannya tidak terlalu keras. Tapi lebih dari cukup untuk membawa tubuhku yang kecil.

"Jeon Somi!!"

Somi yang sedang tertawa bersama Nancy menoleh. Senyumannya hilang.

Entah kenapa aku malah merasa kehilangan sosok sahabat.

"Jeon Somi, kenapa lu nuduh cewe gue kayak gitu?" Ujar Woojin berusaha kalem.

Somi berdiri dari duduknya, menunjukku menggunakan telunjuknya. "HEH! CEWE LU ITU UDAH BERANI REBUT COWO GUE TAU! DASAR CEWE CENTIL. UDAH DIBAIKKIN MALAH GA TAU DI UNTUNG."

"Lo juga kok mau sama cewe kayak dia Jin? Mending sama gue." Nancy memutar kedua bola matanya malas. Bibirnya menampilkan senyuman licik yang bisa membuatku darah tinggi.

"Lagian buat apa percaya sama dia? Dia udah bohongin gue kayak gini." Somi ikut menatapku tajam.

Brak!

Woojin menendang meja kantin yang cukup panjang, hingga meja itu nyaris saja mengenai Somi. Tangannya masih menggenggam tanganku.

"Harusnya lo itu cari tau semuanya baik-baik! Ingat! Gue sahabatnya Guanlin. Dan setau gue, yang centil sama pacar lu itu bukan cewe gue! Tapi temen baru lo itu! Nancy!!" Wajah Woojin berubah sangat dingin. Tapi tetap saja tangannya masih menggenggam tanganku lembut.

Duh..

"Harusnya lo tau! Kalung yang lu pakai itu, kalung yang dibeliin Guanlin dengan bantuan cewe gue! Mereka berdua sampai keliling dunia cuma buat nyari kalung sialan itu. Cuma buat bikin lu bahagia aja mereka rela walau harus bolak balik beda dunia atau alam."

Aku menunduk, tangan kiriku menarik seragam Woojin. "Jin.."

"Aku ga suka ya, ada yang bikin kamu nangis!" Tiba-tiba wajah Woojin terasa semakin dekat

Bentar, bolehkah saya ambyar? :')

"Tapi--"

Woojin menoleh dan mengacak rambutku sambil tersenyum, salah satu kebiasaannya, "Aku percaya sama kamu."

Ia berbisik dengan suara lembut, "Abis ini makan dulu ya? Kamu belum makan dari semalam pasti. Iya kan?" Tangannya mengusap rambutku sambil tersenyum tipis.

Ia kembali menatap wajah pucat Somi dengan raut wajah sinis, "dengar, sekali lagi lu berani bikin cewe gue nangis---"

Seluruh orang yang ada di kantin menatap kami tak berkedip.

"--gue bisa bikin masa SMA, Kuliah, atau bahkan perusahaan ayah lo hancur lebur tujuh turunan Jeon Somi."

Tubuhku kembali di tarik. Meninggalkan kantin yang hening.

Tapi ditengah langkahnya, Woojin berbalik ke arah mereka. "Oh iya--"

"Itu berlaku buat semua orang yang berani sakitin pacar gue."

Aku ngerasa beruntung punya pacar kayak Woojin..

Cowo kayak gini idaman paket lengkap :")

¤▪•°°•▪¤

Knp banyak kabar buruk tahun ini? :")

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Knp banyak kabar buruk tahun ini? :")

Mulai dari Tbz sampai Skz :(

[1] Reasons┋Park Woojin  [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang