THD-13

51.7K 1.9K 108
                                    

Tatapan Liam begitu tajam menatap wanita yang mengaku-ngaku sedang hamil anaknya itu,  rupanya wanita itu ternyata ingin bermain-main dengannya. Apa wanita itu tidak sadar sedang berhadapan dengan siapa?.

Ia ingat siapa wanita itu,  wanita yang memang 2 bulan lalu menggodanya di sebuah Club malam. Dan tentunya Claudia tidak tau jika Dia pergi kesana,  karena jika istri nya tau maka habis lah Dia.

"Jika kau hanya ingin menghancurkan Rumah tangga yang baru saja ku bangun,  lebih baik kau pergi saja" Kata Liam malas, Ia menjatuhkan tubuhnya diatas sofa yang tadi di dudukin oleh istrinya itu.

"Aku tidak sedang melakukan itu! aku hanya ingin kau bertanggung jawab atas kehamilanku" Pekik wanita itu, dengan keberanian yang Ia kumpulkan. Ia berjalan mendekati Liam dan duduk di sebelah Pria itu.

Liam duduk diam ketika wanita itu duduk di sebelahnya, Ia hanya akan melihat sampai dimana wanita itu bersikeras dengan kehamilan yang sama sekali tidak pernah Ia lakukan. Ia memang brengsek, tapi tidak pernah sekalipun Ia meniduri wanita manapun karena Liam memiliki wanitanya sendiri.

"Aku rela menjadi Istri kedua mu, Aku yakin kau pasti tidak puas dengan Istrimu itu. mengingat dia juga menikahi Marco" Kata wanita itu mengelus manja lengan Liam, wanita itu tersenyum ketika Liam memejamkan kedua matanya.

"Liam, Aku pasti akan memua-" Ucapan wanita itu terpaksa berhenti ketika Liam dengan kasar mendorong tubuh wanita itu mejauh dari tubuhnya.

"Pergi atau Mati" dengan nada yang begitu tajam Liam lontarkan pada wanita itu. hingga, Liam dapat melihat tubuh wanita itu bergetar takut.

"Bagaimana dengan janinku!" 

"Minta pertanggung jawaban dengan pria yang sudah menghamilimu bukan padaku, Bitch"

"Tapi kau yang-" Lagi dan lagi wanita itu tidak dapat melanjutkan ucapannya ketika Liam bangun dari duduknya dengan marah meraih Pistolnya dari dalam laci yang tidak jauh dari jangkaunnya.

"Dua bulan yang lalu, kau datang mendekati ku, menggodaku seperti jalang lainnya. saat itu aku sama sekali tidak menyentuhmu meski saat itu kau memasukkan obat perangsang sialan itu kedalam minumanku. dan kau mau tau siapa ayah dari janin mu itu?" Kata-kata Liam membuat wajah wanita itu pucat pasi, Ia tidak menyangka Jika rencananya di ketahui.

"Bash" Panggil Liam dengan suara lantangnya, hingga dari pintu utama datang seorang pria yang berpakaian serba hitam menghampiri mereka. pria yang memiliki postur tubuh tinggi dan juga wajah yang tampan.

"Tuan" Pria itu menundukkan tubuhnya sedikit memberikan hormat pada liam.

"Kau ingat wanita ini?" Tanya Liam, telunjuknya mengarah kearah wanita yang terlihat kebingungan itu.

"Iya Tuan" Jawab Pria yang bernama Bash itu.

"Jelaskan padanya" Liam kembali duduk diatas sofa dan memainkan pistolnya yang ada di genggamannya.

"Maaf Nona, Malam itu saya lah yang meniduri anda dan bukan Mr.Harber't" wanita itu menggelengkan kepalanya menolak apa yang baru saja Pria itu katakan. tidak mungkin, Ia sangat ingat jika malam itu Liamlah yang ada bersamanya buka pengawal sialan itu.

"Kau jangan asal berbicara, sialan!" 

"Itulah yang sebenarnya Nona"

"Bash, apa kau akan bertanggung jawab?" Tanya Liam menatap kearah pengawalnya itu.

"Tidak Mr, Saya sudah menikah dan anda sudah tau itu" Jelas Bash dengan tatapan yang menatap remeh kearah wanita itu.

Liam menyunggingkan senyum licik ketika wanita itu menjatuhkan tubuhnya begitu saja diatas sofa, tatapan wanita itu seakan kosong. mungkin terkejut.

"Kau tau apa yang harus kau lakukan bukan?" dengan sigap Bash menganggukan kepalanya, lalu menarik paksa wanita itu keluar dari sana. lagi dan lagi ia harus melenyapkan wanita sejenis itu.

***

sementara Claudia yang sudah duduk di kursi santai sambil menatap kearah Marco yang sedang melakukan push-up, menatap tubuh suaminya yang begitu menggairahkan membuat Claudia tanpa sadar hampir menjatuhkan air liurnya.

dengan cepat Claudia menggelengkan kepalanya ketika bayangan panas Ia dan Marco melintas di benaknya. tingkah wanita itu tidak lepas dari mata tajam Marco, Pria itu tersenyum licik untuk sesaat dan memutuskan berjalan menuju Claudia.

"Sayang" Panggil Marco membuat Claudia yang sedari tadi memukul-mukul kepalanya menghentikan tingkah konyolnya itu.

"Ya?" 

"Apa yang kau lakukan, Heum. kenapa memukul kepalamu?" Tanya Marco tersenyum jahil.

"I-itu,  tidak apa-apa. Hanya saja aku merasa pusing" Elak Wanita itu,  Ia bernafas lega kala Marco menganggukkan kepalanya.

"Dimana Liam? " Tanya Marco. Sementara Claudia hanya mengangkat bahunya malas,  mengingat Liam membuat Claudia kesal.

"Kapan kita berangkat liburannya?" Rengek Claudia memeluk tubuh keringat Suaminya. Wanita itu tidak merasa jijik lantaran keringat Marco mengenai kulit nya juga.

Bahkan, hal itu membuat Claudia semakin memeluk tubuh Marco lantaran Aroma tubuh suaminya yang begitu jantan.

"Sayang,  aku sedang berkeringat" Kata Marco mencoba melepaskan pelukan Wanita nya itu.

"Tapi aku suka" Rengek nya manja, semakin membenamkan wajahnya di lekukan leher Marco.


Two Husband Devil (SUDAH TERBIT - TERSEDIA E-BOOK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang