THD-14

50.7K 1.9K 148
                                    

***

Setelah selesai mengurus wanita tidak jelas itu, Liam beranjak dari posisinya. Ia berjalan ke kamar mereka untuk mencari Claudia. Namun, nihil tidak ada seorang pun di dalam kamar luas itu. Tidak ingin menyerah, Liam kembali mencari Wanita nya di tempat lain.

"Apa kau melihat Claudia?" Tanya Liam kepada Pelayan yang sedang menundukkan kepalanya.

"Nyonya ada di ruang Olahraga Tuan, bersama Tuan Marco" 

"Baiklah" Liam melangkah pergi begitu saja, ia harus menemui Claudia secepatnya. seharusnya waktu itu Ia melenyapkan wanita itu saja, sial. harus berapa wanita lagi yang harus Ia lenyapkan agar tidak mengganggu rumah tangganya.

Liam berhenti di depan pintu berwarna putih, dengan perlahan Liam membuka pintu itu. Namun, pintu itu sama sekali tidak mau terbuka.

"Marc, buka pintunya" Teriak nya menggedor-gedor pintu itu dengan keras.

Sial...

Dengan kesal Liam menendang pintu itu dengan kuat ketika mendengar suara desahan Claudia. Sudah pasti saudara tidak kembarnya itu sedang bercinta dengan istri mereka.

Tidak dapat menahan diri lagi,  liam memilih pergi dari sana. Ia tidak akan dapat bertahan lebih lama lagi mendengar suara desahan istrinya.

***
Meski masih merasakan rasa kesal terhadap liam,  tidak membuat Claudia melupakan tugasnya sebagai istri.

Wanita itu berjalan memasuki perusahaan besar milik kedua suaminya itu. Tapi kali ini berbeda karena kali ini Claudia berada di salah satu cabang perusahaan. Dimana Liam lah yang memimpin.

"Selamat siang Mrs. Harbert" Sapa respsionist wanita yang bernama Elly.

"Selamat siang Elly,  apa Mr. Harbert ada di ruangannya?"

"Tuan ada di ruangannya Mrs"

"Baiklah,  terimakasih"

Dengan langkah anggun,  Claudia berjalan menuju lantai teratas dimana ruangan Suaminya berada. Beberapa karyawan menyapa nya dengan sopan.

Claudia menatap aneh kearah meja sekretaris Liam,  tumben sekali wanita genit itu tidak ada di meja nya.

Tanpa mengetuk pintu terlebih dulu,  Claudia membuka pintu kerja liam begitu saja.

Pemandangan pertama yang Claudia lihat yaitu,  dimana sekretaris genit itu sedang membersihkan kemeja suaminya yang sepertinya terkena tumpahan kopi. Sepertinya wanita itu mencoba menggoda Boss nya.

"Sayang" dengan cepat Liam menyingkirkan tangan sekretaris nya itu,  pria itu melangkah mendekati Claudia dan memeluk istrinya itu.

"Ingin menambah stock istri? " sindir Claudia mencubit pinggang liam dengan kesal.

'Shttt'

Claudia melepaskan pelukan Liam dengan kesal,  Ia juga tidak memperdulikan Liam yang meringis sakit di pinggangnya.

"Aku membawa makan siang" Kata Claudia meletakkan bekal makan siang diatas meja,  Claudia menatap kearah sekretaris Liam yang menatap tidak suka dengan terang-terangan.

"Lelucon mu sungguh tidak lucu sayang" gerutu Liam ikut duduk di sebelah istrinya. Dengan tidak tau malunya,  pria itu membuka kemeja nya dan meletakkan nya diatas meja.

"Ada apa dengan tatapan mu Lia" Sindir Claudia menatap malas kearah sekretaris genit itu.

"Maksud anda apa Mrs,  saya tidak mengerti" jawab Lia.

"Liam,  hentikan" kesal Claudia dengan tingkah pria itu yang menciumi lehernya.

Lia yang melihat itu mengepalkan kedua tangannya,  dia tidak suka dengan apa yang saat ini Ia lihat.
Seharusnya wanita itu tidak datang, agar rencana nya berhasil menggoda Liam dan menjadikan pria itu sebagai miliknya.

"Apa yang kau lakukan,  apa kau masih ingin berdiri disana dan menonton ketika aku bercinta dengan istriku" Tanpa menatap kearah Lia,  Liam mengucapkan kata-kata itu dengan tajam.

"Say-"

"Saya tidak peduli jika kau menonton kami,  Saya hanya kasihan jika nantinya kau akan bunuh diri setelah melihat adengan erotis kami" Lagi,  perkataan Liam membuat Lia menahan malu.

"Permisi" Tidak sanggup mendengar perkataan Liam,  wanita itu pamit u dur diri dari ruangan itu.

"Satu lagi" Tangan Lia menggantung ketika ingin membuka pintu ruangan Liam.  "Aku ingin satu jam lagi surat pengunduran diri mu sudah ada di atas meja ku"

Dengan cepat Lia memutar tubuhnya menatap kearah Liam "Saya salah apa Mr, kenapa saya harus melakukan itu?" Lia berkata dengan kasar tidak terima dengan keputusan sepihak Boss nya.

"Aku tidak suka jika ada yang menatap istriku dengan tatapan tidak suka, pergilah"

Dengan marah yang tertahan, Lia keluar dari ruangan itu.

"Apa sekarang aku dimaafkan?" Tanya Liam,  ia menarik dagu istrinya dengan lembut agar mereka saling menatap.

"Kau terlalu kejam dengan memecat wanita itu" Claudia menyentuh rahang Liam.

"Tidak,  dia pantas mendapatkannya"

"Baiklah. Sekarang makan lah" tidak ingin memperpanjang masalah,  Claudia memilih menyiapkan makan siang untuk Liam.

"Bagimana dengan Marc?" Tanya liam.

"Dia masih Meeting,  kemungkinan dia makan siang di luar"

***

Untuk yang kesekian kalinya kedua pria itu membantu Claudia yang tiba-tiba berlari kekamar mandi dan seperti beberapa saat yang lalu,  istri mereka kembali mual-mual.

"Aku lelah" Gumam Claudia ketika rasa mualnya hilang,  wajahnya tampak pucat dan tubuhnya begitu lemah.

"Dokter Sam sebentar lagi akan datang" Kata Liam,  Marco menggendong tubuh Claudia membawa istrinya kembali keatas ranjang.

"Jangan menangis" Dengan lembut Liam menghapus air mata Claudia.

Tanpa berbicara,  Claudia merangkak ingin duduk diatas pangkuan Marco,  marco yang mengerti keinginan Sang istri pun membantu Claudia.

wanita itu melingkarkan kedua kakinya di pinggang Marco dan memeluk leher pria itu. Ia merebahkan kepalanya diatas bahu suaminya itu dengan manja.

"Manja" Cibir liam dan mendapat plototan dari Marco.



Two Husband Devil (SUDAH TERBIT - TERSEDIA E-BOOK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang