《7》

5 0 0
                                        

Hal yang paling dibenci oleh Eve.Hari ini ada satu siswa gak masuk sekolah,jadi harus Eve yang gantiin tugasnya.Ya,dikelasnya peraturan memang seperti itu,gak bisa dibantah.Satu murid gak turun,digantikan oleh seksi kebersihan.

Pantas aja sih kalo misalnya Eve dapat gelar seksi kebersihan,soalnya dia murid yang paling bersih dan rapi.Masalahnya itu adalah Eve kalo piket selalu lama,belum lagi nyusun mejanya.Ditambah lagi sambil nyanyi-nyanyi gak jelas.

Kadang suka kesel temannya tuh nungguin dia piket.Eve udah selesai ngepel lantai,tuh liat sampai dipel segala.Niatnya mau ngembaliin pel ke kelas sebelah,tapi malah liat orang nangis.

Cowok,gaya rambutnya kayak kenal,sepatunya juga,dan gaya dia nangis kayak anak kecil.Tapi,siapa?Gevan?Buat apa dia nangis di kelas orang?

"Van."Panggil Eve dari depan pintu kelas.

Gevan hanya menoleh lalu kembali memeluk kakinya dan menangis.

Akhirnya,Eve mengembalikan alat pembersih tadi ke bagian belakang kelas sebelah,setelah itu menghampiri Gevan.

"Van,lo kenapa?"Tanya Eve.

"Lo yang seharusnya gua tanya!Lo kenapa?Lo kenapa menjauh dari gua!Gua ada salah apa!Gua gak bisa lo jauh dari gua!Gua lemah,Ve!"Jawab Gevan dengan nada tinggi.Lebih ke anak kecil,tapi Eve kasian juga liatnya.

Marah aja imut.Tapi,Eve harus berpikir lagi apa yang harus dia lakuin setelah ini.Tetap menjauh atau menyusun rencana lagi.

"Gua butuh waktu sendiri juga,Van."Ucap Eve dengan nada gugup.

"Tapi,gua tau!Lo butuh gua disamping lo!Lo kesepian!Lo gak punya siapa-siapa!Makanya gua lahur dan ditakdirkan untuk lo!"Balas Gevan masih dengan nada teriak dan bisa dibilang kasar.

Eve hanya terdiam.Dan,kalo dipikir-pikir lagi apa yang dibilang sama Gevan betul juga.Eve kesepian,walaupun ada orang terdekatnya yang masih hidup.Karena,menurutnya kalo orang itu sering ada dihadapannya,mendengarkan setiap kalimat dari mulut Eve,orang itu adalah orang yang menemani Eve dalam kesepian.

Tapi,malah sebaliknya.Ia malah masih merasa sendiri walaupun masih ada orang yang dekat dengannya.Dan,satu-satunya yang kini ia punya hanya Gevan.Yang masih setia dengannya hanya Gevan.

"Van,ayo berdiri."Ajak Eve sambil memberi satu tangannya ke Gevan.

Gevan masih menghiraukannya.

"Van,mau sampai lo nangis disini?hm?"Lanjut Eve yang masih setia memberi tangannya kepada Gevan.

Akhirnya,Gevan mendongak dan berdiri atas bantuan Eve.

"Udah.Gak usah nangis lagi.Nanti gua diabetes liat lo nangis."Ucap Eve sambil menepuk pundak Gevan pelan.

Mulai deh Eve nya jadi cowok,dan Gevan nya cuman diem sambil nyembunyiin mukanya yang ngeblushing nih.

"Yaudah,gua pulang ya.Inget gak usah nangis,gak usah cengeng."Lanjut Eve sambil tersenyum kecil ke arah Gevan.Lalu,pergi meninggalkan Gevan.

Maapp klo chapternyaa kependekkann:"((
Makinn kesinii ceritanyaa makin gaje ihh:"((

Maapp klo chapternyaa kependekkann:"((Makinn kesinii ceritanyaa makin gaje ihh:"((

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cieee tiga harii lagiii ultahhh,acieee💕💕😙😁😂

-halusinasi-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang