Part 1

22.2K 550 18
                                    

Tubuh Raya menegang dengan sempurna. Matanya sudah mengeluarkan air matanya sejak beberapa menit yang lalu saat ia melihat hasil tespeck yang bergaris dua semua.

Raya Menjatuhkan tubuhnya di atas kasur dengan lemas, ia menggelengkan kepala dan terisak tertahan meremas selimutnya dengan erat.

"Tidak Mungkin..." Bisiknya lirih.

Ia Menghapus air matanya perlahan dan memegang perutnya dengan lembut.  Kenapa kamu harus hadir saat ayahmu akan pergi nak...

Raya mengambil ponselnya di atas nakas dan mencoba menghubungi Gio kekasihnya.

Sekali tidak terjawab, dua kali malah operator yang menerimanya. hingga ke tiga kalinya pun panggilannya tetap tidak di angkat-angkat oleh gio.
Raya terdiam sebentar Kemudian Memutuskan untuk pergi saja kerumah Gio. ia yakin Gio ada dirumahnya hari ini.

Raya pun mengambil tasnya dan memasukan ponsel beserta dompetnya langsung. ia berjalan keluar apartemen dan menaiki taxi untuk pergi kerumah keluaraga besar Gio.

-------------

Raya Memandang gugup gerbang tinggi menjulang Mansion keluarga abraham di hadapanya. Nyali raya mulai menciut, teringat akan kedua orang tua Gio yang tidak menyetujui hubungan mereka dan menentang keras anaknya untuk berhubungan dengan nya yang hanya perempuan sederhana yang tidak memiliki apa-apa. dan sekarang Raya datang kesini Untuk memberikan kabar kehamilannya yang mungkin malah akan membuat orang tua Gio lebih murka padanya.

Raya jadi Minder dan tidak berani untuk masuk kedalam. ia takut kedua orang tua Gio juga akan membentaknya seperti tahun lalu.

Tapi jika raya tidak mengatakan nya sekarang pada Gio. kapan lagi!.
Gio akan melanjutkan kuliahnya di university di Luar negri. dan raya harus memberitahukan Gio dulu sebelum keberangkatan kekasihnya.

Raya Menganggukan kepala dan menguatkan hatinya agar bisa lebih keras lagi menghadapi orang tua Gio.
ia akan Membajakan hatinya jika pun orang tua Gio akan membentaknya ataupun mencaci maki kedatangan nya. Ia harus memberitahukan gio hari ini, apapun yang terjadi.

Iya Raya. Kamu pasti bisa. Ucap raya di dalam hati. Ia mengelus perutnya meminta kekuatan pada anaknya untuk bisa menghadapi orang tua ayah, dari anaknya itu.

"Bantu Mamah sayang. Kita pasti bisa." Bisiknya dengan tangan yang masih mengelus perutnya.

Raya pun Memencet bell gerbang dan memberitahukan kedatangannya. ia tertegun setelah beberapa saat berdiam diri dan melihat pintu gerbang besar di hadapan nya terbuka.

Tidak biasanya ia di ijinkan masuk. padahal raya sudah siap-siap akan menerobos masuk, meskipun gerbang nya tidak di bukakan untuknya.

Raya pun berjalan masuk melewati halaman mansion abraham yang begitu luas.

"Mari saya antar Non!"

Raya memekik kaget dan melihat kesamping dengan terkejut. ia mengelus dadanya dan mendapati seorang laki-laki bertubuh kekar  sepertinya seorang bodyguard datang dari belakang tubuhnya dan mengendarai sebuah mobil terbuka mini di hadapannya.

Raya pun mengangguk saja dan naik di kursi samping kemudi mobil. ia meremas kedua tangannya dan gugup saat mansion besar keluaraga Gio mulai terlihat.

"Saya akan tunggu di sini.."

Raya mengerutkan keningnya tapi menganggukan kepala dengan perlahan. ia turun dari mobil dan berjalan kearah pintu besar di hadapannya dengan gugup.

Raya semakin tercengang saat pintu besar Mansion itu terbuka dengan sendirinya seolah memang membiarkan dirinya untuk masuk kedalam.

"Silahkan Masuk Non. Nyonya Sudah menunggu anda di dalam. Mari saya antar.". Raya benar-benar bingung, tapi ia mengangguk dan mengikuti Pelayan yang membukakan  pintu tadi untuknya.

i'm pregnentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang