Part 3

14.1K 484 22
                                    

Max Mengerang dengan kecang dan membuang bantal ke atas lantai dengan kasar.

"SIALAN. SIAPA YANG MEMENCET BELL DI PAGI BUTA BEGINI HAH..."Bentak nya keras. ia bangun dari atas kasur dengan membuang selimutnya tak peduli dan berjalan dengan langkah lebar penuh amarah pada seseorang yang berada di luar.

Tapi max langsung tertegun saat ia melihat siapa yang datang pagi-pagi buta begini ke apartemennya. bahkan Amarah yang sempat ia keluarkan tadi langsung padam seketika saat melihat pujaan hatinya lah yang berada di luar apartemennya.

"BUK........AAAAA"

Max langsung menarik paksa tangan raya dan memeluk tubuhnya dengan erat. "Kangen..."

Raya melotot pada max yang menariknya dengan kasar dan memeluk tubuhnya dengan erat untuk masuk kedalam apartemen pria itu. ia melepaskan paksa tubuhnya yang di peluk max dan melotot galak pada laki-laki sialan itu.

"APA-APAAN INI HAH...." Bentak raya melempar tabloid yang berisikan foto dirinya dengan laki-laki di hadapannya.

Max melihat kebawah dan menyeringai saat tahu apa yang membuat raya begitu marah padanya pagi ini.

"Kenapa? Apa ada yang salah dengan foto itu!" Tanya max santai.

Raya Mengepalkan tangannya saat max malah menganggap lelucon apa yang ia benci.

"Urus masalah itu baik-baik max. Aku tidak ingin mendengar ada scandal apapun tentang diriku. atau tidak, Aku tidak sudi lagi untuk bertemu dengan kamu di lain hari." ucap raya begitu dingin.

Max Menaikan satu alisnya. "Kenapa raya! Itu bukan scandal. Kita memang berpacaran jika kamu lupa?"

"CUKUP MAX. sekalipun kita pacaran. cukup hanya aku dan kamu yang tahu, orang-orang tidak perlu tahu tentang kita." Sentak raya semakin kesal pada Max.

"Raya, Kita sudah bersama selama tiga tahun. Dan selama itu aku tetap diam dengan hubungan kita. tapi aku tidak bisa hanya diam saja saat semakin hari semakin banyak saja laki-laki yang mendekati kamu."

"Tapi aku tidak pernah meladeni mereka semua max" Sentak raya frustasi.

"Tapi aku tetap tidak suka raya."Sentak max yang juga mulai kesal pada kekasihnya itu.

Raya menatap tajam pada max."Kamu membentakku hah."

Max meremas wajahnya kasar dan berjalan dengan cepat menuju kamarnya meninggalkan raya di ruang tamu sendirian.

Raya Mengerang kencang karna max malah lari darinya.

"Hapus berita itu. ATAU KITA PUTUS MAX..." Teriak raya sangat kencang dan keluar dari apartemen max dengan kesal.

Max keluar lagi dari kamarnya dan menatap tajam pada punggung raya yang hendak membuka pintu apartemennya.

"SIALAN. baikalah. Aku akan menghapusnya. Tapi ingat raya. KITA TIDAK AKAN PERNAH PUTUS." Bentak max Sebal dan kembali masuk kedalam kamarnya dengan menutup pintunya begitu kencang.

BRAKK.....

Raya Menolehkan kepalanya dengan tajam dan mendesis sinis.

"Dasar. Memang semua Laki-laki itu bajingan."Bisik nya datar sebelum kembali membuka pintu apartemen max dan benar-benar keluar dari sana.

-------------------------------

"Ok,, Satu lagi, ganti gaya say... iya tahan, tahan.. ok.... Bagus. Baikalah, kita selesai sampai di sini. Sukses buat semuanya."

Suara tepuk tangan begitu riuh saat pemotrettan untuk rancangan terbaru dari VC baru berakhir.

Raya Mengangguk dan berjalan dengan cepat menuju toilet yang berada di ujung lorong studio tanpa mengganti pakaiannya. masa bodoh lah, ia sudah tidak tahan untuk buang air kecil dari tadi.

"Raya...."

Raya Menghentikan langkahnya dan terdiam dengan tubuh yang begitu kaku. jantungnya berdegub begitu kencang menatap dia yang tidak pernah ingin raya temui lagi seumur hidupnya.

"Gio..."


*******************




enibahri
17-11-18

i'm pregnentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang