My Last Memory (That Day)!!

15 2 0
                                    

Hai, ditulisan kali ini izinkan aku lebay dan alay dalam mengungkapkan isi hati. Izinkan aku mengungkapkannya sejujur-jujurnya.
Here we go...

💚💚

Srekk (bayangkan suara kertas yang di buka dari lipatannya?
Krieeet.. (dibuka perlahan)
Hai ini aku, iya aku yang dulu terlalu kepo untuk mengetahui tentangmu. Aku yang mudah penasaran tentang dirimu. Sekarang dari ribuan penasaran yang mudah ku ketahui membuatku sadar bahwa aku tidak perlu kepo lagi, aku tidak perlu mengetahui apa-apa lagi tentangmu.
Ah bukan, dulu aku memang penasaran akan dirimu dan hal lain dari banyak orang tapi sekarang bukan hanya dirimu, rasanya aku tidak perlu tahu apa yang dibisik-bisikkan orang. Baik tentang mu atau tentang diriku atau bahkan tentang dia dan mereka.
Rasanya... membosankan. Mengetahui apa yang tidak seharusnya aku ketahui. Tak etis dan dan pantas rasanya aku mengetahuinya sendiri. Dan mengetahuinya tiba-tiba.
Dulu, seharusnya aku tetap pada aku yang dulu, mengetahuinya ketika diberitahu. Tertinggal... atau mungkin aku adalah orang terakhir yang mengetahuinya tapi bagiku itu lebih baik. Karena setidaknya setelah itu aku tidak mengatakan apa-apa kepada banyak orang.
Srek (kertas dilipat)
..
..
Srekk (bayangkan suara kertas yang di buka dari lipatannya?
Krieeet.. (dibuka perlahan)
Hai, ini aku lagi. Aku yang masih sama dengan yang kemarin. Tapi sayang, aku yang sekarang sudah memiliki banyak tahu tentangmu. Aku bukan aku yang dulu yang setiap saat ingin mengetahui tentangmu. Aku yang sekarang bahkan rasanya tak ingin punya harap seperti yang dulu. Sayangnya, aku tetap punya harap sama seperti yang dulu. Namun bukan lagi tentangmu dan ada kamu disetiap halnya.
Rasa yang sama, harap yang sama namun orang yang berbeda.
Seperti itulah yang aku ingin.
Benar, mudah sekali seperti itu bagiku sekarang. Namun sulit untuk mennyentuh rasa yang dulu. Hingga harap hanyalah sekedar ingin sekarang ini.
Dan orang yang beda? Mudah sekali, tapi untuk menyentuh rasaku olehnya tak mudah.
Aku sudah mencoba membuka pintu selebarnya, dan entah kenapa aku hanya menerimanya di pintu, tanpa sampai kedalam. Kupersilahkan melihat kedalam suasana rasa yang dulu. Tak berantakan atau hancur namun entah kenapa ada yang mau memperbaiki.
Dengan senang hati, aku persilahkan menatanya kembali namun untuk masuk saat-saat ini sepertinya jangan. Karna aku pun masih bisa menatanya serapi mungkin seperti sediakala bahkan lebih rapi dari sebelumnya karena memang tidak ada yang rusak bahkan hancur.
Apa kamu masih disana?
Iya kamu yang sedang kuceritakan!!
Srek (kertas dilipat)

Srekk (bayangkan suara kertas yang di buka dari lipatannya?
Krieeet.. (dibuka perlahan)
Kamu masih mau membacanya bukan?
Iya membaca tulisan-tulisanku yang begitu panjang ini. Seperti dulu, tulisanku yang panjang yang tidak bisa benar-benar kamu pahami.
Iya, kamu tidak pernah memahami setiap goresan yang aku gores dengan tinta yang bahkan masih bisa kugunakan walau sepanjang apapun tulisan yang aku tulis.
Seiya apa pun kamu mengatakan memahaminya, tapi aku pun sadar dari setiap hal yang terjadi tidak pernah sesuai dengan apa yang kamu iyakan dari tulisanku.
Ah sudahlah. Untuk apa membahas seberapa paham kamu yang pernah membacanya karena sekarang pun jika orang-orang membaca tulisanku ini, mereka bingung, mereka tak paham.
Srek (kertas di lipat)

Srekk (bayangkan suara kertas yang di buka dari lipatannya?
Krieeet.. (dibuka perlahan)
Kau masih disana bukan?
Terakhir, aku hanya mau bilang. Kemarin adalah perjalanan dan pelajaran yang berharga untukku lalui. Terimakasih karena pelajarannya sangat berarti dan menarik. Maaf telah mengganggu waktumu selama ini. Iya, selama kamu membaca tulisan panjang ini.
...
By : Azizatun R.
Kutipan sajakku 221019

Kamis, 24 Oktober 2019

Day by DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang