Antara Niqab dan Masker dalam Pandemi Covid-19

11 2 0
                                    

..
Assalamu'alaaykum..
Izinkan aku bercerita atau berpendapat tentang selembar kain yang bernama Niqab dan Masker.

Dulu, ketika ada seorang perempuan yang aku lihat menggunakan selembar kain yang bernama Niqab, kadang aku bertanya "apakah tidak lelah untuk bernafas? Karena udara yang masuk dari hidung tidak cukup untuk memenuhi paru-paru?"

Yah itu pertanyaan yang tidak begitu tepat bagiku untuk sekarang.
Sekarang, aku pikir jika mau merasakan apa yang kita pertanyakan kepada seseorang kita perlu untuk mencobanya sebelum menilai jelek atau memandang aneh.

Lalu jika ada yang memakai masker di otakku bukan lagi tentang pertanyaan tapi lebih kepernyataan. "Oh ya, mungkin udara sedang tidak baik untuk paru-parunya" atau "mungkin dia sedang sakit, dan tidak mau orang tertular karenanya"

Hingga suatu waktu, aku diberi sebuah cahaya hidayah dari sang khalik untuk semakin mendekat kepadaNYA. Semakin dekat dan akhirnya aku memutuskan belajar menggunakan Niqab, namun aku belajar dari menggunakan masker terlebih dahulu. Ketika semakin dekat dengan sang khalik, bukan lagi harus memikirkan pendapat orang dengan apa yang aku putuskan waktu itu yaitu menggunakan 'Niqab'. Akhirnya beberapa hari menjelang Lebaran 2 tahun yang lalu, aku memutuskan menggunakannya. Tentu saja dengan prokontra dari beberapa keluarga.
Ataupun masyarakat awam yang melihat aneh dengan selembar kain penutup setengah bagian wajah itu.

Disini aku tidak mau cerita sedetail apa aku saat itu, tapi aku mau menjelaskan kepada kalian bahwa, jujur saja 'daripada menggunakan masker, menggunakan Niqab saat itu lebih nyaman' bagiku.

Hingga 2 tahun kemudian setelah itu, wabah Covid-19 ini datang. Yang mengharuskan kita menggunakan masker ketika ada keperluan di luar rumah. Ya, sekarang jika kita mau pergi kemana saja yang kita inginkan apalagi ditempat-tempat umum, kita akan banyak melihat orang-orang menggunakan masker dengan berbagai warna dan model yang cocok dengan selera masing-masing atau stayle kita masing-masing. Dan bagiku itu wajar karena di otakku sudah tersugesti bahwa memang masker berfungsi untuk melindungi paru-paru dari udara yang buruk atau sama halnya untuk memutus rantai atau perlindungan dari virus corona.

Sedangkan Niqab, selain bentuk ketaatan hamba dengan sang pencipta tentu saja sudah berfungsi untuk perlindungan dari virus corona, sama halnya dengan masker pada umumnya saat ini.

Tapi yang aku permasalahkan disini, orang-orang awam menyalahgunakan Niqab itu sendiri. Niqab disama fungsiku dengan masker.

Memang Niqab bisa sebagai pelindung seperti halnya masker, namun itu bagi yang istiqomah menggunakannya dan itu lillahi ta'ala. Sedangkan untuk yang hanya mempergunakan sebagai 'suatu pelindungan' dari virus corona, tentu sesuatu yang aneh ketika menggunakannya.

Dari segi manakah yang aneh?

Kita tahu, Niqab digunakan oleh muslimah berpasangkan dengan baju kurung yang tertutup dan longgar dan tidak menerawang atau bisa dibilang menutup semua aurat kecuali wajah dan telapak tangan dan niqab inilah sebagai pelengkap yaitu sebagian wajah.

Namun, jika pada wabah pandemi Virus Corona ini, niqab digunakan orang awam, maka akan terlihat aneh.

Pertama kali melihat orang menggunakan niqab di wabah corona ini, yang menggunakannya hanya sebagai bentuk perlindunga yaitu ketika aku membeli buah, kedua ketika aku dipasar dan ketiga saat ada pembagian sembako. Baik yang menggunakannya maupun yang melihatnya terlihat biasa saja. Tapi aku yang pernah mendapat pandangan aneh saat menggunakan Niqab dari masyarakat awam, merasa ini aneh.

Tapi ternyata ini semua balik karena adanya wabah virus corona ini.

Dari pandanganku, mereka terlihat aneh karena memang mereka menggunakan niqab bukan karena bentuk ketaatan kepada Rabb, namun adalah hanya bentuk perlindungan diri.
Wajah tertutup selembar kain itu, namun rambut masih terlihat walau bisa dibilang wanita itu menggunakan jilbab. Baju berlengan panjang, namun betis bagian bawah ke kaki masih terlihat. Dan itu aneh.

Dan sekali lagi aku maklumi itu karena mereka menggunakannya bukan dasar karena perintah atau bentuk cinta dan taat kepada Allah, Rabb yang telah menurunkan wabah ini, namun merupakan bentuk dari perlindungan diri dari wabah ini.

Ini adalah pendapatku dan bisa jadi kalian tidak setuju, dan memiliki pendapat yang berbada. Tapi percayalah aku hanya ingin kita sama-sama belajar mengenal apa yang kita gunakan sudah tepat pada tempatnya, fungsinya dan perintah-NYA.

Mungkin, bagi yang menggunakan Niqab hanya karena bentuk perlindungan diri dari wabah Virus Corona perpendapat sama dengan aku bahwa 'mengunakan Niqab lebih baik daripada masker'. Karena jujur saja, ketika mengunakan Masker, akan sedikit capek saat pengambilan udara, karena tertutup bagian atas dan bawah. Lain halnya dengan Niqab yang masih memiliki kelonggaran di bagian bawahnya.

Apakah ini hanya dari pendapatku saja?
Atau aku yang merasa ketidakadilan pada diriku waktu itu?
Atau apakah memang ini sesuatu yang tidak wajar?

Aku, kamu dan kalian boleh berpendapat, aku salah dan kalian pun belum tentu benar, tapi kita bisa sama-sama berbagi ilmu. Apa yang baik dan mana yang buruk, aku tahu Nurani kita lebih tahu. Oleh karena itu, disini kita bisa berbagi untuk bisa menyamakan pemahaman. Kalau pun ada yang tak sepaham, bukan berarti salah, hanya saja ilmu kita yang belum ada.

Baiklah, mungkin tulisanku kali ini terlalu serius, dan ada yang tidak setuju seperti yang aku sebutkan tadi, tapi kita masih bisa berbagi pendapat dengan kepala dingin. Semoga bisa menemukan titik yang sama. 😊

Sekian dari aku sekarang, semoga ada yang bisa kalian ambil dan dapatkan, kalaupun hanya tulisan tak bermakna, kalian bisa tinggalkan, karena ada banyak tulisan diluar sana yang bisa kalian pelajari dan lebih bermanfaat.
Okkay see you on next part..
Bye bye and..
Wassalamu'alaykum warrohmatullohi..
😊😊
Senin, 04 Mei 2020

Day by DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang