Bagian 1 (Memories)

14 0 0
                                    

36 Bulan 1.096 Hari 26.280 Jam 1.576.800 Menit 94.608.000 Detik. Aku kehilangan

orang yang paling ku sayang di dunia ini!



22 Oktober - 09:00

Tempat Pemakaman Umum

"36 Bulan 1.096 Hari 26.280 Jam 1.576.800 Menit 94.608.000 Detik. Aku kehilangan orang yang paling ku sayang di dunia ini, sempat terlintas dalam benakku ingin menyerah dan mengakhiri semuanya agar aku bisa bersama orang yang ku sayang. Namun sampai pada akhirnya dia datang dan menyadarkan aku bahwa hidup ini masih terlalu panjang dan tidak tau bagaimana akhirnya, Bahagia atau Airmata apakah itu tidak membuat penasaran atas scenario yang telah tuhan rencanakan. Itulahyang dia katakan dan membuatku berfikir untuk memulai kehidupan yang baru."

Aku selalu datang ke tempat ini hanya sekedar untuk melepaskan kerinduaan yang telah lama tak ku rasakan dan meyalahkan diriku sendiri atas apa yang sudah terjadi, tapi untuk hari ini pertama kalinya aku berbicara tentang lelaki yang membuat ku mampu kembali bangkit dan menata kehidupanku yang baru. Aku tidak ingin kehilangan orang yang ku sayang untuk kedua kalinya, entah sudah berapa lama aku ditempat ini sampai ada seseorang yang menepuk bahuku dan memanggilku untuk pulang.

"Nath, ayo kita pulang." Ucap seseorang yang ada dibelakangku. Aku menoleh dan bangkit dari tempat ku bergegas untuk pulang.

22 Juli – 06:00

Kamar Tidur

"Mah, Pah awas!" sebuah truk menabrak mobilku hingga terpental jauh. Seketika itu juga aku terbangun dari tidurku, wajahku terlihat pucat dengan nafas tergesa-gesa. "Lagi-lagi aku memimpikan itu." Ucap batinku, setelah aku mengumpulkan semua tenagaku, aku melihat jam menunjukkan pukul 6 pagi. Aku berencana untuk melanjutkan tidurku yang sempat tertunda karena mimpi buruk itu, namun tak lama ada yang mengedor pintu kamarku dengan keras yang tak lain adalah abangku sendiri, siapa lagi kalau bukan dia yang berani mengedor pintu kamarku dengan sangat keras.

"Nath, bangun woy udah jam berapa ini. Emang lu gak mau sekolah seperti orang normal lainnya lagi.!!!" Ucap abangku dari luar kamar.

Aku pun terkejut mendengar perkataan abangku, karena ini pertama kalinya lagi aku sekolah ditempat umum. Semenjak kecelakaan yang membuatku trauma akan dunia luar dan merenggut kebahagiaanku dengan sekejap mata, aku memutuskan untuk Home Schooling. Tapi saat abangku meyakinkanku untuk tidak usah menyalahkan masa lalu yang telah berlalu lebih baik saat ini mulai membuka lembaran baru dengan menjalani kehidupan normal seperti biasanya, agar mamah dan papah bisa bahagia disana. Aku pun menuruti perkataan abangku dan mengikuti sarannya, mulai dari hal kecil yaitu sekolah ditempat yang semestinya bukan dirumah mengurung diri.

"Iya bang, ini lagi siap-siap." Teriakku dari dalam kamar

"yaudah cepet, bekel lu ada dibawah, sama pak ilham lagi manasin mobil buat anter lu kesekolah juga jemput lu nantinya." Balas bang Axel. Axel Ardikusuma adalah abangku yang paling bawel, cerewet dan perhatian semenjak orang tua kami meninggal, entah apa yang sebenarnya terjadi aku tidak ingat jelas bagaimana kronologi saat kecelakaan itu, yang ku ingat hanya mobil orang tua ku sudah rusak parah. Padahal saat itu aku sedang ada di lokasi kejadian dan kenapa hanya aku yang selamat.

"Iya bang, siap...." Balasku dari dalam kamar.

Aku bersiap dan didepan sudah ada pak Ilham menungguku didalam mobil, aku masuk kedalam mobil sambil membawa bekal makanan yang ada diatas meja untuk kumakan saat diperjalan. Aku penasaran dimana aku akan bersekolah, aku pun memulai pembicaraan dengan pak Ilham agar suasana didalam mobil tidak sepi setelah selesai makan.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 29, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Antara Hujan dan AirmataWhere stories live. Discover now