ALLISON POV
"Masih lama, kak?" Aku bertanya pada Kak Arlene yang sejak tadi setia menemaniku hingga kelas Kak Terra berakhir.
Kak Arlene melihat arlojinya yang terpasang pas di pergelangan tangannya yang indah.
"Harusnya sih udah, mau cek?"
"Ayo!" ajakku dengan sedikit lesu. Jujur saja tubuhku semakin lama semakin lemah, tapi aku harus tetap semangat sampai Kak Terra mau memaafkan ku. Aku tidak akan merasa tenang sebelum kami baikan.
Aku dan Kak Arlene berjalan menuju kelas Kak Terra. Begitu sampai di sana aku merasa kecewa karena ternyata kelas sudah kosong, tak satu orang pun ada di sana. Lantas, di mana Kak Terra sekarang? Semarah itukah hingga dia tega meninggalkanku?
"Mungkin dia nunggu di parkiran, yuk ke sana!" ajak Kak Arlene lagi, aku mengangguk patuh.
Kami kembali berjalan menuju parkiran dengan suasana hening. Sepertinya Kak Arlene mulai paham bahwa kami sedang ada masalah. Aku sendiri malas bicara karena tenagaku seolah terkuras habis. Dalam hati aku pun berdoa semoga Kak Terra benar-benar menungguku di parkiran, jika tidak maka aku harus menelan kenyataan pahit itu.
Sesampainya di sana aku mengedarkan pandanganku ke sekitar mencari keberadaan Kak Terra, lalu tersenyum getir melihat dia sedang bersama kekasihnya, bergandengan tangan dengan senyum bahagia yang tercetak di wajah mereka. Sakit sekali. Tapi berkat senyum yang ditunjukkan Kak Terra membuat rasa sakit ini sedikit terobati, meski aku tahu senyum itu bukan untukku.
Hatiku terkoyak saat Kak Terra membelai wajah Nick seperti sedang mengecek suhu badannya dengan mesra. Oh ya, aku ingat kemarin pria itu sakit, tapi sekarang terlihat jauh lebih baik. Lalu, bagaimana denganku?
Tiba-tiba, kurasakan sebuah tangan merangkul bahuku dengan lembut, aku menoleh dan mendapati Kak Arlene tengah tersenyum sembari menatapku dengan tatapan yang tak bisa ku artikan. Tatapan itu penuh dengan maksud yang tidak ku ketahui.
"Aku anterin kamu pulang," Kak Arlene mencubit pipiku pelan. Aku memaksakan senyumku agar terlihat baik-baik saja.
"Ayoo, aku ngantuk"
Akhirnya aku tidak bisa meminta maaf pada Kak Terra. Tidak apa-apa. Mungkin nanti saat ada waktu berdua. Aku perlu istirahat sebentar untuk menghadapi Kak Terra jika nanti dia mengoceh, itu pun jika dia menganggap keberadaanku.
****
THERESA POV
Aku menghela nafas panjang, sekarang ini aku terlihat seperti orang bodoh yang sedang kebingungan. Entahlah, aku hanya merasa ada yang janggal, ada sesuatu yang aku lupakan tapi aku tidak tahu apa. Sejak tadi aku berusaha keras untuk mengingatnya, tapi hasilnya nihil, mungkin karena aku merasa lapar dan perutku kosong. Ah, tapi aku baru saja selesai makan.
Perasaan ini sangat mengganggu, aku jadi resah, khawatir, dan tidak tahu harus bagaimana.
Kugigit bibir bawahku sambil mengetuk-ngetukan jari telunjuk ke meja, dahiku mengkerut pertanda aku sedang berpikir keras. Sampai tiba-tiba seseorang mengusapnya lembut membuatku sedikit tersentak, ternyata Nick. Dia tersenyum manis padaku lalu duduk di kursinya setelah kembali dari toilet.
"Mikirin apa, sayang? Mukanya serius gitu.." Nick menatapku lekat. Aku hanya menggeleng lemas, lelah sendiri mencoba mengingat sesuatu yang tak bisa kuingat.
"Beneran? Atau kamu mau makan lagi? Biar aku pesenin"
"Aku udah kenyang"
"Oke.. Kalo gitu sekarang cerita apa yang ganggu pikiran kamu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry, I Love You (GxG) ✔
Romance"Kamu yang pertama mengenalkan rasa ini padaku. Bagaimana mungkin aku dapat melepaskanmu?" ⚠GXG