Twelve

39.2K 2.7K 201
                                    

ALLISON POV

Aku mengusap peluh yang membasahi wajahku, napasku terengah-engah dan dadaku terasa sesak kehabisan napas. Ck, ini hari libur, jika saja Kak Terra tidak memaksaku untuk ikut jogging dengannya tentu sekarang aku masih enak rebahan di kamar. Lagipula aku lebih suka bersepeda daripada lari-lari begini, tapi sayangnya Kak Terra tidak bisa menaiki sepeda.

Aku menyerah, tidak ingin berlari lagi. Aku mendudukkan diri di kursi taman yang berada tepat di bawah pohon dan dapat melindungiku dari teriknya sinar matahari, kutatap Kak Terra yang masih betah berlari di depan sana, tapi mendadak dia berhenti lalu menoleh ke belakang mendapati aku sedang duduk di sini. Aku terkikik geli melihat wajah cemberutnya, dia berbalik arah mendekatiku sambil menggerutu tidak jelas.

Pagi ini Kak Terra sangat menggemaskan, dia terlihat seperti remaja seusiaku dengan menggunakan hotpants warna merah muda dan kaos putih yang sedikit ketat, mencepol rambutnya rapi dan memperlihatkan leher jenjangnya yang indah, jangan lupakan poni yang menutupi dahinya. Itu membuat dia tampak lucu. Kak Terra sebenarnya suka gonta-ganti warna dan model rambut, jika sekarang rambutnya coklat muda berponi dan sedikit curly di bagian bawah maka beberapa bulan lagi bisa berubah entah jadi model apa. Asalkan jangan yang pendek saja, aku tidak suka.

"Aww!" Aku memekik karena Kak Terra menjewer telingaku.

"Siapa yang nyuruh berhenti?"

"Aku capek kak"

"Ini baru 10 menit, Ally"

"Yaudah sih istirahat dulu," pintaku dengan wajah memelas. Kak Terra menghela nafas panjang lalu duduk di sampingku dan tanpa kuduga mengecup telingaku yang tadi dia jewer sekilas, darahku berdesir seketika. Aku pun berdehem untuk menutupi kegugupan ku.

"Aku ngantuk"

Mendengar ucapanku, Kak Terra menggeser duduk nya menjauh dan menepuk-nepuk pahanya, aku tersenyum senang lalu merebahkan tubuhku dengan pahanya sebagai bantal. Kak Terra menyingkirkan beberapa rambut yang menutupi wajahku, mengusap keringatku dan menarik hidungku sekali.

"Kamu ga bawa handuk?"

"Kakak juga ga bawa tuh"

"Lupa," ucapnya setelah itu hening beberapa saat. Kak Terra iseng mencubit-cubit pipiku pelan sedangkan aku diam saja sambil memejamkan mata.

"Kak, tebak deh"

"Apa?"

"Aku mau nanya apa hayo?"

"Kakak mau jawab apa hayo?"

"Ih kakak mah, kan aku nyuruh nebak bukan malah nebakinn," Aku merengek kesal membuat Kak Terra tertawa.

"Lagian tebakan kamu aneh banget. Udah ah minggir, kakak mau beli minum"

"Nggak mauu," Aku memeluk perutnya, menahan dia agar tidak pergi.

"Bentar doang, Ally. Kamu ga haus?"

"Ya haus, tapi nggak mau jauh"

"Manja banget sihh," Kak Terra menoel-noel pipiku gemas, "ayo ikut kalo nggak mau jauh"

"Capek, kak"

"Makanya biar kakak beliin, janji deh sebentar doang"

Aku memajukan bibirku kesal dan terpaksa bangun membiarkan Kak Terra pergi membeli minum.

Cup

Aku melotot kaget sebab Kak Terra mengecup bibirku sekilas, bukannya apa-apa tapi ini tempat umum, bagaimana kalau ada yang lihat? Aish seenaknya sendiri.

Sorry, I Love You (GxG) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang