Seven

40K 3K 149
                                    

THERESA POV

"Ahh.."

"Tahan bentar"

"Sakit kak, pelan-pelan"

"Udah pelan, sayang. Tahan dulu deh, nanti juga enakan"

"Tapi sakiiit"

"Makanya diem!"

Ally mengerucutkan bibirnya lucu. Sedari tadi dia tidak bisa diam dan terus mengeluh kesakitan saat aku mengompres matanya yang membiru. Aku pun lama-lama gemas dibuatnya. Jujur saja aku kasihan melihat nya begini, tidak tega, tidak sanggup, andai bisa ingin kutukarkan rasa sakitnya kepadaku. Hatiku tergores saat melihat Ally dipukul tadi, aku bersumpah, jika aku tahu siapa pria itu akan kubuat dia bertekuk lutut pada Ally dan memohon maaf padanya. Aku tidak terima dia menyakiti gadis kecilku.

"Udah, kak. Nanti sembuh sendiri," Ally menarik kepalanya menjauh. Aku hanya bisa menghela nafas saat dia membaringkan kepalanya di atas pahaku dan bergerak menyembunyikan wajahnya di perutku, membuatku merasa geli karena ulahnya.

"Anak kecil nggak boleh berantem lagi kaya tadi," kataku sambil mengusap rambutnya lembut.

"Dia duluan yang bikin aku marah! Kakak tau kan aku gimana?" ucapnya kesal.

Aku tersenyum tipis, menepuk-nepuk kepalanya agar rasa kesalnya reda. Bagaimana pun kami sudah bersama selama kurang lebih sepuluh tahun, mana mungkin aku tidak mengenalnya? Ally adalah orang yang hangat, sikapnya benar-benar manis, dia sangat menjaga orang-orang yang dia sayang. Meski dari luar mukanya jutek, Ally sesungguhnya orang yang ramah, dia suka menebar senyum, jadi aku tidak heran jika dia memiliki banyak teman. Selain itu, Ally juga suka mengalah, meski dia tidak salah pun dia akan tetap mengalah agar tidak terjadi pertengkaran. Tapi saat dia sudah benar-benar marah, dia bukan lagi Ally yang kukenal. Kalian tahu sendiri kan bagaimana marahnya orang pendiam? Mengerikan.

Bagiku Ally itu unik, lucu, pokoknya limited edition! Dia memiliki banyak kepribadian, karena saat bersama teman-temannya dia selalu bersikap sok keren. Tapi begitu dia bersamaku, dia berubah menjadi seorang bayi yang sangaaaaat menggemaskan, terkadang dia juga merangkap jadi bodyguard yang siap melindungiku selama dua puluh empat jam! Aku bahagia karena dia memperlakukanku dengan spesial.

Aku menunduk untuk mengecup sudut matanya yang terluka. "Kamu bikin kakak takut tau ga"

Ally tersenyum manis karena ucapanku.

Drrrtt

Kami sama-sama menoleh ke arah ponsel Ally yang ada di atas meja. Ponsel itu bergetar karena ada panggilan masuk, aku berpaling menatap Ally heran karena dia tidak kunjung mengangkat telfon nya.

"Wina, kak.." ucap Ally seolah bisa membaca tatapanku, "aku ninggalin dia tadi, pasti dia ngamuk" lanjutnya. Aku ber-oh-ria dan berinisiatif untuk mengangkat panggilannya. Benar saja, Wina langsung mengomel begitu panggilannya terangkat.

"Kang somayyyy kurang ajar!! Kok lo ninggalin gue sih?! Jahat banget princess kaya gue ditelantarin. Pokoknya kita putus! Gue kecewa!"

"Udah?" tanyaku datar. Ally terkikik geli, sedangkan Wina kupastikan tengah gugup sekarang.

"Eh? Hehe.. Kak Theresa. Kirain Ally"

"Kenapa? Mau marahin Ally karena ninggalin kamu?"

"Enggak kok, kak! Jangan suudzon ih, dosa"

Sorry, I Love You (GxG) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang