1

526 56 4
                                    

Detective Conan & Magic Kaito 1412 © Aoyama Gosho

.

.

.

Perempatan imagener mampir di pipi Shinichi. Ia mendelik malas ke sosok berisik yang sedang memegang lengannya dari belakang. "Aku tidak percaya kau detektif terkenal yang dibicarakan orang-orang, [f/n]." Sindirnya tajam.

"Nani yo? Horor dan menyudutkan pelaku kejahatan itu berbeda, Shinichi!" pekik [f/n] tertahan. Ugh, ia meremas lengan-lengan detektif di depannya semakin kuat saat mendengar suara aneh yang menggetarkan seluruh tubuhnya--dari atas sampai bawah.

Shinichi menghela. "Aku terkejut, [f/n]. Kau lebih takut dengan cerita omong kosong yang dikarang Sonoko daripada melihat korban pembunuhan yang berlumur darah."

"Karena aku seorang detektif, baka. Aku mana takut dengan darah!" desis [f/n] dan menghadiahkan cubitan maut ke lengan Shinichi.

Shinichi memegangi lengan kirinya. Ia mendecak. "Kalau kau seorang detektif, sebaiknya jangan percaya cerita omong kosong Sonoko, [f/n]. Atau cerita omong kosong lainnya."

"Shin-chan jahat!" [f/n] memukul lengan Shinichi dengan tangan kanan, sementara tangan lain masih ia fungsikan untuk memegang lengan detektif timur erat-erat seolah itu pegangan satu-satunya [f/n]. "Wajar saja aku ketakutan begini tahu! Yuurei-san bisa muncul kapan saja di depan kita, Shinichi. Ini berbeda setiap kali aku melihat korban pembunuhan di TKP, di mana sudah pasti aku melihat darah atau hal tidak mengenakkan lainnya."

Merasa memakan waktu, Shinichi memutuskan mengabaikan celotehan [f/n] dan mulai berjalan. Di belakangnya, [f/n] mengikut dengan muka menunduk dan tubuh yang masih bergetar ketakutan. Terlebih saat sebelumnya Shinichi mengarahkan senter di tangannya ke sembarangan arah, membuat [f/n] semakin ketakutan jika melihat hal-hal mistis yang menggetarkan seluruh tubuhnya.

Saat ini, Shinichi dan [f/n] masuk ke sebuah rumah tua di pinggiran kota. Untuk melihat motif pelaku kejahatan siang ini, seperti yang Megure-keibu katakan di mail-nya. Awalnya Shinichi tidak mau mengajak [f/n] serta, karena ia pikir merepotkan. Tapi siapa sangka jika [f/n] malah membuntutinya sejak ia keluar dari kereta? Haah, sekarang Shinichi malah harus menemukan hint sambil melindungi [f/n]. Merepotkan!

KREK.

"A-Apa itu, Shinichi?" Spontan, [f/n] memeluk laki-laki Kudo di depannya dan menghentikan langkah mereka.

Shinichi memutar iris. "Kau baru saja menginjak ranting kayu, [f/n], tidak ada yang perlu dicemaskan."

"Uh, hm." Cicit [f/n] tak jelas. Ia menatap Shinichi dengan muka memelas yang membuat perasaan Shinichi tidak enak. "Ne, Shinichi. Biarkan aku berjalan di sampingmu dengan memegang tanganmu!"

"Huh? Kenapa aku harus melakukannya denganmu?"

"Aku takut Yuurei-san menakutiku dari belakang, baka!"

"Jika kau berjalan di sampingku, mungkin 'Yuurei-san' akan menakutimu dari sana!"

[f/n] berjengit ketakutan mendengar perkataan Shinichi--yang diam-diam gadis itu benarkan dalam hatinya. "Yappa ... kaero, Shinichi."

"Aku mana mau, [f/n]! Kalau kau mau pulang, kau bisa pulang sendiri--"

Shinichi melebarkan kelopak matanya saat [f/n] tiba-tiba ambruk. Dengan sigap, ia menahan tubuh gadis itu ke pelukannya. Ia menepuk pipi [f/n] pelan-pelan untuk menyadarkannya. "Oi, kau kenapa, [f/n]? Berhenti bermain-main."

Tantei-chan (On Hold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang