[f/n] mendesah bosan di depan museum perusahaan Suzuki. Kalau tahu se-membosankan begini, ia lebih memilih membaca situs manga sampai tertidur--suatu hal yang jarang [f/n] lakukan belakangan ini karena terlalu sibuk menangani kasus. Saat ini, sesuai perkataan Shinichi, [f/n]--bersama Shinichi sendiri, Ran, dan Sonoko--berdiri di depan museum Suzuki. Menunggu kedatangan Kaito KID.
[f/n] serius tidak tertarik dengan Kaito KID. Pencuri permata yang sering mempermainkan polisi dan detektif--karena Shinichi tidak bisa menangkapnya, pikir [f/n]. Jadi ia tidak mau berurusan dengan Kaito KID itu dan dipermainkan seperti divisi dua kepolisian. Ah. Tapi rasa penasarannya mengalahkan keengganannya untuk melihat aksi pencuri itu malam ini.
[f/n] tidak bisa tenang jika belum tahu maksud Kaito KID--sekarang ia sangat yakin jika sang pencuri pelakunya--mengirim kartu bertuliskan maaf itu kepadanya. Awalnya ia pikir kartu itu hanya keusilan seseorang. Jika ia mengabaikan tanda-simbol-lambang--atau apalah itu--di sisi lain kartu.
Tapi [f/n] tidak bisa mengabaikannya dan terus terganggu. Haah, ia akan memuntaskan rasa penasarannya malam ini.
.
.
.
"Haah, aku mau pulang saja."
Muncul perempatan imagener di pipi Shinichi. Ia menarik kerah baju [f/n] saat gadis [h/c] itu berbalik badan, bersiap pergi dari tempat ini. "Bukankah kau sangat ingin menanyakan alasan kenapa KID mengirimkan kartu itu kepadamu, [f/n]?"
[f/n] menguap, lalu mengangguk lemas. "Hm." Sahutnya tak jelas. "Tapi kau bisa menanyakannya kepada KID untukku, Shin-chan." [f/n] melepaskan tangan Shinichi dari kerah lehernya. "Kalau begitu, aku mau pamit pulang. Aku ngantuk sekali. Sampaikan maafku kepada Ran dan Sonoko."
Shinichi yang geram langsung menarik tangan [f/n], sampai gadis itu hampir jatuh. Ia lalu mengapit tangan [f/n] di lengannya. Supaya gadis itu tidak pergi ke mana-mana.
"Lepaskan aku." Rengek [f/n]. Ia berontak sambil memukul lengan-lengan besar Shinichi.
Shinichi mendelik. "Aku tidak mau repot-repot menanyakan urusanmu kepada kriminal itu, Meitantei [f/n]. Jadi, kautanyakan sendiri kepada KID."
[f/n] tidak menyahut. Ia sibuk memukul lengan Shinichi sambil terus meronta--setengah menangis. Ya Tuhan, ia hanya mau tidur hari ini, mengakhiri harinya sampai di sini. Apa sangat susah? Urusannya dan KID bisa ditunda lain kali, 'kan. Kan?
Tapi Shinichi tidak berpikiran begitu. Ia semakin mengapit tangan [f/n], membuat gadis itu putus asa.
"Shin-chan." Rengeknya lagi. "Aku mau tidur sekarang. Aku mau tidur! Tidur! Tidur! Jadi jauhkan tanganmu!"
"Tidak. Sampai urusanmu dan KID selesai hari ini, [f/n]." Tegas Shinichi. Sebenarnya ia melakukan ini karena tidak mau mendengar ocehan [f/n] di kemudian hari. Itu bisa menganggu batinnya, pikir Shinichi masam. "Lagipula, ini masih jam setengah delapan, [f/n]. Bocah saja masih keluyuran jam segini."
"Tapi aku ngantuk sekali. Lagipula aku bisa bertemu KID lain kali, Shin-chan. Aku benar-benar ngantuk!" [f/n] mulai bertingkah kekanakkan. "Kalau aku tertidur di sini, memangnya kaumau menggendongku sampai rumah? Huh?"
"Tentu saja." Shinichi menyanggupi. "Kau yang seringan kapas begini--"
"AKU MAU TIDUR!" teriak [f/n] lagi--merengek. Cukup keras, tapi tidak cukup menjadikan mereka pusat perhatian. Terima kasih kepada segenap suara bising di sekitar mereka.
"Tidur saja selamanya sana." Racau Shinichi sebal. Jengkel menghadapi [f/n] yang sedang childish.
"Jahatnya." [f/n] menggembungkan bibirnya. Ia mengempaskan tangan Shinichi, lalu berjalan menjauh. "Aku mau jalan-jalan! Diam di sini malah membuatku semakin mengantuk!" ketus [f/n]. Supaya Shinichi tidak mengikutinya.
Shinichi memutar mata. "Kau harus menyelesaikan urusanmu dengan KID, [f/n]!"
.
.
.
Kaito KID baru saja mendarat ke atap museum Suzuki. Ia masih memakai tudung hitamnya, sehingga tidak ada seorang pun sadar akan eksistensinya. Ia mengeluarkan teropong dan melakukan pengamatan, lalu menyeringai melihat banyak hal yang sudah dipersiapkan polisi untuk menyambutnya.
Sampai teropongnya tidak sengaja menangkap dua sosok detektif yang paling sering mengganggunya--dalam maksud berbeda.
Kudo Shinichi dan [full name].
[f/n] hendak pergi, tapi Shinichi menahannya--dengan menarik kerah leher sang gadis [h/c]. [f/n] mengatakan sesuatu kepada Shinichi sambil menguap. Dan sepertinya membuat detektif timur kesal dan menarik lengannya--mengapitnya. Ugh, KID merasakan hatinya panas melihat adegan yang cukup jauh dari tempatnya ini.
[f/n] mulai berontak sambil memukul lengan Shinichi. Tapi Shinichi cuek saja dan semakin menarik lengan gadis itu.
[f/n] mulai merengek manja.
Lalu [f/n] mengoceh tidak jelas dan membuat Shinichi beraut masam.
Semua tingkah [f/n] terlihat imut di mata KID, sampai sang pencuri terkikik geli.
Sampai [f/n] berteriak "AKU MAU TIDUR!", yang terdengar jelas di telinga KID.
Oh. KID mengangguk, mulai mendapati duduk persoalan dua detektif itu. Kemudian [f/n] mengempaskan tangan Shinichi dan meninggalkannya.
Kau harus menyelesaikan urusanmu dengan KID, [f/n]!
KID membaca jelas gerakan bibir Shinichi sebelum [f/n] menghilang dari pandangan sang detektif timur.
KID mengernyit. Sebelum teringat kartu bertuliskan maaf yang ia kirimkan ke rumah [f/n] beberapa hari lalu. Mungkin sang detektif perempuan paling disegani itu mau membahasnya.
Oh~ Ini pertemuan pertama mereka. Karena itu, KID harus memberikan kesan bagus untuk detektif kesayangannya itu.
.
.
.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Tantei-chan (On Hold)
FanfictionSource cover: https://pin.it/3mMjBLP . . . /no sinopsis/ . . . Fanfiksi Detective Conan & Magic Kaito 1412 Bahasa Indonesia.