[f/n] membuka mata, lalu mengerjap pelan. Ia melihat sekeliling. Ah, ia berada di atap gedung yang berhadapan dengan gedung museum perusahaan Suzuki. Sekarang [f/n] ingat kalau beberapa menit lalu ia memutuskan untuk jalan-jalan. Dan akhirnya berhenti di depan gedung ini. Sebelum ia menaiki tangga luar dan sampai di atap gedung. [f/n] masih mengamati museum Suzuki untuk melihat kedatangan KID beberapa saat lalu, sebelum kantuk menyerangnya. Jadi ia tertidur di sini.
[f/n] baru ingin berdiri saat dikejutkan suara asing ke gendang telinganya.
"Sudah bangun, Tantei-chan?"
Hm?
[f/n] menyusuri atap gedung dan mendapati sosok mencolok di gelapnya malam. Ia mengernyit tajam dengan sosok berpakaian serba putih yang tengah berjalan ke arahnya.
Mau menikah? pikir [f/n], teringat tuksedo putih yang dipakai pengantin pria di manga yang pernah ia baca. Kemudian sang detektif menggeleng keras, menyanggah pemikirannya sendiri. Orang yang mau menikah tidak mungkin memakai topi, terlebih topi itu terlihat aneh, batin [f/n] lagi. Lalu dua alisnya bertemu. Dan apa-apaan monocle itu?
Haah, [f/n] merasakan kepalanya berdenyut sakit. Entah karena berpikir dalam kondisinya yang tidak seperti biasa atau entah apa.
Sebelum ia teringat sosok yang terpampang memenuhi halaman pertama koran yang ia baca di minimarket siang tadi.
"Kaito KID?" gumam [f/n] tanpa sadar.
Di keheningan malam begini, KID bisa mendengar jelas-jelas gumaman detektif di depannya. Ia mengulas senyum charming. "Ya, Tantei-chan?"
[f/n] tidak menyahut. Dan ia sama sekali tidak terganggu dengan panggilan sosok di depannya untuknya. Sebelum ingatannya kembali ke beberapa hari lalu. Di rumah tua di pinggir kota. Saat ia dan Shinichi sedang mencari hint.
"Kau yang ada di rumah tua itu?" tanya [f/n]. Agak ketus dan penasaran--tapi dominasinya ketus.
Mendengar nada tidak suka detektif kesayangannya, KID langsung memasang wajah terluka. "Oh~ oh~ Tantei-chan~ Kau menyakitiku~"
[f/n] mengernyit. Mendapati tingkah kekanakkan pencuri di depannya. Ia tidak menyangka jika pencuri internasional ini punya sifat seperti itu. Mengabaikan hal itu, [f/n] menarik napas. "Jawab saja pertanyaanku."
"Ya."
"Oh, ho. Jadi kau minta maaf karena sudah menakutiku dan sudah membuatku pingsan?" tanya [f/n] memastikan.
"Begitulah. Aku merasa sangat berasalah karena sudah menakutimu sampai membuatmu pingsan dan berhari-hari tidak masuk sekolah~"
[f/n] menguap lebar. "Ternyata begitu." Ia kembali menguap, kali ini agak panjang. Ternyata hal yang menganggunya adalah masalah sepele. "Baiklah. Aku mau pulang."
Alis KID terangkat satu. "Tidak mau menangkapku?"
"Tidak." [f/n] berhenti melangkah dan berbalik untuk menatap KID lagi. "Shinichi akan menangkapmu, Tuan Pencuri." Ia menguap. "Lagipula aku tidak tertarik kepadamu."
Mendengar kalimat terakhir [f/n], sebuah panah imagener menusuk langsung ke hatinya. Ia benar-benar terluka dengan perkataan detektif di depannya.
Sebelum ide jahil terlintas di benaknya.
.
.
.
[f/n] bangun dari tidurnya. Ia melihat jam dinding yang masih menunjukkan pukul enam--masih ada setengah jam sebelum ia menjemput Shinichi dan mengajaknya ke sekolah bersama, seperti biasa. Ia sibak selimut dan berjalan ke kamar mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tantei-chan (On Hold)
FanficSource cover: https://pin.it/3mMjBLP . . . /no sinopsis/ . . . Fanfiksi Detective Conan & Magic Kaito 1412 Bahasa Indonesia.