Kesempatan kedua

33 1 0
                                    

MAY POV

Pagi ini kulangkahkan kaki keluar apartement. Rasa rindu yang menggebu terasa di ubun-ubun. Ingin segera ku temui kedua malaikat kecilku. Tapi aku sadar aku tidak bisa menemui anak pertamaku sembarangan. Lagipula dia tidak ada disini.  Dia tinggal bersama kakakku satu-satunya, Malvino Arthayudha Dilano. Hari ini aku gak akan bahas putraku. Karena aku akan menemui putriku.

Kuparkir mobil mewahku di pelataran rumah mewah milik keluarga wijayano. Sebelum mengetuk pintu aku sudah ditarik paksa oleh mama jenny,ibu mertuaku. Digandengnya aku menuju gasebo samping rumah.

"Ma,What is wrong?"

"Mama mau bicara sama kamu,lebih baik kamu jangan masuk ke dalam."

"yes, but why?"

" Papamu marah besar sama kalian. Terutama davin. Sebenarnya ada masalah apa di rumah tangga kalian?? Sampai davin punya skandal sebesar ini?? May,Isn't Mely your secretary and your best friend ??"

"Ma,jangan bahas masalah ini dulu ya, aku lelah and I miss my little princess..? Bisakah aku bertemu dengannya??"

"Okey, sebaiknya jangan sekarang papamu marah besar,dan uly sedang bersama papa,jadi jangan temui dulu.. biar davin yang menemui dan menjelaskan skandalnya.. pergilah may."

"Tapi ma."

"come on honey, go .."

"Okey ma,aku pamit."Ucapku sambil  cupika cupiki pada mama.

Aku kembali menuju mobilku dan memacunya menuju gerbang perumahan. Sial, kenapa papa harus marah padaku. Benar-benar bastard memang davin. Aku berhenti di sebuah cafe favoritku. Ingin sekedar meminum coklat panas. Dan astaga aku lupa makan dari kemarin. Atau bahkan makanku bisa di hitung sejak aku dikelilingi skandal davin. Pantaslah karyawanku bilang aku kurus. Agh biarlah. Masa bodo.

Aku duduk di tempat favoritku. Di lantai 2 didekat jendela yang langsung mengexpos pemandangan taman dan kolam ikan. Sejuk.

"Hay mba may,pa kabar?mau pesen apa nih." Sapa waiters.

"Hay,na?ya beginilah hehhe,aku mau menu biasa ya. Masih ingat kan favoritku?"

"Astaga,aku lupa mba. Kamu terlalu lama gak ngunjungi aku hahahha."

"Dan kamu melupakanku na?"

"Tidak tidak mbak hahahhaa"

Nana selalu membuatku tertawa setiap kali kesini. Gadis ceria.

Aku segera menikmati puding lava chesse dan secangkir coklat hangat di meja setelah waiters lain menjamunya di mejaku. Sesekali kutatap dua sejoli yang tampak mesra di pojok lain ruangan. Dan di lain sisi kulihat keluarga kecil dengan seorang anak seusia putraku dan kedua orang tuanya. Tampak harmonis. Agh andai saja waktu itu kamu gak egois pergi ke amerika ko,kita sudah pasti hidup bahagia. Tak terasa sebutir kristal terjatuh dari mataku. Astaga aku benar-benar merindukanmu ko. Tapi mengingat pertemuan semalam rasanya tidak mungkin kami berdamai.

Trriinggg
Nada notif di ponselku menyala. Kulirik. Nomer asing.

+62**********
Cici,jangan melamun.you are ugly with your tears. and you know I hate crying women. Temui aku di privat room no 17 . I am waiting for you.. koko😘

Deg

Koko disini? Kenapa dia tau aku disini??
Kupanggil nana untuk mengantarku ke privat room 17. Sesampai sana aku sedikit ragu untuk masuk.

+62**********
Masuklah baby.

Sial. Dia selalu bisa membaca pikiran ku. Makhluk apa dia. Kudorong pelan pintunya. Dan mulai tercium aroma maskulin parfumnya yang menyebar di seluruh ruangan. Kupandangkan mataku diseluruh ruang. Kulihat koko sedang berdiri dengan pose gagahnya. Kedua tangan di saku celana kantornya. Sungguh membuat jantungku berhenti berdetak. I miss your touch me. Astaga seperti jalang saja rasanya aku ini.

"Hay cici, kali ini aku gak akan marah-marah lagi padamu.I want to make peace with you. Bisakah baby?"

Aku hanya diam. Bingung harus berkata apa padanya.

" Duduklah "

"Maaf membuatmu kaget ci,kenapa aku bisa disini. Kebetulan aku datang ke cafe untuk mengecek mindset cafe,dan gak sengaja aku melihatmu di sudut cafe sambil menangis. Aku menduga kamu merindukanku kan karena melihat sejoli tadi."

"Maksud kamu ini cafemu?"

"Astaga cici, lihat nama cafe ini. CIKO coffe&eatery . Kamu tau arti ciko.?"

"Gak ngerti!" Jawabku ketus.

"Hmm, ciko itu cici dan koko"

Deg.

"Sengaja aku membeli cafe ini dan merubah namanya dari cilo-cilo cafe menjadi ciko. Kamu gak sadar ya. Orangku banyak yang mengikutimu,jadi aku tau segala kegiatanmu disini sayang,termasuk tempat favoritmu ini."

"Cukup Tn willyam. Apa yang ingin anda katakan padaku."

"Aku ingin kita bisa sama-sama seperti dulu lagi ci, aku tau kamu masih berstatus istri orang. Tapi aku gak peduli. Sekalipun kamu sudah memiliki anakpun aku tetap mencintaimu. Sejak awal pertemuan kita sampai detik ini. Percayalah setelah kamu resmi bercerai aku akan menikahimu baby. Kita akan hidup bahagia"

Aku sama sekali gak bisa menjawab semua ucapan damian. Aku dilema. Antara bahagia atau sedih. Entahlah.

"Ci,kamu mau kan kembali padaku"ucapnya sambil mengeluarkan  kotak bludru maroon. Dibukanya. Sebuah cincin emas bermatakan berlian putih. Aku benar-benar terpaku. Sampai tak sadar ketika tangannya menyentuh tangan kiriku dan menyematkan cincin itu di jari manisku.

 Sampai tak sadar ketika tangannya menyentuh tangan kiriku dan menyematkan cincin itu di jari manisku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cici,kamu milikku . Sampai kapanpun, tidak akan ku biarkan orang lain menyentuhmu. Tak kecuali calon mantan suamimu."ucapnya tulus sembari mengecup cincin di tanganku.

Lalu memelukku lembut dan mengecup keningku.

Aku hanya mampu menangis. Aku bahagia dia masih menginginkanku. Tapi bagaimana dengan davin yang memintaku membatalkan perceraian itu. Ya Tuhan beri petunjuk.

                       -----------

Seorang pria marah dan membanting sebuah amplop coklat berisi foto istrinya sedang memeluk pria disebuah pusat perbelanjaan yang tak lain adalah mantan kekasih istrinya. Dirinya terus mengumpat kasar. Tanpa peduli pengunjung restourant lainnya yang menatap ngeri padanya. Pria itu davin. Dia benar-benar kecewa dengan tingkah istrinya yang sebentar lagi akan menceraikannya.

"Sejak kapan mereka berhubungan?"

" Sepertinya belum lama bos, tuan willyiam menggunakan cara halus untuk kembali merebut nyonya. Disaat bos dan nyonya ada masalah seperti sekarang."

"Bangsat.!!"

Davin merogoh ponsel di saku celananya lalu menekan keypad dan menelepon seseorang.

"Robert, urus pembatalan perceraian ku dengan may. Segera. Aku tidak peduli dengan berapapun uang yang  mereka minta. "

             -----------------------

Babang davin kok gitu yak???

Ayo mana nih pendukung
A. Davin&may
B. Koko&cici

Hihihi...

Pergi Sulit Bertahan Sakit.!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang