Mulai Mencoba

17 2 0
                                    

Sejak aku memutuskan untuk merubah penampilanku, hari-hari ku sudah tak lagi sama. Dulu saat liburan semester aku hanya bersantai-santai, menikmati cemilan, jalan-jalan, dan masih banyak lagi hal seru lainnya. Sekarang semua sudah berubah. Hari-hariku saat ini disibukkan dengan perubahan penampilanku dan pendaftaran kuliah.

Saat ini, aku sedang mengamati bagaimana cara make-up yang benar. Aku mengamatinya dari layar ponselku. Ya, jaman sekarang ini semua serba canggih jika kita tidak memanfaatkannya dengan baik,maka apa gunanya teknologi di dunia ini?

Aku juga mempelajari skincare mana yang bagus untuk pemula sepertiku dan masih banyak lagi hal-hal yang berkaitan dengan perubahanku yang bisa dengan mudah aku pelajari lewat layar ponsel. Jujur aku sangat takut untuk memulai perubahan ini karena aku sama sekali tak mengenal skincare dan make-up. Aku takut Jika nanti terjadi kesalahan dan malah membuat wajahku iritasi. Tapi seiring berjalannya waktu, rasa takut itu perlahan hilang tergantikan dengan rasa penasaran tentang hal baru yang belum pernah ku coba sebelumnya.

Hari ini aku dan Manda akan pergi ke toko make-up. Aku berencana membeli beberapa alat make-up dan juga skincare. Amanda terlihat sangat semangat menemaniku kali ini. Dia juga ikut membeli beberapa skincare yang menurut Manda kemasannya sangat lucu dan menggemaskan.

Setibanya di rumah aku sudah tak sabar untuk mencoba make-up yang baru aku beli. Tanpa melihat instruksi mbak-mbak beauty vlogger yang tadi ku tonton, aku dengan semangat 45 ku langsung mengapalikasikan make-up itu ke wajahku.
Setelah sampai pada tahap terakhir, yaitu memoles lipstik pada bibirku aku langsung berlari menuju kaca besar di kamar ku.

AAAAAAAA!!!!!!!!

"Aduh kenapa jadi gini sih hasilnya jelek banget deh!" Ucapku seraya menghentak-hentakkan kaki ke lantai.

"Eh Andin kenapa sih kok tad- "
Ucapan Manda terpotong karena aku membalikkan badan ku untuk menghadap ke Manda. Entah mengapa aku sangat menyesal sudah berbalik badan dan mengahadap ke Manda. Manda bukannya membantuku untuk membersihkan make-up di wajahku yang sudah mirip Joker ini, ia malah tertawa terbahak-bahak melihat hasil make-up ku. Tanpa menunggu apapun aku langsung melempar bantal ke arah Manda untuk menghentikan tawanya yang sangat menyebalkan.

"Aduh duh Andin marah ya???" Ucap Manda dengan gaya suaranya yang menirukan anak kecil.

"Kamu jahat banget si Man, bukannya nyemangatin aku buat nggak menyerah eh malah ngetawain aku!"

"Uluh uluh jangan marah dong Andin"
Ucap Manda dengan gaya bicaranya yang masih menirukan anak kecil.

"Bisa nggak si ngomongnya biasa aja jijik tau dengernya!" Ucapku dengan raut muka menunjukkan kekesalan.

"Oke oke sekarang kenapa hasil make-up nya jadi kayak gini sih emang kamu nggak liat mbak beauty vlogger di YouTube?" Tanya Manda.

"Aku emang sengaja nggak liat mbak beauty vlogger, aku kira setelah seminggu belajar make-up aku bakalan jago, eh ternyata malah hasilnya kayak gini." Jawabku dengan nada menyesal.

"Lagian si udah tahu belum bisa make-up eh sok-sokan nggak perhatiin contohnya." Ucap Manda.

"Udah deh Manda, kok jadi nyalahin aku terus si aku juga nggak tahu kali kalo hasilnya bakalan gini." Ucapku.

"Oke oke mendingan sekarang kamu bersihin dulu make-up yang mirip Joker itu, terus habis itu kita maskeran bareng oke?" Ucap Manda.

"Yaudah deh iya tapi ini bantuin dong jangan cuma nyuruh-nyuruh aja!" Ucapku dengan nada kesal.

***

Setelah membersihkan make-up ku, aku dan Manda menghabiskan waktu kami untuk menonton televisi sembari memakai masker yang tadi kami beli. Aku sangat bersemangat untuk mencoba masker baruku. Ya maklumlah ya namanya juga baru kenal skincare, pasti kalau mau coba yang baru langsung excited.

"Eh Andin aku mau nanya deh, kenapa si kok kamu tiba-tiba belajar make-up lah,pakai masker lah inilah itulah sebenernya siapa yang ngejadiin kamu kayak gini sih?"

"Ya emangnya salah kalo aku belajar make-up dan pakai skincare?"

"Ya enggak salah sih cuman kayaknya ada sesuatu yang ngejadiin kamu kayak gini deh bener kan?"

"Enggak ada tuh jangan sotoy deh jadi orang."
Aku menang merahasiakan sesuatu yang membuatku berubah kepada Amanda saudaraku. Bukan apa, aku hanya tak ingin Manda tahu kisah ku yang rumit ini. Aku hanya ingin Manda melihat diriku yang tegar dalam menghadapi masalah tanpa mengeluh pada siapapun.

"Dih kenapa jadi sewot gitu sih lagi pms ya kamu?

"Enggak. Tuh kan sotoy lagi jadi orang.

"Oke oke terserah kamu deh aku nggak peduli yang penting acara kesukaan ku udah mulai."

"Dih kayak anak kecil aja suka nonton Tayo."

"Biarin aja suka-suka aku lah mau nonton apa."

Setelah maskerku kering, aku langsung membasuh wajahku untuk membersihkan masker yang menempel di wajah. Lalu, aku memutuskan untuk mengurus pendaftaran kuliahku dan meninggalkan Amanda sendiri menonton acara kesukaan nya.

Memang, dulu aku mempunyai impian untuk masuk di salah satu universitas di kota Semarang. Tapi, semua itu berubah karena ternyata banyak teman-temanku yang mendaftar kuliah di salah satu universitas di Jogjakarta. Selain itu mama dan papa juga lebih setuju jika aku kuliah di Jogja karena disana dekat dengan rumah saudaraku. Jadi jika aku bosan, aku bisa mampir ke sana.

Aku menyiapkan semua keperluan yang di butuhkan untuk pendaftaran kuliah. Tak lupa aku juga belajar dengan serius agar bisa mengerjakan soal-soal tes dengan mudah. Aku ingin membuktikan bahwa aku bisa masuk ke universitas itu dan bisa membanggakan kedua orang tuaku nanti.

Terkadang perubahan yang aku lakukan ini membuat ku takut jika ternyata bukan menjadi lebih baik tapi malah menjadi lebih buruk.

Aku takut jika perubahan yang ku lakukan ini malah membuatku menyesal dikemudian hari. Tapi bagaimanapun juga aku sudah membulatkan tekadku untuk mencoba merubah penampilanku agar mereka yang sering mencemooh ku akan diam membisu melihat perubahan diriku. Aku ingin membuktikan kepada mereka yang mencemooh ku, bahwa aku tak seburuk yang mereka kira.

Setelah semua keperluan pendaftaran aku persiapkan, aku melanjutkan kegiatan belajarku. Aku mempelajari materi-materi yang di prediksi akan muncul saat tes nanti.

Aku ingin, bukan hanya penampilan ku saja yang berubah tapi juga nilai-nilai ku. Aku ingin, semua setara. Jadi, aku bukan hanya memiliki penampilan yang bagus, tapi juga otak yang cerdas.









Hay guys... Author up lagi nih!!!
Oh iya, cuma mau ngingetin, Andin itu jadinya daftar kuliah di Yogyakarta ya bukan di Semarang. Soalnya orang tuanya lebih setuju kalo Andin kuliah di Yogyakarta.

Jangan lupa Vote dan Coment ya!!! Salam lovely buat kalian semua💕

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 26, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

When I ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang