4. Pertunangan ~~~

10 3 0
                                    

Meskipun merasa hancur, setidaknya kamu harus tetap tersenyum untuk dia yang telah merawatmu. Meskipun kamu harus mengorbankan diri, setidaknya ada hati yang tetap memimpi dapat meraih bahagia hati.

~~~ Aytya ~~~


Mesya masih duduk termenung memandang langit senja, meratapi nasib yang akan ia jalani secara terpaksa, dengan sosok yang bahkan belum ia kenal seperti apa wataknya.

"Bun, nanti kalau tunangan aku jahat gimana?", ceplosnya membuat Meira sedih.

"Bunda yakin tidak akan begitu sayang", tuturnya sembari mengusap airmata Mesya.

"Tapi Bun.....", ucapnya terpotong.

"Sstttss....jangan nangis nanti cantiknya hilang", sergah Meira.

Hendra dan Marlia datang bersama dengan keluarga calon tunangan Mesya.

"Mari duduk", tutur Marlia amat manis.

"Iya Nek terimakasih", ucap si lelaki.

"Ayo Bu, panggilkan Mesya dan istriku", tuturnya dengan senyum sumringah.

Marlia menyapa Mesya dan Bundanya dengan amat manis, tidak seperti biasanya.

"Ayo sayang, putri Hendra yang cantik", tuturnya.

Mesya hanya mengangguk lesu dan Meira berjalan beriringan dengan Mesya, ia yakin neneknya hanya sedang menyempurnakan pencitraannya.

"Duduklah di sampingnya Nak", pinta Hendra.

"Tapi Yah...", ucapnya terhenti saat Hendra memberinya kode.

"Hy Mesya...", ucap pria itu.

"Hay", responnya cuek.

"Hmm...bagaimana kuliahmu Sya?", ucap si lelaki.

"Baik", jawabnya lagi-lagi cuek.

" Eh...kalian kan belum saling kenal, kenalan dulu dong", ucap Marlia terkekeh.

"Ehm...iya nek", jawab lelaki itu.

"Namaku Revaldo Gerald, panggil saja Aldo, aku masih kuliah, sama sepertimu Sya", jelasnya.

Mesya hanya mengangguk tanda mengerti.

"Sya...ayo dong kenalin diri kamu",ucap suara barington sang ayah.

"Iya yah", ucapnya.

"Namaku Mesya Anindya Verdinand, panggil saja Mesya, aku juga masih kuliah", jelasnya.

"Wah...sama dong, jangan-jangan kita jo...", ucap si lelaki terpotong.

"Jomblo", ketus Mesya.

"Ahaha...Mesya memang suka bercanda Do", ucap sang ayah menengahi kecanggungan.

"Ngomong-ngomong orangtuamu mana Do?", tanya nenek.

"Kalau ayah sedang menuju kesini nek, sedangkan ibu sudah sampai di depan restoran", jelas Aldo.

"Wah...saya dengar restoran ini hasil kerja kerasmu ya Do?", tanya Rendra.

"Iya om, kebetulan memang saya sudah diajari bisnis sejak saya duduk di bangku SMP", jelas si lelaki.

"Wah....memang tidak salah pilih saya, memilihkan kamu dengan Mesya", Marlia kali ini berbangga.

"Hehehe iya nek, saya juga bersyukur dapat bertemu Mesya", ucap Aldo.

"Hay...jeng, maaf ya jadi nunggu lama", ucap bunda Aldo lalu cipika cipiki dengan Meira.

"Eh gapapa kok jeng, belum lama kok, lagipula anak kita sedang saling memperkenalkan diri", ucap Meira.

Be Yourself [UPDATE WEEKLY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang