Dare or Death

210 11 3
                                    

Terasa sangat terik disiang hari ini. Terasa banyak langkah yang sudah ia coba. Lelah. Tenggorokannya kering terasa tertusuk jika dirasa.

Sampai ditempat tujuan, segera ia mendudukan bokongnya. Sekedar beristirahat sambil menunggu bus yang akan membawanya pulang.

Dilihatnya perempuan kecil disampingnya ini. Rambutnya panjang matanya sipit kulitnya putih pucat. Sudah seperti cece cece jepanese. Dilihat dari umur ia tebak seumuran Abella, adiknya.

Lima menit ia menunggu. Bosan, satu kata pembunuh mood siapa saja. Kembali ia menoleh perempuan disampingnya.

Perempuan itu tersenyum.

Manis sekali. Batinnya.

Ia adalah Dean. Deano Triumpetra.

Bukan Dean Skyzx si Dewa Sadboi ya.

Dean balas tersenyum.

"Hai"

Ntahlah. Satu kata ini dengan lancang keluar begitu saja dimulut Dean.

Dean merutuki dirinya sendiri.

Perempuan itu tersenyum lagi. Giginya terlihat matanya menggelam karna terlalu sipit.

Lucu sekali anak ini.

"Hai kak" Perempuan kecil ini mengulurkan tangannya "Aku Mema kak. Nama kakak siapa?"

Sedikit ragu, Dean membalas uluran tangan Mema. "Nama aku Dean. Deano Triumpetra"

"Namanya cakep, kaya orangnya"

Speechless. "Pfftt, bisa aja kamu. Nama kamu Mema doang?"

Ia kembali tersenyum. Pipinya yang bulat terlihat sangat menonjol. Dean tertarik untuk mencubitnya namun ia urungkan. "Nama panjang aku, Mentari Mahameru ka"

"Wah nama yang indah."

Mema mengangguk sebagai jawaban "Euuumm, btw aku pulang dulu ya. Sudah mulai sore. Nanti aku dimarahin Mama. See you kak" ucapnya sebelum berlalu meninggalkan Dean.

Dean melihat ada yang janggal pada anak ini. Rambutnya acak acakan. Kantung matanya menghitam. Kulitnya yang putih terlihat sangat pucat. Bibirnya terlihat sangat kering. Jalannya seperti tersenggal tapi masih terlihat cantik. Ingin rasanya Dean bertanya, diurung karna terlalu privasi menurutnya.

^_^

Bell sekolah berdering nyaring. Semua murid bersemangat pulang termasuk Dean.

"Deannn" panggil Nemo

"Buru banget dah. Tungguin dong" sambung Jeje

"Iya buru buru banget. Biasa bareng kita juga"

"Kenapasi?" Tanya Dean
"Gue cepet lo komen. Gue lama juga komen. Biasanya gue yang paling lambat juga"

"Iya matinya"

"Hah? Lo barusan bilang apa je?"

"Lo paling lama matinya. Badak lo." Nemo menghampiri Dean "udah ah ayo. Biasa diamah suka nglindur"

Dean masih thingking mode on, ditarik paksa untuk berjalan mengikuti Nemo.

Matanya menyelusuri setiap koridor yang ia lewati. Terlihat sepi.

Perasaan belom lebih tiga menit bell berbunyi kok udah sepi banget batinya.

Ia terus berjalan dibelakang Nemo. Keningnya berkerut, baju temannya ini terlihat sangat lusuh. Bercak noda coklat terlihat dikerah hingga punggung baju putihnya

"Nemo"

Yang dipanggil berhenti otomatis Dean ikut berhenti.

"Baju lo kotor banget. Abis ribut sama siapa?"

I'm Not PsychoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang