Mentari diufuk barat meredupkan pemandangan wanita yang kini sembunyi dibalik tembok gudang tua.Matanya memanas hampir ingin menangis tapi terus ditahannya. Ia takut jika ia menangis akan menimbulkan suara yang kemudian membuat dirinya ketawan lalu kembali ditangkap dan disekap oleh orang orang berbadan besar yang kini sedang mencarinya.
Dila tidak tau apa kesalahannya hingga ia harus terjebak dalam situasi seperti ini. Sepulang sekolah ia melakukan rutinitas seperti biasa mampir ke kedai es krim sebentar lalu pulang. Namun kemarin belum sempat ia memesan Es krim strawberry favoritnya, ia sudah tidak sadarkan diri. Lalu setelahnya ia terbangun dan berada ditempat ini.
Tap tap tap...
Oh shit.
Lupakan bagaimana ia bisa lolos dari tempat penyekapan, kini terdengar langkah kaki seseorang yang mendekat.
Tegas kuat dan menyeramkan bila didengar dari suara langkahnya.
Jantung Dila sudah melompat tak karuan. Didominasi rasa takut, ia mundur beberapa langkah mencari keberuntungan barangkali masih ada tempat untuknya menyelinap.
Pranggggg...
Tubuhnya menyenggol tumpukan seng yang disusun tegak sampai jatuh dan menimbulkan suara. Mata Dila membola. Napasnya tercekat. Kerongkongannya kering. Akankah ia tertangkap?
"Siapa itu?" Suara bariton itu memakin mendekat.
Dila semakin takut dan ingin menangis. Tubuhnya sudah tak bisa bergerak lagi. Tubuhnya mentok sampai tembok ujung. Dila tremor.
"Disini kau rupanya"
Fadila membatu. Laki laki berbaju hitam badanya tegap berotot dan menyeramkan kini ada dijarak 7m darinya. Ia tertangkap.
Laki laki itu berus melangkah mendekati Dila. Ia semakin takut kala pria berotot tadi menyeringai lalu mengerluarkan pistol dari sakunya.
Tenang santai tapi pasti.
"Ucapkan selamat tinggal"
Dorrr..
Nafas Dila memburu. Pria tadi terdiam, pistolnya jatuh lalu ia memastikan bagian lain kepalanya.
"Keparat" dia mengumpat sebelum berbalik.
Dorrr.. Dorr.. Dorr..
Pria dihadapannya tersungkur jatuh dengan darah segar dibagian atas tubuhnya. Kepalanya hancur tulang pipinya tak lagi berbentuk otaknya ikut ambyar bercampur darah disekelilingnya.
Dila mendongak terlihat Lili -temannya ada diujung sana. Ia menyeringai lalu berjalan mengampiri Lili.
"Thx sista"
"Yaoi selo. Udah yu cabut"
"Cih, dasar babi"
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Psycho
RandomJika kamu diminta pilih kanan atau kiri kamu pilih mana? kalo aku pilih kamu. Buat kunikmati setiap jerit rintih kesakitanmu. :)