XIIMIA3

53 6 0
                                    

Suasana hari ini mendung sangat dianjurkan kembali berkemul dan menjelajahi mimpi namun semua hanya hayalanku semata, tugas kelompok sejarah memaksa aku bersiap dan mendatangi sekolah dihari minggu pagi ini.

Pelan pelan aku berjalan dikoridor sekolah sambil menikmati roti coklat yang tadi sempat kubeli. Sebelumnya aku sudah memiliki janji dengan teman kelompok ku untuk berkumpul depan kelas XII MIA 3.

Sesampainya didepan kelas aku terdiam. Mencermati suara apa yng barusan ku dengar. Suara rintihan suara permintaan dan suara tangisan.

Suara tersebut tersamarkan oleh suara hujan deras yang tiba tiba turun. Demi apapaun aku tak ingin tau apa yng terjadi di dalam. Tapi naluriku, besok senin tugas harus selesai. Dan jadilah aku disini. Depan pintu kelas sambil mengunyah roti berdiri tegak menatap keempat temanku yang balas menatapku.

Aku acuh berjalan melewati teman temanku yang menggunakan helm. Iseng kulirik tangan mereka memegangi temenku, Alfi.

Ngomong ngomong Alfi, dilihat bibir bawahnya tertancap garpu makan dilumuri darah disisi kelilingnya. Kedua tangan dan kakinya diikat di kursi. Tak lupa rintihan sakit terus ia gumamkan.

Aku duduk lalu menancapkan sedotan ke susu ultra stawberry kesukaanku. Menonton tanpa makan atau minum akan terasa kurang bukan?

Ku lihat, Wati dengan curter stenlisnya mulai digoreskan di pipi kiri Alfi. Belum puas di tusukan hingga menembus pipi lalu ditariknya hingga sobek sampai ujung bibir Alfi. Dirasa kurang balance, wati kembali melakukan hal yng sama dipipi bagian kanan.

Aku tak membayangkan rasanya. Yang ku bayangkan kepuasannya. Sakit biarlah jadi urusan Alfi saja.

Manusia adalah makhluk yang selalu merasa kurang.

Kini giliran Nur yang ambil alih oprasi kecil ini. Dilepasnya helm pink dikepalanya dielusnya sebentar lalu di hantamkan keras kearah kepala Alfi. Diulang terus dan terus hingga Alfi terlihat lemas dan tak kuat lagi melawan bahkan bersuara.

Hidungnya mengeluarkan darah segar pelipis kirinya pun tak kalah segar.

Kini kayu balok sudah ditangan Nana. Diisyaratkan kedua temannya untuk menyingkir. Diayun kan beberapa kali lalu diarahkan kekepala Alfi dan

BUGG...

Byaaarrrr....

Kepala yang sudah tak lagi mulus itu kembali dihancurkan paksa. Otaknya putih dan urat uratnya terlihat masih sedikit berdenyut terlihat menggelikan.

Dan ya, lihatlah penampilan ketiganya cipratan darah mana mana bajunya kotor dan bau amis mendominasi.

Sekarang aku tau, fungsi helm bagi mereka itu apa.

I'm Not PsychoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang