Friend

685 31 0
                                    

"Kim Taehyung."

"Hadirrr~~"

"Min Yoongi."

"Hadir Ssaem."

"Jeon Jungkook."

"Siap Ssaem, hadir." Jawab si pemilik gigi kelinci kelewat semangat.

"Park Jimin?"

Yang dipanggil hanya mengangkat tangan malas, tak ada niat untuk bersuara.

"Baiklah. Selamat datang di Kelas IX B, selama satu tahun ke depan saya yang akan menjadi wali kelas kalian. Jika ada apa-apa jangan ragu untuk bertanya, anggap saja kita teman." Ucap Sejin Ssaem yang dibalas dengan riuhan satu kelas.

"Apa itu artinya kita bisa nongkrong bareng Ssaem? Sesama orang tampan kita harus sering-sering sharing tentang arti ketampanan. Hahahaha " Itu tadi suara Kim Seokjin, siswa yang bermimpi 10 tahun lagi menjadi Idol terkenal dengan julukan Worldwide Handsome.

"Boleh, kurasa tak ada salahnya berbagi tips ketampanan dengan orang lain. Hahaha."

Seisi kelas kembali riuh mendengar candaan Sejin, guru muda yang sejak kedatangannya dua tahun lalu mampu menarik perhatian seisi sekolah. Tak hanya karena wajah tampannya, tapi juga pembawaannya yang ramah dan mudah berteman dengan siapapun termasuk siswanya. Menjadikan Sejin sebagai guru favorite dan dambaan setiap kelas.

Sebagai seorang guru, dia selalu berharap yang terbaik untuk siswanya, tak terkecuali tahun ini. Terlebih lagi sebagai seorang wali kelas IX, dia akan berusaha semaksimal mungkin agar semua siswanya lulus dengan nilai yang baik dan masuk ke sekolah yang mereka inginkan.

Untuk itulah Sejin memilih pendekatan secara emosional ke siswanya, lebih menganggap mereka sebagai teman. Berusaha dekat dan akrab agar bisa mengetahui karakter tiap siswanya, dengan begitu dia bisa lebih mengerti apa yang siswanya inginkan.

Sejin berkeyakinan bahwa proses belajar selama di sekolah haruslah dengan situasi yang nyaman untuk guru maupun siswa, sehingga apapun materi yang diberikan bisa dimengerti oleh semua siswa.

...

...

"Kook, tugas dari Sejin Ssaem sudah selesai belum?" Taehyung bertanya sambil menyamakan langkahnya dengan Jungkook.

"Tentu saja, itu tugas yang sangat mudah bagiku. Kenapa? Jangan bilang kau belum mengerjakannya?"

"Enak saja, aku juga sudah menyelesaikannya tau. Lagian itu tugas yang sangat mudah. Cuma heran saja, tumben sekali tugasnya gampang. Kitakan sudah kelas IX, sebentar lagi lulus, tapi tugasnya terlalu gampang."

Jungkook memutar bola matanya malas. "Kau seperti tak tau saja, tugas seperti ini hanya sebuah permulaan Tae. Jangan anggap remeh Sejin Ssaem."

Taehyung bergidik ngeri. Dia baru ingat bahwa Sejin Ssaem bukanlah orang yang mudah. Benar kata Jungkook, jangan terlalu menganggap remeh guru satu itu. Tugas yang mudah hanyalah permulaan.

"Oh. Hai Jimin!!" sapa Jungkook sedikit berteriak melihat kedatangan Jimin dari arah berlawanan.

Sementara yang disapa hanya menjawab singkat, setelah itu lanjut berjalan memasuki gerbang sekolah.

"Sabar Bro." Hibur Taehyung sambil menepuk-nepuk bahu Jungkook. "Kau bilang Jimin itu temanmu sejak TK. Tapi kenapa sikapnya dingin begitu? Kau bohong yaa??"

"Enak saja!! Kami benar-benar pernah menjadi teman baik." Jungkook menghentikan langkahnya kemudian menatap langit. "Dulu dia anak yang manis, ceria, mudah bergaul dan ramah. Tapi sekarang sikapnya berubah drastis, dingin dan cuek pada semua orang."

Jungkook ingat betul, sewaktu kecil dulu dirinya dan Jimin adalah teman dekat. Kemana-mana selalu bersama, seperti anak kembar. Jimin yang tak mau pisah dengannya, begitupun sebaliknya.

Semua berjalan normal sampai mereka kelas 2 SD.

Saat itu Tuan Jeon dipindah tugaskan ke luar kota, sehingga otomatis keluarganya pun ikut pindah. Jungkook maupun Jimin sama-sama menangis hebat ketika tau mereka akan terpisah dalam waktu yang lama.

Barulah saat kelas 2 SMP, Keluarga Jeon kembali ke Seoul. Namun tak tinggal di rumahnya yang dulu, melainkan di komplek perumahan elite karena sekarang Tuan Jeon menjadi Kepala Cabang di perusahaan tempatnya bekerja.

Jungkook senang bukan main karena berpikir bisa kembali berteman dengan Jimin, tetangga sebelah rumah yang dulu sangat dekat dengannya. Teman sekaligus saudara yang selalu menemaninya bermain.

Namun siapa sangka, sifat Jimin berubah 180 derajat. Sangat berbeda dengan Jimin kecil yang dia kenal dulu.

Jimin menjadi sangat pendiam. Sapaan pertama Jungkook setelah bertahun-tahun lamanya mereka tidak bertemu, hanya dijawab deheman singkat oleh Jimin. Begitupun di hari-hari berikutnya, Jimin masih menjadi orang yang cuek dan dingin. Menjawab sapaan teman-temannya atau menjawab pertanyaan dari guru seperlunya saja.

"Apa kira-kira dia marah ya karena aku meninggalkannya dulu?"

"Bisa jadi. Tapi kurasa bukan itu alasan utamanya. Kalian berpisah sewaktu kecil, walaupun sempat menangis selama beberapa hari pertama, tapi aku yakin setelahnya kalian akan lupa. Memori anak kecil belum sekuat itu."

"Kau benar Tae."

"Bisa jadi Jimin berubah karena ada alasan lain. Jangan berkecil hati Kook, berusahalah mendekatinya lagi. Aku yakin kalian bisa menjadi teman dekat lagi seperti dulu. Jangan bersedih, tetap semangat." Taehyung mengangkat kepalan tangannya memberi semangat ke Jungkook. "Aku juga akan mendekati Jimin. Karena aku yakin dia sebenarnya anak yang baik. Keadaan saja yang membuatnya seperti itu."

"Terima kasih karena sudah mau mendengar ceritaku dan selalu memberikan saran."

"Eyy~ aku tidak sebaik itu Jeon Jungkook. Kau pikir semua ini gratis? Ada biaya yang harus kau bayar untuk sesi konsultasimu barusan."

"Sialan kau Kim. Kukira kau berbeda dari orang lain, ternyata sama saja. Mata duitan." Jungkook menendang bokong Taehyung kesal.

"Kau pikir selama ini aku sekolah tanpa mengeluarkan biaya? Semua ilmu yang kudapat menghabisakan biaya sangat banyak Kook. Dan aku tak akan membiarkannya terbuang secara cuma-cuma. Hahaha."

"Heh orang kaya!! Bagaimana mungkin kau meminta imbalan pada orang miskin sepertiku?"

"Miskin kepalamu!" Taehyung memukul kepala belakang Jungkook. "Sudah, jangan banyak cakap. Pulang sekolah nanti traktir aku Chicken Noodle Soup di restoran yang baru seminggu buka itu."

"Double sialan. Itu bukan restoran murah brengsek! Kau benar-benar mau memerasku hah!!"

Bukannya menjawab, Taehyung malah tertawa keras sambil berlari meninggalkan Jungkook yang masih mengumpat tak jelas melihat kelakuan temannya itu.

'Jimin... kuharap kita berteman lagi seperti dulu..."

...
..
.

Based on J-Drama : Kinpachi Sensei Season 2007
(Dengan beberapa perubahan sesuai kebutuhan cerita)

14 Oktober 2020

My FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang