Peri kecil
Karya : Fani_dy26
Seorang gadis kecil berumur 5 tahun tengah menangis tersedu sedu menatap boneka beruangnya yang jatuh berlumuran tanah. Ia tak tahu bagaimana caranya mengambil boneka kesayangannya itu, karena air kotor berlinang di sekitarnya.
Gadis kecil itu duduk di sebuah kursi panjang taman, menutup kedua matanya sambil sesenggukan. Ia sangat sayang pada boneka kecilnya itu. Boneka pemberian neneknya saat ulang tahun ke-empat.
"Hikss ... hiks ... Boneka Una kotoll hiks ..."
"Stt ... Jangan nangis, nanti peri kecil jadi jelek loh," hibur seseorang mampu membuat gadis kecil itu sedikit meredakan tangisnya.
Ia mendongak menatap seorang lelaki yang berdiri tak jauh darinya. Matanya menatap polos dan berkedip lucu karena air matanya masih berlinang.
Cowok itu jongkok menghapus bercak air mata gadis kecil itu. Cowok yang bernama Alvaro itu menarik tangan mungil gadis kecil itu ke tempat duduk yang berada di taman.
"Peri kecil kenapa nangis?" tanya Alvaro menggenggam tangan mungil itu.
Gadis yang bernama Una itu sedikit heran dan bingung dengan ucapan Alvaro yang menyebutnya Peri kecil.
"Siapa peri kecil? Apa peri itu cantik?" tanya Aluna polos.
Alvaro tertawa kecil sangat gemas dengan gadis di depannya ini. "Kan kamu peri kecilnya, "Alvaro mengusap pipi Aluna yang sedikit chubby.
"-- peri kecil itu sangat cantik." sambung Alvaro.
Una sedikit membuka mulutnya, sangat penasaran tentang peri kecil itu seperti apa, "Apa cantiknya seperti Una?"
Alvaro mengangguk.
"Peri kecil kenapa nangis?" tanya Alvaro kembali.Terlihat mata Una kembali berkaca-kaca, ia menoleh menunjuk boneka beruangnya yang terjatuh ditanah kotor, "Boneka Una ... hiks... hiks.." Una kembali menangis melihat bonekanya.
Alvaro kembali kalang kabut saat Una menangis kembali. Dengan cepat Alvaro mencium bibir Una agar tangisnya terhenti, seperti yang mamanya lakukan padanya jika menangis. Dan benar, Una berhenti menangis menatap Alvaro polos.
Alvaro tersenyum, tanganya bergerak mengusap pipi Una lembut dan pelan. Umur mereka berbeda dua tahun, mereka masih kecil tapi sikap Alvaro cukup dewasa.
Alvaro mengeluarkan sebuah gantungan kunci yang ia simpan disaku celananya. Gantungan kunci pemberian kedua orangtuanya dari Paris saat itu. Entah kenapa dengan mudahnya Alvaro memberikan pada Una. Padahal gantungan kunci itu benda kesayangannya yang setiap hari selalu Alvaro bawa.
Alvaro menyodorkan gantungan kunci boneka salju pada Una. Dengan senang hati Una menerimanya. "Jaga ini baik-baik ya peri kecil."
Una mengangguk memeluk gantungan kunci itu. Ia menatap mata Alvaro yang juga menatapnya.
Aku bakalan ingat sama mata kamu yang Indah peri kecil, batin Alvaro.
"Kenapa manggil Una peri kecil? Kan Una punya nama," Una menatap Alvaro cemberut. Dia teringat dengan Alvaro yang memanggilnya Peri kecil.
Alvaro menggeleng tidak terima. Ia suka memanggil Una dengan peri kecil. Entah kenapa, panggilan itu sangat istimewa untuk Una.
Sejenak Alvaro menatap langit yang mulai gelap, dengan segera Alvaro menarik Una turun untuk pergi pulang. "Ayo Al anter kamu ke rumah, nanti Peri kecil Al bakalan kehujanan." ajak Alvaro.
KAMU SEDANG MEMBACA
KISAH DALAM KASIH (ANTOLOGI) SUDAH TERBIT
Cerita PendekSelamat datang! Ini adalah antologi cerpen para anggota Keluarga CERAMA bertema SchoolMate atau Kisah Kasih Di Sekolah. Mohon dukungannya untuk para pejuang Antologi Cerpen ini agar lebih banyak giat untuk berkarya dengan memberikan komentar dan v...