Kopi yang ku minum ini bukan kopi mahal Di, harganya bahkan tak sampai sepuluh ribu rupiah. Tapi Di, dia lebih dari cukup buat aku bahagia.
Sama sepertimu, Di. Dia itu teman setiaku.
Entah kala pagi ataupun malam,
Dia selalu bisa buat aku merasakan candu; buat aku begadang seharian; tidak tidur; tidak bermimpi; sejenak bisa lupa merindui kamu.Rasanya aku ingin minum kopi sehari lima kali, biar bisa terus lupa mengenai kamu. Biar perutku mulas karena kafein, bukan karena ingat kamu.
Sayangnya, mereka bilang kopi tidak baik diminum banyak-banyak. nanti lambungku rusak, bisa-bisa aku mati muda gara-gara kopi.Maka dari itu, Di.
Sebelum lambungku kena penyakit maag akut, dan harus bolak-balik rumah sakit. Sempatkan sejenak waktumu buat kita ngopi bareng; duduk berdua dalam satu meja, saling berhadapan tanpa pembatas; tanpa sekat; tanpa siapapun disampingmu; juga tanpa siapapun disampingku; hanya aku dan kamu.Masalah tempat biar kamu yang tentukan. Mau dimana saja; di kedai kopi bergengsi atau warkop lesehan pinggir jalan. Entah kopi harga lima puluh ribu, atau satu gelas lima ribu. terserahmu, Di. Aku ikut seleramu.
Asal bersamamu, kopi hitam tanpa gula pun akan habis ku teguk tanpa sisa!
ditulis Mei, 2020.
Subang
KAMU SEDANG MEMBACA
Potret Patah Hati (Di, dan Kenangan)
PoesíaHatiku memang patah, tapi tidak cintaku padamu; dia utuh dan akan tetap utuh! Potret & puisi original by @dinarwt95