--
If you're ever feeling lonely, just look at the moon. Someone, somewhere, is looking at it too --•
•
•
•Malam begitu dingin, karna kini tidak ada lagi kau disini. Sedih ya, sebelumnya kita selalu bersama. Tapi pada akhirnya, kamu memilih dia. Aku tidak mengerti apa yang terjadi, hal itu begitu tiba-tiba. Aku terlalu takut untuk berkata, aku lebih memilih diam dan bisu dengan harapan kamu mengerti. Sayangnya, kamu tidak mengerti.
Hei, apa kabarmu?
Ingin rasanya bisa kembali bertegur sapa, seperti dulu. Aku tidak lagi tau, apa yang salah. Hanya saja aku merasa, sangat sedih. Apalagi saat kau berkata, kau tidak membutuhkanku lagi.
Apa kau membenciku?
Aku tidak tau harus apa, aku terlalu binggung. Terlebih saat kau mengatakan, kau sudah tidak menginginkanku lagi. Saat itu, aku tidak mengatakan apapun kan? Itu hanya karna aku tidak tau harus berkata apa.
Tapi yang ku tau, jantung ku rasanya ingin meledak. Sakit sekali. Hatiku seperti di remas, perih sekali. Dan yang bisa ku lakukan, hanya menangis.
Hei, apa dia baik padamu?
Apa dia mencintaimu?
Apa dia menyayangimu?
Apa kau..... Bahagia?
Jika memang begitu, aku senang. Tidak apa, lagi pula aku tidak pantas untuk sosok sehangat kau. Lihat saja, kita ini bagai tanah dan langit. Orang-orang pun berkata seperti itu kan? Kau yang hangat seharusnya mendapat yang hangat juga, kau tidak seharusnya bersama sosok dingin seperti ku.
Matahari tidak cocok bersama bulan. Ya, sekarang kau bukanlah lagi bumi. Kau sekarang adalah matahari, dan dia adalah bintang. Kalian cocok untuk bersama, karna kalian memiliki cahaya kalian sendiri.
Sedangkan aku sang bulan, hanya berputar-putar pada poros yang sama. Bumiku sudah hilang, jadi aku tidak tau harus apa. Tidak, bumiku masih ada. Tapi dia tidak lah nyata. Bumiku hanyalah.... perasaanku padamu yang terlampau besar. Mencoba untuk bertahan bersamanya, walau aku tau disana sudah tidak ada apapun.
Hei, apa itu terdengar menyedihkan?
Jika iya, maafkan aku. Aku tidak tau harus bagaimana, kau menghilang begitu saja. Meninggalkanku dalam kegelapan. Padahal sudah ku katakan padamu, aku hanya memilikimu.
Dulu, kehangatan itu hanya untukku. Namun sekarang, kau tidak lagi menghangatkanku. Sedih rasanya jika mengingat hal itu. Mengingat, kau bukan lagi milikku.
Apa aku ini jahat?
Benar, aku ini jahat. Jika diingat, aku tidak pernah memperlakukanmu dengan baik. Karmakah untukku? Tapi kenapa harus kau? Kenapa harus cahaya terakhir yang ku miliki?
Apa kau tau? Setelah semua cerita sudah terdengar, tidak ada satupun cerita yang dapat ku katakan. Penghianatan demi penghianatan menghampiriku. Aku juga manusia loh, aku juga merasa lelah. Lelah akan segala hal.
Di awali dengan keirian, sifat yang bertolak belakang denganmu yang penuh ketulusan. Lalu di sertai dendam, sangat kotor untukmu yang suci. Setelah itu, apa kau tau? Aku tidak lagi merasakan apapun. Hingga kau datang, dan kambali memberiku cahaya. Aku sungguh sangat senang.
Aku juga pernah bermimpi. Aku dan kau menikah, menjalin sebuah kebahagian yang tidak akan putus. Tertawa, tersenyum, menangis, kita melakukan itu bersama. Lalu saat aku terbangun, aku tertawa. Menertawakan kebodohanku, karna lupa jika kau sudah tidak ada lagi disini.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIFE NOTE
FanfictionHanya tentang bumi yang kehilangan bulannya. Seperti aku yang kehilangan kamu... •••••• Sekedar oneshoot... Enjoy..