-- Aku lelah bersembunyi... Jadi kali ini, akan ku katakan padamu--
•
••
•Senja sudah berganti, malam yang dinginpun menyapa. Rintik hujan terdengar pelan, angin malam pun berbisik lirih. Nyaman, sangat nyaman. Tapi, malam ini begitu dingin. Dingin, seperti matamu saat memandang ke arahku. Pada titik itu, aku akan membalas dengan tatapan tajam milikku. Berharap, kamu tidak akan bisa membaca segala rasa yang aku rasakan.
Ne, apa kamu tau?
Aku selalu seperti ini. Menghindari kamu, seolah-olah aku membencimu. Padahal, aku begitu mencintaimu. Apa aku pengecut? Tentu saja, bukan?
Tapi, jangan salahkan aku...
Kamu yang terlalu bersinar, hingga aku merasa tidak pantas berada di sisimu. Aku terlalu takut, untuk mendekat. Rasa-rasanya seperti terbakar, dalam keputusasaan.
Kamu menanggung beban yang sama beratnya sepertiku, hingga aku merasa kita bisa berbagi luka. Sayangnya, kamu tidak membutuhkanku. Jadi yang bisa ku lakukan, hanya menyerah dan mundur.
Kalah sebelum berperang, aku merasa demikian.
Tapi tak apa, aku memang suka bersembunyi. Aku tidak suka memperlihatkan luka ku, apalagi jika itu kamu. Aku takut kamu mengatakan betapa lemahnya aku. Aku takut kamu mengatakan betapa tidak berdayanya aku. Aku takut kamu mengatakan, aku tidak berguna.....
Aku memang tidak bisa seperti mereka, yang mencoba berbaur bersamamu. Aku terlalu malu, untuk melakukannya.
Tapi....
Semakin lama, aku semakin mengerti. Kamu membenciku kan? Aku tak tau apa salah ku, tapi aku juga terlalu takut untuk bertanya padamu. Aku tidak mau kecewa.
Aku sudah banyak kehilangan, aku tidak mau merasakan sakit untuk yang kesekian kalinya. Maaf saja, jika aku terlihat begitu pengecut.
Ah, benar. Apa kamu bahagia?
Sejujurnya aku memiliki berjuta untaian kata, yang ingin ku sampaikan. Tapi aku yakin kamu tidak akan mengerti, atau mungkin kamu tidak mau mengerti. Kita sering bertemu bukan? Walau dalam ketidak sengajaan. Tapi, aku sedikit banyak merasa senang. Bodoh ya?
Tak apa, aku memang seperti itu.
Lagi, aku bersembunyi. Padahal, tanpa aku bersembunyi pun kamu tidak akan menemukanku. Menyedihkan! Aku benar-benar merasa sangat menyedihkan!
Tapi.... Aku bisa apa?
Kata-kata yang sudah ku susun untuk mu, hancur begitu saja. Dinding yang ku bangun agar kamu tidak melihatku, runtuh begitu saja. Aku bahkan tidak sanggup untuk membangun apapun lagi.
Kamu tau? Rasanya sakit. Sangking sakitnya, aku seperti mati berkali-kali. Tapi, kenapa aku masih bertahan? Jangan bertanya padaku, aku pun tidak tau jawabannya.
Seiring berjalannya waktu, aku mengerti. Aku adalah satu di antara orang bodoh yang hanya bisa berjuang tanpa mendapat apapun. Aku hanya bisa diam membisu, tanpa bisa menyentuhmu.
Lalu aku mencoba memberanikan diri, untuk mendekatimu. Sayangnya, penolakan darimulah yang kudapatkan. Memang, kamu tidak mengatakannya. Tapi dari gerak tubuhnmu aku yakin kamu, tidak menyukaiku di sisimu.
Aku hancur...
Aku tidak tau, apa yang harus aku lakukan. Aku seperti di bakar hidup-hidup, panas dan sakit yang tidak bisa ku hentikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIFE NOTE
FanfictionHanya tentang bumi yang kehilangan bulannya. Seperti aku yang kehilangan kamu... •••••• Sekedar oneshoot... Enjoy..